Headlines
Loading...

Oleh. Neni Arini 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Memiliki putra-putri saleh saliha adalah dambaan semua para orang tua. Segala ikhtiar dilakukan untuk mendapatkan kesalehan. Sehingga berkorban waktu dalam menggapai kesalehan, lelahnya tubuh dalam meriayah, banyaknya harta yang dikeluarkan untuk memenuhi apa yang menjadi hak anak-anak. Semua itu diikhtiari dengan sungguh-sungguh.

Tak ada rasa sesal ketika harta yang dimiliki habis, lelah tubuh yang menerpa, hilangnya waktu bersama teman dan keluarga ketika semua itu terbayar dengan kesalehan anak-anak yang dimiliki.

Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt. Tidak semua pasangan merasakan anugerah berupa anak. Bersyukurnya diri diberikan kepercayaan untuk memiliki anak yang mengantarkanku berpredikat sebagai seorang ibu.

Serasa mimpi di kala itu, ketika suara bayi terdengar untuk pertama kalinya. Ya Allah betulkah itu anakku? Betulkah kini aku menjadi seorang ibu. Ternyata semua itu bukan mimpi tapi sebuah kabar bahagia tatkala aku merengkuh tubuh kecilnya. Tubuhku bergetar ketika aku menggendongnya untuk pertama kalinya di saat itu, tak terasa bulir air mata kebahagiaan menetes dari kedua pelupuk mataku. Tak dapat kubendung. Terimakasih ya Allah atas segala nikmat dan kesempatan diri untuk menjadi seorang ibu. Kami pun bersujud syukur di kala itu, karena telah diberikan kesempatan memiliki peran baru sebagai orang tua.

Maha Baiknya Allah padaku, setelah mendapatkan putra lelaki, Allah memberikan kesempatan kedua untuk memiliki bayi perempuan. Cantik sekali kala itu saat ku tatap wajahnya, sampai kakaknya mengatakan "Adek ayu sekali ya Ibu, cantik." Masyallah rasa bahagia seorang kakak ketika melihat adek kesayangan lahir untuk tuk menemaninya.

Dua malaikat kecilku, telah melengkapi kebahagiaan hidupku. Dan hari-hariku pun banyak dihabiskan dalam membesarkan mereka. Jarak kelahiran yang dekat cukup membuat tubuh merasakan lelah. Tetapi rasa lelah itu akan hilang tatkala senyum bahagia terpancar dari kedua malaikatku.

Jujur saja, pengalaman menjadi seorang ibu tidaklah banyak untuk kumiliki. Membesarkan mereka dengan sebatas kemampuan diri. Banyak sekali kekurangan yang aku miliki sehingga mungkin tidak maksimal dalam mendidiknya, walau menurut kacamata diriku saat itu sudah yang terbaik.

Tetapi, Maha Baiknya Allah padaku. Allah mempertemukanku dengan kondisi keluarga dan lingkungan yang sangat paham dalam hal pendidikan anak, sehingga aku mulai banyak informasi mengenai bagaimana caranya menjadikan anak-anak kita saleh saliha. Beberapa kajian aku ikuti, kelas parenting pun aku datangi. Dan suatu ketika saya mendengar seorang ustaz mengatakan, "Ibu, jadi seorang ibu itu harus pintar, harus cerdas, jangan sampai anak-anak kita bisa menghapal surah Al-Fatihah dari orang lain." Ambil peluang itu agar menjadi jariah buat ibu. Deg, sederhana ungkapan kata itu tapi terasa dalam buat aku yang di saat itu sedang belajar menjadi seorang ibu.

Memang aku bisa mengaji, tapi mengajiku sepertinya belum benar. Kata-kata ustaz tersebut menjadi pemacu diri untuk belajar Al-Qur'an lebih baik lagi. Pikiranku saat itu aku harus belajar, aku ingin memberikan persembahan terbaik untuk anak-anak kelak. Alhamdulillah, dengan giatnya belajar mengaji sehingga aku bisa mengajari sendiri bagaimana anak-anak mengaji baik bacaan maupun hafalan.

Berbagai ilmu agama aku coba untuk terus mempelajarinya. Semua itu aku lakukan untuk meraih surga-Nya Allah. Bukankah doa anak saleh merupakan salah satu amalan yang tidak terputus ketika kita dipanggil oleh-Nya.

Seperti hadis yang disampaikan oleh Rasulullah saw.:
"Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.”(HR. Muslim).

Doa anak saleh yang penuh dengan ketulusan dapat menjadi sebab turunnya rahmat Allah untuk orang tuanya. termasuk pengampunan dosa-dosa orang tua. Anak saleh yang rutin mendoakan orang tuanya akan menjadi jalan bagi terwujudnya keberkahan keluarga.

Masyaallah, aku menginginkannya, sehingga terus berdoa dan berharap anak-anak akan senantiasa mendoakan kami sebagai orang tuanya.

Memang tidak mudah untuk meraih itu semua. Mendidik anak untuk menjadi saleh memerlukan usaha dan kesabaran dari orang tua. Baik dalam memberikan pendidikan agama yang baik, memenuhi kebutuhan fisik dan emosional mereka, serta menanamkan nilai-nilai moral sejak dini. Dengan cara ini, insyaallah orang tua tidak hanya mempersiapkan masa depan anak-anak mereka tetapi juga memastikan bahwa doa dan amal mereka akan mengalir sebagai pahala bagi orang tua.

Memiliki anak yang saleh berarti memiliki harapan akan pahala yang terus mengalir bahkan setelah meninggal dunia. Oleh karena itu, aku pun akan selalu mendidik anak-anak untuk menjadi pribadi yang baik dan taat kepada Allah serta menjadi pejuang bagi agamanya. Semua itu berharap  demi kebahagiaan kami orang tua dan anak-anakku, baik di dunia dan akhirat.

Ya Allah,
Bimbinglah mas Rama dan Mbak Aisyah untuk menjadi anak yang senantiasa taat pada-Mu, lisan dan hatinya selalu menyebut nama-Mu, dan jadikanlah mereka sebagai penolong kami untuk merengkuh surga yang telah Engkau janjikan. Kumpulkan kami dalam naungan surga-Mu. [An]

Baca juga:

0 Comments: