Headlines
Loading...
Oleh. Waviza 

Kasus berulang, remaja melakukan sejumlah kriminalitas. Aksi ini dilakukan dini hari dengan berbagai senjata yang dibawa saat tawuran geng motor. Salah satunya terjadi di Medan. Petugas patroli menangkap satu orang saat hendak tawuran sehingga akhirnya tawuran tersebut gagal. Petugas menyampaikan tawuran yang dilakukan bukan dengan tangan kosong, melainkan dengan beberapa sajam (senjata tajam), yang dibawa yaitu satu celurit, satu parang mirip gergaji, dan dua parang panjang (22/9/2024).

Maraknya kasus kriminalitas yang terjadi sekarang bukan hal baru. Pasalnya, kasus ini terus berulang, hampir setiap tahun. Mulai dari perundungan, tawuran pelajar sampai dengan tawuran geng motor bersajam. Selain itu, kriminalitas ini tak hanya terjadi di Medan, tetapi beberapa daerah lainnya, seperti Cidaun, Semarang, Boyolali, dan berbagai daerah lain. Hal ini menunjukkan betapa krisis generasi hari ini, sampai berani melakukan tindak kriminal yang terus berulang. 

Mengerikan, sungguh miris kriminalitas yang menimpa generasi. Prihatin karena mereka sebagai generasi peradaban seharusnya mampu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Maraknya tawuran antar remaja yang terjadi berulang kali membuktikan bahwa kehidupan kita sekarang telah rusak dengan regulasi yang tak berpihak pada rakyat. 

Kerusakan generasi muda menggambarkan bahwa sistem pendidikan hari ini memang tidak diwujudkan untuk membentuk generasi perubahan, melainkan mengarah pada generasi lemah dan jauh dari aturan. Lihat saja, penerapan sistem pendidikan telah gagal menciptakan generasi mulia, juga menyia-nyiakan potensi pemuda sebagai agen perubahan. 

Selain itu, faktor lain pemicu kerusakan ialah krisis identitas mereka sebagai seorang muslim, lemahnya kontrol terhadap diri, hilangnya fungsi keluarga, juga pengaruh media yang kini telah menguasai sebagian kehidupan mereka dengan tontonan yang tidak mendidik. Juga penerapan hukum dan sanksi yang lemah sehingga tak ada efek jera bagi pelaku. 

Inilah bukti abainya negara pada generasi hari ini. Penerapan sistem sekuler kapitalis telah berhasil merusak generasi. Sistem yang tidak memanusiakan manusia, merusak pemikiran dan budaya, dan yang paling parah menjauhkan generasi muda dari agama. Alhasil, terwujudlah generasi yang amoral, berani melakukan tindak kriminal, dan merusak potensi dirinya. 

Berbeda ketika sistem pendidikan berasal dari Islam. Generasi muda akan tercerahkan dengan kepribadiannya yang mulia sebagai muslim. Islam akan menerapkan sistem pendidikan dengan asas akidah sebagai pondasi dasar bagi generasi. Selain itu, Islam juga akan memberi lingkungan yang kondusif untuk mendukung kesejahteraan generasi. Mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat bahkan dalam lingkup negara akan menumbuhkansuburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas generasi muda. 

Maka, dengan dukungan sistem yang sahih ini akan lahir generasi impian yang berpotensi untuk melahirkan karya dalam kebaikan, mampu mengkaji Islam dan siap berdakwah dalam membangun kembali kehidupan Islam. Alhasil, kesejahteraan umat tercapai. 

Selain itu, negara juga akan menyiapkan kurikulum pendidikan dalam keluarga. Sehingga terwujud keluarga yang harmonis yang mampu memberikan lingkungan kondusif bagi anak-anak. Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: