
OPINI
Pengajian Dihalangi, Konser Musik Difasilitasi
Oleh. Arik Rahmawati
Konser musik yang bertajuk Berdendang Bergoyang di Istora Senayan dan parkir selatan GBK berlangsung ricuh. Pasalnya penonton ternyata melebihi kapasitas yang semestinya. Kapasitas yang seharusnya maksimal 10.000 menjadi sekitar 27.000 penonton.
Hal ini harusnya menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa memberikan jaminan keamanan belum menjadi perhatian bagi pihak penyelenggara. Pihak penyelenggara hanya sibuk mengejar untung tanpa melihat keselamatan dan kenyamanan penonton.
Seharusnya, pihak kepolisian tidak hanya membatalkan acara konser musik, tetapi juga harus lebih cepat mengantisipasi kejadian tersebut. Pasalnya korban sudah berjatuhan di lokasi kejadian. Banyak penonton yang berdesak-desakan hingga jatuh pingsan dan luka-luka. Seharusnya kejadian seperti saat ink tidak boleh sampai terjadi. Tidak boleh ada korban jiwa dalam kegiatan ini. Tidak boleh ada yang rakyat yang harus meregang nyawa dalam konser musik ini.
Seharusnya pihak keamanan mengantisipasi dari awal sebelum jatuh korban. Pihak keamanan seharusnya terlibat langsung di lokasi kejadian sebelum acara berlangsung, termasuk memastikan apakah jumlah penonton sudah sesuai atau tidak dengan surat izin yang disampaikan panitia acara pada pihak kepolisian, sebelum acara terlaksana.
Pihak kepolisian mengecek posko kesehatan yang disediakan pihak panitia sudah mencukupi apa belum, sudahkah melibatkan tenaga kesehatan jika ada penonton yang tiba tiba mengalami gangguan kesehatan dan memastikan kondisi benar-benar aman bagi warga yang menonton konser tersebut. Tugas inilah yang menjadi ranah kewajiban pihak keamanan setempat. Sehingga kejadian over capacity bisa diantisipasi sebelum acara dimulai. Apalagi di lokasi kejadian banyak yang juga meminum minuman keras semakin menambah kekacauan. Bukan baru ada tindakan setelah jatuh banyak korban.
Pemberian izin terhadap acara yang tidak membawa kebaikan bagi generasi muda ini juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak benar-benar menunjukkan perhatian terhadap sumber daya manusia khususnya generasi muda. Pemuda yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam membangun bangsanya malah sibuk dengan acara yang tidak membawa manfaat bahkan dekat dengan maksiat.
Ketika konser yang penuh dengan kemaksiatan dan kekacauan ini diizinkan tetapi di sisi lain acara yang penuh dengan kesyahduan dan keimanan yang bertajuk Hijrah Fest yang akan diselenggarakan di Surabaya beberapa minggu lalu malah dilarang. Padahal sudah banyak tiket terjual untuk acara yang positif ini. Sungguh ironis!!
Inilah realita hidup dalam sistem sekuler. Sistem yang memisahkan kehidupan dari agama. Di mana nilai nilai kebebasan sangat dijunjung tinggi. Demikian pula nilai atau kepuasan materi dipandang sebagai sumber kebahagiaan. Walhasil demi ambisi materi para korporat generasi muda dibidik sebagai pasar. Generasi muda dibina sebagai generasi liberal dan sekuler. Sementara para kapitalis berinvestasi pada dunia hiburan sebagai wadah bagi generasi muda untuk mengimplementasikan nilai nilai sekuler liberal yang dipahaminya. Sungguh memprihatinkan.
Islam Memperhatikan Generasi Muda
Hal ini sangat berbeda dengan sistem Islam. Penguasa dalam sistem Islam sangat memberi perhatian pada pembentukan generasi muda. Penguasa memberikan situasi dan lingkungan yang kondusif demi terbentuknya generasi yang berkualitas yang selalu taat kepada Allah. Hal ini sebagaimana apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.
Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadits dari jalur Abu Hurairah ra, bahwa Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama, bersabda:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Negara adalah benteng yang akan melindungi generasi dari segala perusakan apapun. Mekanisme perlindungan dilakukan secara sistematis melalui institusi negara yakni Daulah Khil4f4h. Khil4f4h akan mewujudkan pembentukan generasi khairu ummah dan pembentuk peradaban gemilang di antaranya dalam masalah ekonomi. Seorang ibu dan anak dipastikan mendapatkan nafkah tanpa perlu bekerja dengan mewajibkan suami atau wali untuk memberikan nafkah pada mereka. Bila tidak ada suami atau wali maka negara yang akan menanggung nafkah mereka sehingga tidak mengganggu konsentrasi para ibu untuk menjaga serta merawat dan mendidik anak-anak.
Sementara dalam masalah pendidikan negara berkewajiban membina warga negara melalui pendidikan dan berbagai kajian agama sehingga ketakwaan individu menjadi pilar bagi pelaksanaan hukum-hukum Islam. Kurikulum pendidikan disusun dalam rangka membentuk kepribadian. Islam yang utuh baik dari sisi akidah, tsaqofah mapun penguasaan iptek.
Dalam masalah media, negara memberikan kebebasan pada media untuk menyampaikan berita tetapi mereka terikat untuk memberikan pendidikan bagi umat, menjaga akidah dan kemuliaan akhlaq serta menyebarkan kebaikan di tengah-tengah umat. Media yang memuat pornografi, kekerasan serta yang merusak akhlaq dilarang untuk tuk terbit dan diberikan saksi bagi pelaku pelanggaran.
Dalam masalah sosial masyarakat yang bertakwa akan selalu mengontrol agar ia tidak melakukan pelanggaran dan menjaga pergaulan sosial sesuai syariat. Budaya amar makruf dan nahi mungkar selalu dihidupkan sehingga orang merasa sungkan untuk melakukan maksiat dan pelanggaran.
Dalam masalah sanksi, negara menjatuhkan hukuman yang tegas kepada para pelaku penganiaya anak dan pihak yang menjerumuskan anak pada kemaksiatan berdasarkan hukum sanksi Islam. Negara melarang segala bentuk event kemaksiatan seperti konser karena terdapat campur baur dan mempertontonkan aurat, pesta minuman keras dan sejenisnya. Negara akan memberikan sanksi yang tegas pada pihak penyelenggara. Hanya Islam yang mampu membangun karakter generasi berkepribadian Islam pembangun peradaban serta melindungi generasi dari berbagai hal yang merusak karakter tersebut.
Baca juga:

0 Comments: