Headlines
Loading...

Oleh. Ratty S Leman

Malam hari setelah sholat Isya di masjid depan maktab beberapa rombongan tampaknya akan melakukan umrah. Barangkali ingin cepat-cepat berumroh biar cepat beres satu tahap, tinggal melaksanakan tahap berikutnya. Bisa jadi juga karena banyak yang kerepotan selama berihram. Selama berihram banyak larangan yang harus dipatuhi.

Bagi yang tidak terbiasa berhijab setiap harinya, mungkin akan terasa menyiksa karena harus menjaga ekstra ketat aurat yang wajib ditutup yakni seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Bagi ikhwan tentu belum terbiasa semua dengan pakaian ihram yang cuma berupa dua lembar kain yang dililitkan ke tubuh.

Kelihatan banget merela amat terburu-buru ingin segera melaksanakan umrah wajib untuk yang tamattu. Padahal dari raut mukanya terlihat masih capek. Mau menunggu besok, khawatir tidak ada teman akhirnya ikut rombongan. Ketua rombongan sudah 'wanti-wanti' (menasehati dan mengingatkan) bagi yang belum memungkinkan ikut malam ini, besok diantar. Tetapi tetap saja semuanya ingin bersama-sama dalam satu rombongan.

Malam pertama di Makkah, hampir satu kloter yang berniat tamattu melakukan umroh meskipun interval waktunya berlainan. Ada yang selepas maghrib, selepas Isya dan ada pula yang tengah malam. 

Malam itu, Umi dan Abinya Rara dikabarkan hilang terlepas dari rombongan. Kebetulan saat itu Rara masih belum bersih sisa menstruasinya sejak dari tanah air. Terpaksa hari pertama di Makkah, Umi dan Abinya pergi bersama rombongan tanpa Rara. Rara sebenarnya tidak tega, tapi apa boleh buat? Diserahkan kepercayaannya pada Allah semata. 

Pukul 22.00 malam beliau berdua berangkat bersama Rombongan tanpa Rara.  Kira-kira pukul 01.00 dini hari seluruh anggota rombongan sudah kembali ke maktab, tapi Umi dan Abi Rara belum muncul juga. Ditunggu sampai hampir subuh belum pulang juga. Akhirnya Rara memutuskan untuk ikut pergi ke Masjidil Haram bersama ibu-ibu satu kamar.

Sesampai di tempat tujuan Rara tidak dapat masuk ke dalam masjid. Rara hanya dapat mencari-cari di lingkungan sekitar Masjidil Haram. Orang-orang bergegas menuju Masjidil Haram untuk segera sholat subuh, sedangkan Rara melongok ke sana ke mari mencari Umi dan Abinya. Rara mulai pesimis untuk bisa menemukan beliau berdua di tengah kerumunan luasnya area Masjidil Haram. Rara sendiri juga baru pertama kali ke sini sehingga belum paham medannya. Agak lama Rara sendirian di luar area Masjidil Haram sampai akhirnya memutuskan untuk pulang ke maktab. 

Rara minta tolong ketua rombongan untuk membantu mencari, Alhamdulillah beliau sanggup. Sampai waktu dhuha ketua dan teman-teman satu rombongan membantu mencari tetapi belum ketemu juga. Wah, Rara mulai tidak tegar dan was-was. Rara meminta tolong pada semua orang yang kira-kira bisa membantu dan tentu saja melapor ke maktab.

Sebenarnya pada saat awal mendengar berita tentang hilangnya Umi Abi, Rara tidak terlalu panik. Sejak awal sudah bertawakal, menyerahkan semua keadaan pada Allah. Insya Allah yakin Umi Abinya dapat pulang dengan selamat. Rara berpikir beliau berdua bisa tanya sana sini dan membawa identitas maktab. Namun keyakinan Rara runtuh ketika menemukan tas gantungan yang berisi identitas Umi Abinya tergeletak tertinggal di atas kasur. Lemaslah dia, air mata pun tak bisa ditahannya.

Rara paham, Umi Abinya sebenarnya masih kecapekan. Rara sudah mengingkat supaya besok pagi saja agar badan cukup istirahat. Namun karena hampir semua satu kloter bersiap umroh malam itu juga, Rara tidak bisa mencegah. 

Ampuni hamba-Mu ini ya Allah. Akhirnya pikiran yang bukan-bukan muncul, menyalahkan diri sendiri. Pagi sampai siang hari itu, praktis pekerjaan Rara hanya berdoa terus dan menangis terisak-isak di kasur.

Waktu terasa amat panjang. Kira-kira hampir waktu dhuhur tiba-tiba terdengar suara "Pak Leman dan Bu Leman sudah ketemu". Alhamdulillah Rara merasa plong. Pintu dibuka, Abi dan Umi malah tersenyum tertawa-tawa melihat Rara menangis. Ih sebel, padahal dia malu sekali menangis di sini, dilihat orang banyak dan mata sampai bengkak. Malu banget.

#Day10Oktober2022
#FaksiRemaja30Hari
#RosulullahTeladanku

Baca juga:

0 Comments: