Headlines
Loading...
Oleh. Umi Hanifah 
(Aktivis Muslimah Jember)

SSCQMedia.Com—Menjadi orang tua bukanlah suatu kebetulan: menikah lalu punya anak. Orang tua adalah orang yang fisik dan mentalnya mencapai tingkat kedewasaan. Tanda dewasa antara lain bisa mengelola emosi, berani mengambil keputusan, percaya diri, bertanggung jawab, menempatkan sesuatu pada porsinya, dan berbagai sifat lainnya yang diperlukan dalam menjalani kehidupan.

Faktanya, tidak mudah menjalankan peran sebagai orang tua. Masih banyak yang beranggapan bahwa ketika bisa memberi anak makan serta mainan, baju bagus, liburan tiap pekan, dan berbagai kesenangan pada anak, seakan semua itu cukup menjadikannya sebagai orang tua.

Hari ini, berbagai kesenangan mudah di dapat anak-anak terlebih adanya gadget. Mereka mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi ada beberapa hal yang sering dilupakan orang tua, salah satunya adalah keteladanan. Cara berbicara dan tingkah laku orang tua banyak berpengaruh pada anak. Ini adalah pembelajaran yang efektif bagi anak tetapi sering diabaikan orang tua.

Mereka mengira pendidikan itu tugas guru di sekolah, orang tua lupa jika waktu anak banyak di rumah, dan saat itulah mereka merekam apa saja yang di lihat dan didengarnya. Maka, apa yang dilakukan anak sejatinya ia mencontoh dari apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Maka, orang tua senantiasa harus berhati-hati dalam beraktivitas dan berucap. Berpikir dulu sebelum mengatakan dan mengambil keputusan adalah sikap bijak.

Bahkan, banyak orang tua membiarkan anak memilih agama sesuai dengan kehendaknya. Sangat miris jika ada orang tua yang memberikan kebebasan pada anak terkait keyakinan/agama. Padahal agama petunjuk hidup, jika dibiarkan memilih tanpa dibimbing dan diarahkan, artinya orang tua telah bersikap ceroboh. Orangtua yang seperti ini telah menjerumuskan anak pada kemurkaan Allah dan kelak rugi selamanya. 

Dalam surah Ali Imran ayat 85 yang berbunyi: "Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya, dan di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Apalagi saat ini, dalam sistem kapitalis liberalisme, kebebasan dianggap hal yang lumrah tidak peduli halal atau haram. Pada faktanya, manusia terutama anak-anak jika diberikan kebebasan, sebenarnya ia sedang mengikuti kebanyakan yang dilakukan orang. Jika di sekitarnya baik maka kebaikan yang dicontoh anak, sebaliknya jika lingkungannya jelek maka kemungkinan besar seperti itulah karakter anak.

Demikian besar peran orang tua, sehingga mereka harus memosisikan dirinya sebagai guru. Seorang guru layak untuk diteladani serta bertanggung jawab terhadap anak didiknya. Begitulah karakter pendidik, ia tidak akan membiarkan anak didiknya berlaku curang, malas, berperangai keras, berbohong, dan sifat jelek lainnya.

Seorang pendidik akan memastikan bahwa anak didiknya selalu dalam kondisi yang baik. Berlaku jujur, berani mengatakan dan membela yang benar, bisa bekerja sama, bertanggung jawab terhadap pilihannya, taat pada Allah Swt. dan Rasulullah saw., serta sikap baik lainnya. Inilah keberhasilan pendidik tatkala anak didik bisa bersikap baik.

Orang tua harus sadar bahwa anak adalah amanah, dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Ia akan menjaga amanah agar tidak menjadi fitnah baik di dunia maupun di akhirat. Orang tua akan memberikan pendidikan yang terbaik, dengan tujuan agar anak punya kepribadian lslam. Akal anak diarahkan untuk memahami mana benar dan salah, serta ada nasihat saat melakukan kesalahan.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

اعْÙ…َÙ„ُوا بطاعة الله واتقوا معاصي الله، وأمروا أهليكم بالذكر ينجكم اللَّÙ‡ُ Ù…ِÙ†َ النَّارِ

Berbuatlah ketaatan kepada Allah dan takutlah dari bermaksiat kepada Allah. Perintahkanlah keluargamu (anak dan istrimu) untuk berdzikir, semoga Allah menyelamatkan kalian dari neraka.

Sungguh mulia kedudukan orang tua yang menjalankan peran sebagai pendidik untuk menyelamatkan keluarganya dari murka Allah. Kehidupan akan berjalan dengan tenang jika setiap orang tua menjalankan fungsinya dengan benar. Keluarga bahagia, masyarakat aman, dan negara kuat serta bermartabat.

Namun sayang, negara dalam sistem kapitalis liberalisme abai terhadap peran strategis orang tua. Negara tidak mengurusi keperluan rakyatnya, mereka dibiarkan memenuhi kebutuhannya sendiri yang semakin hari memberatkan. Berbagai kebutuhan mahal dan peluang pekerjaan semakin sempit, para orang tua sibuk banting tulang agar dapur tetap bisa mengepul.

Walhasil, para orang tua ketika di rumah lelah dan anak-anak dibiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri. Kondisi ini sangat rawan, anak akan mencari solusi melalui media sosial, teman, atau  lingkungannya, yang hari ini semuanya bebas nilai karena agama hanya sebatas pengakuan. 

Islam Mengembalikan Fungsi Orang Tua dengan Benar.

Islam sebagai sistem mampu menjadikan orang tua menjalankan perannya dengan baik dan benar. Negara atau pemimpin akan mendidik para orang tua agar paham perannya dengan standar syariat. Di sekolah, masjid, perpustakaan, dan di mana pun adalah sarana untuk menyampaikan ilmu terkait peran mulia sebagai orang tua. Semua fasilitas berasal dari negara, dengan mudah, murah hingga gratis dengan kualitas terbaik.

Di samping itu, pemimpin akan memperhatikan kebutuhan dasar rakyatnya terpenuhi individu per individu. Bukan sekadar angka statistik.  Karena pemimpin dalam lslam paham bahwa jabatan adalah amanah. Amanah untuk mengurusi kebutuhan rakyatnya dan kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah  Swt.. 

Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar tentu memudahkan para orang tua menjalankan peran mendidik anak-anak mereka. Tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian lslam, mengarahkan mereka agar tunduk pada syariat-Nya. Paham mana halal atau haram, bukan sekadar senang atau tidak. Hidup terarah dan punya tujuan yang jelas, yaitu  beribadah kepada Allah. Ia akan tunduk pada Allah semata untuk meraih keselamatan di dunia dan kelak akan mendapatkan kebahagiaan hakiki.

Sungguh, hanya dengan penerapan sistem lslam orang tua bisa menjadi pendidik dan teladan sejati. Lahirlah generasi tangguh, tumbuh dalam suasana iman serta ilmu. Islam akan menjadi peradaban terdepan melalui generasi yang dididik orang tua hebat. 

Sebaliknya, dalam sistem kapitalis liberalisme, peran orang tua sekadar menjadi induk karena tidak paham perannya. Akibatnya, anak- anak tumbuh liar, keras, individualis, oportunistik hingga rusaklah tatanan kehidupan. Tidak ada kebaikan yang di dapat dalam sistem ini, kelak di akhirat akan mendapat siksa yang pedih. [MA]

Baca juga:

0 Comments: