Headlines
Loading...
Menjadi Ibu, Pencetak Generasi Gemilang

Menjadi Ibu, Pencetak Generasi Gemilang


Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Menjadi seorang ibu bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh kesabaran dan juga ilmu. Ini karena ibu adalah madrasatul 'ula (madrasah pertama) buah hatinya. Ibu adalah orang pertama yang mengajarkan banyak hal. Keberhasilan seorang anak ditentukan oleh pola asuh orang tua di rumah, terutama seorang ibu. 

Namun, dalam sistem kapitalisme sekarang, tugas ibu menjadi lebih berat. Bukan hanya bertugas sebagai pendidik pertama buah hatinya, tetapi banyak juga yang merangkap menjadi pencari nafkah. Akibatnya adalah seorang ibu tidak bisa memaksimalkan perannya sebagai seorang pendidik. Bahkan karena sibuk bekerja demi mencari sesuap nasi akhirnya banyak perempuan yang melupakan berbagai kewajiban lainnya seperti menuntut ilmu.

Padahal menjadi seorang ibu adalah profesi mulia dan tidak bisa tergantikan dengan apapun. Kedudukan seorang ibu dalam Islam adalah tiga tingkat dibanding ayah. Oleh karenanya jika seorang ibu bisa memerankan perannya dengan baik sesuai dengan hukum syarak, maka allah pasti meridainya masuk ke dalam surga.

Saking mulianya seorang ibu, seorang anak diperintahkan untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya dan memuliakan keduanya terutama ibu. Bahkan tidak segan-segan Allah melarang anak durhaka terhadap ibu karena surga ada di telapak kaki ibu.

Rasulullah saw. pernah menerangkan terkait hal tersebut. Mengutip dari kitab Riyadhus Shalihin Juz 1 karya Imam An-Nawawi, berikut bunyi haditsnya.

وَعَنْ أَبِي عِيْسَى الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَيْكُمْ: عُقُوْقَ الْأُمَّهَاتِ وَمَنْعًا وَهَاتِ وَوَأْدَ الْبَنَاتِ وَكَرِهَ لَكُمْ: قِيْلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ. متفق عليه

Artinya: Dari Abu Isa al-Mughirah bin Syu'bah r.a berkata, Rasulullah sawh. bersabda, “Sesungguhnya, Allah mengharamkan atas kamu, durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya, membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci kamu yang banyak bicara serta banyak bertanya, begitu pula yang menghambur-hamburkan harta." (HR Bukhari dan Muslim)

Akan tetapi, peran ibu akan berjalan dengan maksimal jika sejalan dengan peran ayah. Ya, meski pun tugas ayah adalah mencari nafkah dan itu merupakan kewajiban, tetapi anak juga membutuhkan sosok ayah yang penuh kasih sayang serta tanggung jawab dan mau mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, terutama mengajarkan tentang akidah sejak kecil. Mendidik buah hati tidak bisa hanya disandarkan kepada sebelah pihak saja, melainkan harus sejalan antara ayah dan ibu.

Meski menjadi orang tua dalam sistem hari ini cukup berat, tetapi jika dilakukan dengan baik, ikhlas, dan selalu bersandar kepada Allah, insyaallah semuanya akan berjalan dengan baik. Kita harus paham bahwa anak adalah titipan yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Ya, setiap kita pasti akan dimintai pertanggungjawaban tentang segalanya termasuk dalam hal mendidik buah hati.

Untuk itu, agar anak menjadi investasi akhirat kita kelak, maka sebagai orang tua kita harus benar-benar mendidik anak kita sesuai ketentuan syariat. Kita harus berupaya menjadikan anak-anak kita menjadi anak-anak saleh-salihah, paham agama, mencintai Al-Qur'an, dan mau berjuang menolong agama Allah. Dengan begitu, kita berharap kelak anak-anak kita menjadi wasilah masuk ke dalam surga-Nya.

Betapa bahagianya kelak saat kita bisa meraih jannah karena buah dari upaya kita membimbing buah hati menjadi anak saleh sesuai maunya Allah. Setiap orang tua pasti berharap anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang memiliki akidah yang kukuh dan cinta terhadap agamanya. Maka, mari kita tunaikan kewajiban mendidik anak yang sesuai syariat Islam dengan baik agar kelak kita mendapatkan syafaat dari upaya tersebut. Jangan lupa untuk selalu melibatkan Allah dan meminta kemudahan. Sebab tanpa kebaikan Allah segalanya akan terasa sulit.

Mari kita cintai peran kita sebagai seorang ibu. Jangan malu jika keseharian kita hanya berkutat sebagai ibu rumah tangga. Sebab peran ibu sangat besar dan mulia. Ibu adalah pencetak generasi. Pilihannya adalah kita mau menjadi ibu pencetak generasi gemilang atau generasi pecundang?

Kita juga harus senantiasa bersyukur dengan keberadaan anak-anak kita, meski mungkin belum terdidik dengan sempurna, tetapi masih berpeluang meraih surga saat kita mau bersabar dalam mendidik buah hati tercinta.

Libatkan selalu Allah dalam segala urusan kita termasuk dalam hal mendidik buah hati. Bermunajatlah kepada Allah agar melembutkan hati anak-anak kita. Sebab bukan kita yang menggenggam hatinya melainkan Allah Swt. Sulit menurut kita, mudah bagi Allah.

Ya Allah, aku memohon kebaikan dunia akhirat untuk anak-anakku. Lembutkan hati mereka untuk menerima kebenaran. Tetapkan mereka dalam iman dan Islam. Jadikan mereka pejuang agama-Mu. 

Ya Allah, kelak aku berharap surga. Aku ingin meraih surga bersama anak-anak dan suami tercinta. Tetapkanlah kami dalam kebaikan dan ketaatan sampai akhir hayat. Aamiin ya Rabbal a'lamiin. [MA]

Tasikmalaya, 22 Juni 2025

Baca juga:

0 Comments: