Oleh. Iha Bunda Khansa
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Hujan deras, wajah sendu, jilbab ungu, dan suapan nasi padang tak mungkin hilang dari ingatanku. Tak terasa waktu berlalu, sementara rindu dan kangen tetap hadir menghiasai diri seorang ibu, ayah, dan saudara-saudaranya.
Kuhela napas panjang dan beristigfar, memohon ampunan-Nya. Kesedihan boleh, namun jangan berkepanjangan. Yakin dan percaya akan ketentuan-Nya. Di balik ujian yang hadir, hanya mengharap rida-Nya yang akan menghantarkan menuju surga-Nya.
Sebagai makhluk Allah yang mempunyai keterbatasan, kekurangan, dan kelemahan, tentu sangat wajar dan pasti merasakan kesedihan ketika orang yang kita cintai dan sayangi di dunia pergi tak kembali menghadap Pemilik-Nya Yang Maha Segalanya. Manusia harus menerima qada Allah dengan ikhlas dan sabar.
Bersabar melepaskan kepergian orang terkasih dari dunia selamanya tentu berbeda dengan melepas seorang anak ketika harus menuntut ilmu di pondok, karena masih ada harapan bertemu dan bersama di kala liburan sekolah.
Luasnya karunia dan rahmat Allah Swt. akan diberikan kepada hamba-Nya yang mampu bersabar atas segala ujian, musibah, dan beriman dengan qada-Nya. Manusia hidup dalam genggaman-Nya, apa pun yang menimpa hamba-Nya, harus ikhlas dan sabar.
Sebagaimana dalam hadis Rasulullah Saw. bersabda:
Dari Abu Hurairah, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Tidak ada balasan bagi seorang hamba-Ku yang beriman, di waktu Aku mengambil nyawa orang yang dikasihinya di dunia, kemudian ia mengharapkan keridaan Allah (rela bersabar), melainkan orang itu mendapatkan surga." (HR. Bukhari, no. 6424).
Hadis di atas mengandung pelajaran dan sekaligus kabar gembira bagi siapa pun yang kehilangan orang terkasih yang dicintai di dunia. Karena kesedihan, kesabaran, dan rela melepaskan apa yang pernah menjadi miliknya, dan berharap balasan yang terbaik dari Allah Swt. dengan surga.
Memang tidak mudah dan instan, seorang ibu langsung melupakan buah hati, putri bungsu satu-satunya yang pergi tak kembali. Butuh waktu dan menata diri untuk menerima qada Allah yang merupakan bagian dari keimanan.
Memang tidak mudah, dulu penantian panjang berharap dikaruniai anak perempuan, dan Allah mengabulkan. Bersyukur atas amanah dan karunia-Mu ya Allah. Allah memberikan kesempatan menitipkan, lalu Engkau ambil.
Aku menerima.
Aku sabar.
Aku ikhlas dan rida.
Semua yang ada di dunia adalah titipan Ilahi, yang pada akhirnya dikembalikan pada pemiliknya.
Kebersamaan sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia dengan mudah, bayi cantik lahir bertepatan dengan 1 Muharam, bulan mulia.
Kuasa-Mu ya Allah ...
Engkau titipkan bidadari cantik, salihah. Kami sekeluarga bahagia selama membersamaimu. Kau tak pernah merepotkan, sejak dalam rahimku sebagai ibunya, sampai lahir dan tumbuh sehat, begitu menyenangkan, qurrata a'yun.
Masyaallah...
Sejak masuk sekolah di PAUD satu-satunya yang mengenakan kerudung, sampai TK, SD, tsanawiyah, auratmu terjaga. Bahkan ketika Allah menjemputmu, auratmu terjaga, cantik.
Banyak kenangan indah dan tak mudah dilupakan. Bukan tidak ikhlas menerima qada-Nya. Sebagai ibu dan manusia biasa yang serba kurang, tentu merasa belum maksimal dan masih banyak mimpi-mimpi bersamanya yang belum terwujud. Beberapa keinginan belum aku kabulkan.
Astaghfirullah...
Qadarullah wa masyaallah,
Allah Pemilik alam semesta, dan seluruh makhluk-Nya dalam genggaman-Nya. Saat menulis kembali kenangan bersamanya, semata mengingatkan diriku bahwa dunia yang fana ini akan ditinggalkan, dan berharap bidadariku menjadi jalan pembuka pintu surga. Ya Allah... doa dan harapan yang membuat diriku tenang dan bahagia.
Belajar untuk terus bersabar menghadapi segala ujian yang datang. Tentu aku berusaha maksimal.
Sebagaimana apa yang dikatakan Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah tentang sabar:
"Menanggung kesedihan dan musibah dengan sabar, jika tidak, kamu tidak akan pernah bahagia."
Allah Swt. berfirman dalam surat An-Nahl ayat 96, artinya:
"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan."
Ayat-ayat cinta-Nya dan sabda Rasulullah Saw. yang mampu memberikan ketenangan dan keikhlasan, untuk bersabar dan ikhlas.
Jelang tiga tahun kepergian putriku, rasa rindu terus menghampiri, ya... rindu tak bertepi. Semoga Allah mengampuni hamba-Mu.
Aku terus berbenah diri, mempersiapkan bekal sebaik-baiknya di sisa usiaku.
Bersabar dan ikhlas menerima qada-Nya, karena bagian dari pembuktian iman. Iman tidak cukup percaya, tetapi harus dibuktikan dengan perbuatan, amal saleh. Apakah dengan datangnya ujian makin mendekat kepada Allah atau menjauh?
Ya Allah, hamba mohon ampunan-Mu, berikan hamba kesabaran yang sebenarnya dan ikhlas atas kada-Mu.
Ya Allah, Ya Rahman dan Rahim, sibukkanlah hamba untuk menjalankan aktivitas sesuai syariat-Mu, berjuang dan berjemaah agar terwujud aturan Islam kaffah dalam naungan daulah khilafah atas manhaj kenabian.
اَللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø¥ِÙ†ِّÙŠْ Ø£َسْØ£َÙ„ُÙƒَ الْجَÙ†َّØ©َ، ÙˆَØ£َعُÙˆْذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ النَّارِ
"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu surga, dan berlindung kepada-Mu dari neraka."
Kumpulkan kami di dalamnya bersama para nabi, salihin, syuhada, dan keluarga, sahabat taat.
Maha Suci Engkau, dengan memuji-Mu.
Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Engkau, dan aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu.
Aamiin ya Allah ya mujibassailin.
Wallahu a'lam bishawab.
Cianjur, 18 Juli 2025
Baca juga:

0 Comments: