Headlines
Loading...

Oleh. Iis Nopiah Pasni 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.ComSiapa orang yang paling berhak aku perlakukan baik?
Ibumu,
Ibumu,
Ibumu,

Dari Abu Hurairah, ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu." Laki-laki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah menjawab, "Ibumu." Laki-laki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah menjawab, "Ibumu." Laki-laki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah menjawab, "Ayahmu."

Penyebutan ibu tiga kali menunjukkan betapa besar jasa dan pengorbanan seorang ibu. Tiga tahap berat yang dialami seorang ibu, yaitu mengandung, melahirkan, dan menyusui, menjadi alasan utama mengapa kedudukannya lebih tinggi. 

Takkan habis kalau menceritakan tentang birrul walidain terutama tentang seorang ibu tersayang. Ketika seorang anak telah menggapai ridanya ibu dan bapak, maka rida Allah menyertai. Masyaallah. 

Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang hampir seluruh jiwa raganya, kasih sayangnya, perhatiannya tercurah pada bapak dan kami anak-anaknya.

Mulai dengan bangun pagi, salat Subuh  lalu belanja sayur pagi-pagi sambil jalan santai dan menyapa teman-temannya. 

Lanjut menyiapkan sarapan untuk  seluruh keluarga. Setelah kami semua berangkat ke sekolah dan Bapak mengajar di Madrasah, beliau akan beres-beres rumah panggung khas Sumatera Selatan. Selanjutnya, kegiatannya membersihkan dan menyiram bunga-bunganya. Masyaallah, depan rumah halaman semuanya penuh bunga, beraneka ragam bunga ada. Naik ke tangga ada sebuah teras kecil (tundan kecil_bahasa daerah Muara Enim), di sana juga penuh bunga, khususnya tanaman suplir. 

Siang pulang sekolah, setelah Zuhur, bapak dan ibu ke kebun seberang. Bapak langsung menjala ikan di sungai Lematang. Ibu menanam dan memetik sayur mayur di kebun.

Pulangnya menjelang azan Asar. Kami anak-anaknya harus sudah ada di rumah sudah mandi dan salat Asar di masjid dan langsung belajar di TPA Nurul Yakin Muara Enim. Tentu saja semua itu membekas  dalam sanubariku. Terekam indah tentang cinta dan pengorbanan seorang ibu.

Ada satu lagi, kebiasaan yang selalu ibu lakukan sampai saat ini, beliau biasa sedekah. Nilainya berapa saja, pokoknya ia berikan kepada anak-anak, orang dewasa ataupun orang tua.

Sedekahnya juga bermacam-macam, kadang memberi makanan, kadang memberi buah pisang ke tetangga, kadang memberi kue, kadang memeberi air mineral dan nasi bungkus pada pedagang yang istirahat di dekat rumah. Masyaallah. Sungguh, ini membekas di hatiku. Semoga akunbisa meneladani apa yang dilakukan ibuku.

"Nop harus rajin sedekah agar berkah, agar segalanya dimudahkan Allah," kata Ibu padaku.

"Iya, Bu," jawabku sambil tersenyum.

Ya Allah, panjangkan umur ibu kami dalam ketaatan, sehatkanlah beliau, mudahkanlah segala urusannya. Selalu lindungilah di mana pun beliau berada.

Muara Enim, 18 Juli 2025 [An]

Baca juga:

0 Comments: