Headlines
Loading...
Keserakahan Manusia, Merebaknya Bencana

Keserakahan Manusia, Merebaknya Bencana

Oleh. Imas Sunengsih, S.E., M.E.
(Aktivis Muslimah Intelektual)

SSCQMedia.Com—Indonesia berduka, pasalnya bencana yang terjadi di Sumatera sungguh luar biasa dahsyat. Banjir bandang dan tanah longsor telah meluluhlantakkan Sumatera dari Aceh sampai Sibolga. Rakyat pun panik dan nyawa turut serta menjadi korban keganasan banjir bandang.

Dirangkum dari detikcom, Sabtu, 29/11/2025, banjir dan longsor terjadi sejak Rabu (26/11). Setelah dua hari berselang, jumlah korban jiwa terus melonjak dan bahkan sampai angka ratusan (Detik.com, 29/11/2025).

Fenomena banjir bandang di Sumatera menunjukkan keserakahan manusia, di mana banyaknya kayu gelondongan ikut hanyut terbawa air sampai menumpuk bak gunung. Disini kita bisa melihat telah terjadi eksploitasi besar-besaran, pembalakan liar hingga mengakibatkan hutan menjadi gundul. Akibat gundulnya hutan tidak bisa menampung derasnya air hujan yang turun sehingga mengakibatkan longsor dan banjir bandang.

Alam mulai marah, kerusakan parah telah terjadi, kebijakan yang salah dalam pengelolan sumber daya alam pun menjadi bukti pertapa negeri ini telah dikuasai oleh para oligarki. Pemerintah tidak peduli, padahal rakyat selalu jadi korban sistem kapitalistik. Pelaku utamanya memang negara ini yang mengadopsi sistem yang rusak yaitu sistem kapitalisme yang menyuburkan manusia serakah yang menguasai sumber daya alam. Dieksploitasi secara berlebihan sampai rusak dan menimbulkan bencana,  mereka rela mengorbankan nyawa rakyat yang tidak bersalah.

Sistem kapitalisme yang  berasal dari asas sekularisme tidak menjadikan agama sebagai tolok ukur dalam pengaturan tatanan kehidupan. Mereka mengatur kehidupan dengan aturan buatan manusia itu sendiri, padahal kapasitas manusia amatlah lemah. Untuk mengatur dirinya sendiri saja tidak mampu apalagi mengatur tatanan kehidupan sampai negara. Aturan agama sama sekali tidak boleh ikut campur dalam mengatur kehidupan. Itulah sistem kapitalisme. Walhasil, yang terjadi akhirnya menciptakan manusia serakah yang tidak akan pernah puas dengan capaian materi, terus ekspansi untuk memperluas jajahannya. Maka, sistem kapitalisme ini sesungguhnya tidak layak untuk mengatur kehidupan, sebab yang ada hanya menciptakan manusia-manusia serakah, alam pun rusak, bencana merebak dimana-mana.

Solusi Islam

Allah Swt. mengingatkan manusia dalam firman-Nya QS. Ar-Rum ayat 41, sebagai berikut:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ۝٤١

Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (TQS. Ar-Rum: 41).

Dalam Islam, ketika manusia hidup di dunia, ia tidak boleh hidup dengan sebebas-bebasnya dan tidak boleh juga manusia membuat aturan untuk kehidupan tersebut. Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna telah mengatur secara rinci dan detail untuk mengatur kehidupan manusia, terutama untuk mengatur pengelolaan sumber daya alam.

Sistem Islam mengatur bahwa sumber daya alam merupakan kepemilikan umum sehingga tidak boleh dikuasai oleh individu ataupun negara. Sudah punya porsinya masing-masing mana kepemilikan individu, kepemilikan negara, dan kepemilikan umum. Sumber daya alam merupakan kepemilikan umum sehingga tidak boleh dikuasai oleh individu atau negara, kemudian tidak boleh juga dieksploitasi berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan seperti yang Allah telah kabarkan dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 41 di atas.

Jadi, bencana yang terjadi di Sumatera merupakan ulah tangan-tangan manusia yang serakah bukan karena bencana alami. Orientasi manusia yang serakah ini yaitu hanya keuntungan materi semata, aturan agama dicampakkan. Padahal, bagi seorang muslim tolak ukur perbuatan harus berdasarkan kepada aturan Islam, sebab konsekuensinya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.

Aturan Islam ini tidak berhenti di individu saja, tapi negara wajib untuk menerapkan menjadi sebuah sistem Islam yang menyeluruh. Ranah negara ini sangat urgen dalam penerapan sistem Islam kafah, sebab negara akan memberikan sanksi tegas bagi yang melanggarnya. Jelas, eksploitasi tidak akan terjadi, yang ada negara Islam akan mengelola dengan baik sesuai syariat, kemudian hasil dari pengelolaan sumber daya alam tersebut untuk kepentingan rakyat/umum.

Dengan demikian, untuk mewujudkan sistem Islam kafah ini merupakan kewajiban semua elemen kaum muslim. Kaum muslim harus mengerahkan segenap kemampuan dan daya upaya untuk memperjuangkannya, karena inilah solusi atas problematika yang terjadi hari ini terutama menyelesaikan bencana alam yang kerap kali terjadi karena ulah tangan manusia yang serakah.

Adapun ketika terjadi bencana alam yang alami, negara Islam sudah siap siaga dengan upaya preventif dan kuratifnya. Mitigasi bencana yang canggih sudah disiapkan untuk menyelamatkan rakyat, pengurusan urusan umat menjadi prioritas utama dalam negara Islam yang bernama Khilafah ala minhaj nubuwwah. Tidak ada unsur lalai atau abai, semuanya akan selalu dimuhasabahi oleh Majelis Umat akan keberlangsungan kepemimpinan khalifah dalam penerapan sistem Islam secara kafah dan pengurusan urusan umat.

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: