Headlines
Loading...
Satu Kesalahan, Bertahun-Tahun Bertaubat

Satu Kesalahan, Bertahun-Tahun Bertaubat

Oleh: Lilik Yani
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.ComNabi Adam tinggal di surga bersama istrinya, Bunda Hawa. Segala kenikmatan di surga boleh dinikmati sepuasnya. Hanya satu larangan dari Allah, yaitu tidak mendekati satu pohon tertentu. Setan memanfaatkan kesempatan ini untuk menggoda dan menyesatkan.

Berawal dari kedengkian setan yang diusir dari surga karena tidak mau sujud kepada Nabi Adam. Ia merasa lebih mulia karena diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam dari tanah. Karena keengganan itu, setan dikeluarkan dari surga.

Setan menerima keputusan Allah, tetapi meminta diberi kesempatan menggoda manusia hingga hari kiamat. Allah mengizinkannya, kecuali terhadap hamba-hamba-Nya yang ikhlas.

Melihat Nabi Adam dan Hawa bahagia di surga, setan mencari celah untuk membalas dendam. Ia ingin mereka juga keluar dari surga dan merasakan beratnya hidup di dunia. Ketika mengetahui larangan Allah, setan semakin bersemangat menjerumuskan mereka agar mendekati pohon terlarang.

“Tahukah kalian mengapa Allah melarang mendekati pohon ini? Agar kalian tidak kekal di surga. Jika kalian memakannya, kalian akan kekal di sana,” demikian rayuan setan yang seakan menjadi penasihat baik.

Awalnya Nabi Adam menolak karena ingat larangan Allah. Namun Bunda Hawa terpedaya oleh rayuan setan dan ingin mendekati pohon itu. Nabi Adam akhirnya mengikuti keinginan istrinya.

Allah murka dan memerintahkan keduanya keluar dari surga. Nabi Adam pun sangat menyesal dan memohon ampun. Allah kemudian mengajarkan doa taubat sebagaimana dalam QS Al-A’raf ayat 23.

Doa Taubat Nabi Adam dan Hawa

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Keduanya berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.’”

Allah memberikan nikmat berupa kemampuan untuk bertaubat, lalu menerima taubat keduanya. Mereka mengakui kesalahan, menyesal, dan memohon ampun dengan sungguh-sungguh. Adapun iblis tetap keras kepala dalam kesewenang-wenangan dan kemaksiatan. Siapa yang meniru Nabi Adam dalam bertaubat dan menyesali dosa, Allah akan memilihnya dan memberinya petunjuk. Sebaliknya yang meniru iblis hanya akan menjauh dari rahmat Allah.

Taubat Bertahun-Tahun

Merenungi doa taubat Nabi Adam dan Hawa penuh pelajaran. Mereka melakukan satu kesalahan, tetapi balasannya sangat berat, yaitu diusir dari surga dan terpisah. Nabi Adam bertahun-tahun bertaubat, ada riwayat yang menyebutkan 70 tahun dan ada yang menyebut 300 tahun, hingga akhirnya taubatnya diterima Allah.

Astaghfirullah, satu kesalahan saja membuat Nabi Adam dan Bunda Hawa harus menanggung ujian berat. Bagaimana dengan manusia hari ini yang dosanya lebih banyak, tetapi sering menunda taubat. Satu dosa diistighfarkan, tetapi dosa lain menyusul. Sementara amal saleh belum maksimal.

Istighfar semestinya menjadi renungan harian. Kisah taubat Nabi Adam mengajarkan agar terus mengevaluasi diri, memperbanyak istighfar, dan memetik hikmah dari perjuangan taubat beliau.

Menyesali Diri dan Memuji Kebesaran Allah

Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri...” Dalam doa itu, Nabi Adam tidak menyalahkan setan atau Bunda Hawa. Beliau menyalahkan dirinya sendiri, lalu memohonkan ampunan untuk dirinya dan istrinya. Dibutuhkan hati yang sangat lapang untuk mengakui kesalahan. Penyesalan Nabi Adam begitu dalam hingga siap untuk tidak mengulanginya.

“Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

Ini adalah pengakuan tulus dari seorang hamba yang sangat bergantung pada rahmat Tuhannya. Nabi Adam hanya tergelincir oleh rayuan setan, bukan sengaja berbuat jahat. Namun taubatnya tetap memerlukan perjuangan panjang hingga akhirnya diterima.

Bagaimana dengan manusia yang dosanya tak terhitung, amalnya sedikit, dan tidak tahu apakah amal itu diterima. Dengan cara apa kita merayu Allah untuk memohon ampunan. Hanya kepada Allah tempat kembali dan memohon belas kasih.

Rahmat Allah jauh lebih luas dari murka-Nya. Karena itu, Nabi Adam merintih memohon kasih sayang Allah, sebab tidak ada tempat bergantung selain kepada-Nya.

Mengapa Ayat Ini Penting Ditadabburi?

Ini adalah doa taubat pertama yang Allah ajarkan kepada manusia. Doa ini bukan hanya untuk Nabi Adam, tetapi untuk seluruh umat hingga akhir zaman. Al-Qur'an adalah pedoman hidup. Ketika seorang hamba memiliki masalah, Allah menunjukkan solusi melalui kisah para nabi dan orang saleh.

Al-Qur'an berlaku sepanjang masa. Karena itu, doa taubat Nabi Adam adalah doa yang harus diterapkan kapan pun, sebanyak mungkin. Bukan hanya karena dosa kita banyak, tetapi karena kita sangat membutuhkan rahmat Allah.

Tanpa Allah, ke mana lagi manusia mengadukan segala keluhan dan permasalahan.

Allahku, terima kasih. Betapa bahagia hamba memiliki Rabb yang begitu penyayang. Jika bukan kepada-Mu hamba memohon ampunan dan pertolongan, kepada siapa lagi.

Wallahualam bissawab.
[Hz]

Surabaya, 10 November 2025


Baca juga:

0 Comments: