Headlines
Loading...
Peran Santri dalam Meraih Kebangkitan

Peran Santri dalam Meraih Kebangkitan

Oleh: Cucu
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Bertepatan dengan Hari Santri Nasional 1447 H, Presiden Prabowo menyampaikan ucapan selamat kepada para kiai dan santri serta menegaskan bahwa momentum ini harus menjadi ajang mengenang jasa para ulama dan santri yang turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat, 24 Oktober 2025.

Momentum ini merujuk pada peristiwa bersejarah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang dipelopori oleh KH. Hasyim Asy’ari, dan tetap relevan hingga kini, yakni menjaga keutuhan bangsa dengan ilmu dan keimanan. Resolusi tersebut menjadi tonggak penting dalam perjalanan bangsa menuju Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat menuju peradaban dunia.

Hari Santri Nasional tahun ini mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.” Tema ini menekankan bahwa santri harus siap menjadi bagian dari kemajuan global tanpa melepaskan akar nilai keislaman dan keindonesiaan. Santri diharapkan tidak hanya menjadi penjaga moral bangsa, tetapi juga pelopor kemajuan yang menguasai ilmu agama dan ilmu dunia, berakhlak mulia, serta berdaya saing tinggi.

Dalam upaya membangun santri yang bermartabat, pemerintah mengambil langkah konkret dengan memperkuat ekosistem pendidikan keagamaan berbasis pesantren. Salah satu langkah nyata ialah pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di bawah Kementerian Agama. Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah semakin memperhatikan, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan pesantren.

Namun, muncul pertanyaan penting: akankah tema dan upaya pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di Hari Santri kali ini mampu membangkitkan para santri menjadi penggerak kebangkitan umat? Ataukah hanya menjadi ajang seremonial tahunan semata?

Bagi para orang tua, memiliki anak yang belajar di pondok pesantren dan menjadi santri merupakan kebanggaan tersendiri. Mereka berharap anaknya menjadi pribadi yang paham ilmu agama dan dapat menolongnya di yaumil akhir. Namun, harapan ini bisa sirna ketika santri tidak memahami hakikat menjadi penuntut ilmu di pesantren.

Kini, tidak sedikit pesantren yang mulai menjauh dari nilai-nilai keislaman dan justru menghasilkan santri dengan pemahaman kapitalistik, sehingga sulit berkontribusi dalam membangkitkan umat. Peringatan Hari Santri pun kerap hanya sebatas seremoni tanpa langkah nyata untuk mencetak generasi faqih fiddin yang mampu membangkitkan umat.

Banyak santri kini hanya memahami dirinya sebagai siswa yang memperdalam ilmu agama, tanpa menyadari tugas besarnya sebagai penjaga kalimatullah dan penegak aturan-aturan Islam di muka bumi. Pesantren yang seharusnya mencetak penerus para anbiya justru diarahkan untuk mengokohkan konsep “Islam moderat” hasil pemikiran sistem kapitalisme. Hal ini menjadi bagian dari upaya penjajahan pemikiran yang berusaha melemahkan Islam dan memandulkan perannya di tengah masyarakat.

Umat semakin kehilangan sosok-sosok pejuang yang akan menegakkan Islam di bumi. Karena itu, sudah seharusnya kita bergerak membantu para santri dan generasi muda untuk berada di garda terdepan dalam mewujudkan kesejahteraan dunia demi kebahagiaan akhirat.

Untuk menyelesaikan permasalahan umat dan membangkitkan mereka dari keterpurukan, tidak cukup hanya mengandalkan peran santri dan pesantren. Negara juga harus berperan aktif sebagai pelindung dan penggerak kebangkitan umat. Negara harus memfasilitasi santri agar mampu berdaya guna dan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan negara antara lain:

  1. Melayani dan memfasilitasi pesantren agar mampu menunjang proses pembelajarannya.

  2. Menetapkan kurikulum berbasis Islam untuk mencetak generasi tangguh, beriman, dan berakhlak Islami.

  3. Menyalurkan potensi generasi muda sesuai kemampuan masing-masing serta menjadikan santri sebagai pengemban dakwah.

  4. Memahamkan visi dan misi santri sebagai penjaga panji Allah Swt.

  5. Bersama negara, melanjutkan dakwah Islam kaffah ke seluruh dunia.

Dengan pemahaman Islam yang benar dan dukungan penuh dari negara, para santri dan generasi muda akan mampu bergerak demi kemajuan agama dan bangsa. Peran santri yang telah dididik oleh pesantren akan membantu negara dalam memahamkan umat agar taat kepada Allah Swt.

Masyarakat Islam akan tegak jika ada tiga pilar yang berperan menjaganya, yaitu ketaatan individu, kontrol masyarakat, dan kontrol negara sebagai lembaga yang menerapkan hukum serta sanksi di tengah umat.

Wallahualam bissawab. [ry]


Baca juga:

0 Comments: