Headlines
Loading...

Oleh. Imas Sunengsih
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Banyak manusia hari ini yang lupa akan hakikat diciptakannya untuk apa, terlebih di tengah tatanan kehidupan yang merusak akidah, pemikiran, dan kehidupan seorang muslim. Aturan warisan penjajah telah menanamkan banyak pemahaman yang menjauhkan seorang muslim dari agamanya.

Sekularisme namanya, yaitu paham yang memisahkan kehidupan dari aturan agama. Padahal, bagi seorang muslim, pemahaman ini tidak dapat dijadikan pondasi kehidupan, sebab Islam mengajarkan untuk menyembah Allah Swt. sampai ajal tiba. Artinya, seluruh aspek kehidupan harus sesuai dengan aturan Allah Swt., yakni Islam secara kafah.

Ketika seseorang mengaku muslim, tetapi kehidupan dan aturannya tidak sesuai dengan Islam, berarti ia telah mengadopsi pemahaman penjajah seperti sekularisme, kapitalisme, liberalisme, demokrasi, dan berbagai isme lainnya. Semua pemahaman ini sengaja diciptakan untuk menjajah kaum muslim dan menghancurkan Islam.

Berbagai upaya dilakukan penjajah agar kaum muslim tidak menjadikan Islam sebagai aturan hidupnya. Jika kaum muslim jauh dari Islam, maka mereka tidak akan bangkit. Jika tidak bangkit, maka akan mudah dijajah dan terus terjajah. Ini harus menjadi perhatian serius bagi kaum muslim, karena penjajah tidak akan tinggal diam jika melihat adanya tanda-tanda kebangkitan Islam.

Sebagai seorang muslim, kita harus sadar akan hakikat diciptakannya kita, yaitu untuk beribadah kepada Allah Swt., bukan kepada selain-Nya. Ini merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim, yang harus selalu taat beribadah kepada Allah Swt. sepanjang hidupnya hingga ajal tiba. Sebagaimana Allah Swt. mengingatkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Hijr ayat 99:

Ùˆَٱعْبُدْ رَبَّÙƒَ Ø­َتَّÙ‰ٰ ÙŠَØ£ْتِÙŠَÙƒَ ٱلْÙŠَÙ‚ِينُ

Artinya: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”

Karena tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya tiba selain Allah Swt., maka ketaatan yang total harus terus dijaga. Berjagalah, jika esok atau lusa ajal datang, semoga kita dalam keadaan beribadah kepada Allah Swt. Setiap muslim tentu menginginkan akhir yang husnul khatimah—itulah cita-cita sejati seorang hamba beriman.

Di antara kita mungkin pernah melihat seseorang meninggal dunia dalam keadaan bermaksiat kepada Allah Swt., sepanjang hidupnya tidak pernah beribadah kepada-Nya. Apa yang salah? Ia tidak memahami tujuan hidup seorang muslim, sehingga arah kehidupannya tidak jelas. Ditambah lagi, sistem kehidupan saat ini memang didesain agar manusia jauh dari ibadah kepada Allah Swt.

Sahabat, yuk mulai berbenah diri dan terus meningkatkan ketaatan kita kepada Allah Swt. Ingat, dunia ini sementara. Apa pun yang kita miliki hanyalah titipan. Kehidupan ini fana, sedangkan kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat. Surga yang menjadi tempat tinggal abadi itulah yang harus kita perjuangkan.

Surga yang seluas langit dan bumi merindukan orang-orang yang taat kepada Allah, yang hanya menyembah-Nya hingga akhir hayat. Pintu surga akan terbuka menyambut kekasih-kekasih Allah. Masyaallah, rindu akan surga-Mu, ya Rabb. Semoga hamba layak mendapatkan surga firdaus. Aamiin.

Kita mungkin iri dengan keimanan, ketakwaan, dan ketaatan saudara-saudara kita di Palestina. Mereka layak mendapatkan surganya Allah, sedangkan kita masih jauh dari mereka. Namun, jangan pernah berputus asa untuk meraih rida Allah Swt. Teruslah memperjuangkan kehidupan Islam, tetap istikamah dalam perjuangan, terus mengkaji dan mendakwahkan Islam. Semoga dengan padatnya aktivitas dakwah, Allah Swt. meridai kita. Aamiin, ya Rabb.

Tetap semangat menjalani kehidupan ini. Walaupun badai datang silih berganti, yakinlah Allah Swt. akan selalu menolong kita. Jangan jauh dari Allah, karena hidup kita akan kacau. Sembahlah Allah Swt., maka hidup kita akan penuh keberkahan, insyaallah.

Wallahualam bissawab.
[ry]


Baca juga:

0 Comments: