Headlines
Loading...
Saatnya Gen-Z Bicara Perubahan yang Hakiki

Saatnya Gen-Z Bicara Perubahan yang Hakiki

Oleh. Ummu Inqilabyy
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.ComMasa muda masa yang berapi-api, itulah ungkapan nyanyian yang tak asing di telinga kita. Memang masa remaja menjadi masa penuh tantangan karena banyaknya perubahan. Namun, masa ini juga merupakan fase penting sebagai persiapan menuju kedewasaan agar menjadi individu yang sehat dan produktif. Karena itu, pemahaman dan pengarahan diri sangat diperlukan agar mampu melewatinya dengan baik.

Baru-baru ini, ramai para remaja ikut berdemo. Tidak hanya kalangan mahasiswa, tetapi juga pelajar SMA dan SMK yang turun ke jalan. Aksi mereka banyak menuai atensi serta tanggapan, baik positif maupun negatif, dari publik.

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Syaifudin, mengatakan fenomena ini menunjukkan adanya perluasan partisipasi politik di kalangan usia muda. Secara teori, hal tersebut dapat dikaitkan dengan proses sosialisasi politik. Para remaja mulai mengenal isu publik, membentuk identitas kolektif, dan mengekspresikan posisi sosialnya (Times Indonesia, 29/8/2025).

Secara fitrah, manusia memiliki gharizah baqa’ yaitu naluri mempertahankan diri. Keterlibatan remaja Gen Z dalam aksi demo sejatinya adalah fitrah mereka sebagai manusia. Ketika melihat kezaliman, tentu tidak bisa tinggal diam. Namun, sayangnya masih banyak dari mereka yang belum menemukan solusi hakiki dan mendasar untuk memusnahkan segala bentuk kezaliman.

Inilah momentum untuk menyadarkan umat, termasuk para remaja, agar kembali kepada Islam. Sebab, sejatinya segala kezaliman yang terjadi hari ini merupakan bukti bobroknya sistem demokrasi kapitalisme. Hanya sistem Islam yang mampu menjamin kesejahteraan umat.

Dalam Islam, seorang pemuda yang lantang melawan kezaliman justru mendapat apresiasi luar biasa, setara dengan jihad. Rasulullah saw. bersabda:

Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini hasan).

Islam juga telah mengatur adanya muhasabah lil hukkam, yaitu kewajiban mengoreksi kesalahan para penguasa. Inilah bentuk kontrol masyarakat terhadap pemimpinnya.

Sejarah Islam membuktikan, kritik yang terbuka dan tegas kepada penguasa bukanlah hal yang menakutkan. Sebagaimana kisah seorang wanita bernama Khaulah yang mengoreksi Khalifah Umar bin Khattab ketika beliau membatasi mahar 400 dirham, dengan mengutip Surah An-Nisa ayat 20. Umar pun menyadari kekeliruannya dan berkata, “Wanita ini benar dan Umar salah.”

Kisah ini menunjukkan keberanian rakyat dalam menyampaikan kebenaran dan kelapangan dada penguasa ketika terbukti salah atau keliru.

Wallahualam. [My]

Baca juga:

0 Comments: