OPINI
Ketika Dunia Bungkam, Islam Punya Jawaban
Oleh. Ummu Fahhala (Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Serangan Israel ke Gaza makin brutal. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mendesak warga sipil mengungsi secara paksa dan memerintahkan pasukan untuk merebut seluruh kota Gaza (Republika, 20/8/2025). Kejahatan ini bukan hanya menargetkan pejuang, tetapi juga menghancurkan rumah, sekolah, masjid, dan rumah sakit.
Di sisi lain, ambisi Zionis untuk menguasai penuh Gaza diperkuat dengan dukungan politik Amerika Serikat, terutama Donald Trump. Dunia menyaksikan kezaliman ini. Masyarakat dari berbagai negara mencoba menolong dengan cara mereka. Di antaranya melalui misi kemanusiaan Sumud Flotilla yang berlayar menyalurkan bantuan ke Gaza dan menantang blokade Israel. Armada ini lahir dari kolaborasi banyak negara dan gerakan rakyat yang tidak rela membiarkan Gaza sendirian (RRI, 27/7/2025).
Krisis Gaza bukan sekadar tragedi kemanusiaan, tetapi masalah besar yang membutuhkan solusi hakiki. Bantuan kemanusiaan hanyalah penahan luka, bukan penyembuh penyakit. Selama Zionis tetap bercokol di tanah Palestina, penderitaan tidak akan berhenti.
Para ahli juga menyoroti hal ini. Nida Fadlan, pakar politik Islam, menegaskan bahwa dunia gagal menolong Gaza karena solusi yang diberikan hanya tambalan, bukan jalan keluar sistemis. Ia menyebut empat penyebab utama yaitu: lemahnya PBB, terpecahnya negara muslim, donasi yang hanya jangka pendek, dan absennya solusi jangka panjang (Republika, 22/8/2025). Pandangan ini meneguhkan bahwa penyelesaian Gaza harus melalui langkah besar, bukan sekadar karitas.
Realitas pahit ini makin jelas ketika penguasa Arab justru berkhianat. Usulan embargo minyak ditolak, mereka menutup mata pada agresi Israel, bahkan secara diam-diam bekerja sama. Dunia pun lebih banyak mengutuk daripada bertindak.
Diamnya dunia membuat Zionis makin leluasa. Mereka melancarkan genosida dengan dukungan penuh Amerika. Fakta ini membuktikan bahwa dunia tidak benar-benar peduli pada Gaza, kecuali lewat retorika kosong.
Bantuan makanan, obat, dan dana memang penting. Namun, semua itu hanya menolong korban, bukan menghentikan pelaku. Seperti orang yang menolong korban perampokan, tetapi membiarkan perampok tetap berkeliaran. Gaza akan terus berdarah, selama Israel tidak dihentikan dengan kekuatan.
Oleh karena itu, solusi kemanusiaan harus disertai solusi politik dan militer yang berpihak pada umat. Inilah yang Islam tawarkan secara jelas dan syar’i.
Solusi Islam
Islam memberikan solusi nyata: jihad fi sabilillah. Allah berfirman, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian.” (QS. Al-Baqarah: 190).
Para ulama dari seluruh dunia dalam konferensi internasional di Turki, bertajuk “Tanggung Jawab Islam dan Kemanusiaan: Gaza”, juga menegaskan perlunya solusi syar’i (Republika, 21/8/2025). Mereka mengingatkan bahwa jihad bukan pilihan opsional, melainkan kewajiban ketika negeri muslim diserang.
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya imam (khalifah) adalah perisai. Orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengan dirinya.” (HR. Muslim).
Sejarah mencatat, Palestina pernah dibebaskan dua kali: pada masa Umar bin Khaththab ra. dan Shalahuddin al-Ayyubi. Keduanya membuktikan bahwa hanya jihad dalam naungan kepemimpinan Islam yang mampu menghentikan penjajahan.
Gaza tidak membutuhkan simpati tanpa aksi. Gaza butuh kepemimpinan umat. Kekuatan militer negara-negara Islam yang bersatu sudah lebih dari cukup untuk mengalahkan Israel dan sekutunya. Namun, potensi besar itu terpecah karena ide nasionalisme dan pengkhianatan penguasa.
Allah Swt. berfirman, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi … untuk menggentarkan musuh Allah dan musuhmu.” (QS. Al-Anfal: 60).
Ayat ini menegaskan pentingnya persiapan kekuatan skala negara. Maka, solusi akhir bagi Gaza bukan sekadar bantuan kemanusiaan atau konferensi internasional, melainkan jihad yang dikomando oleh khalifah.
Ulama wajib menyadarkan umat agar tidak berhenti pada donasi dan doa, tetapi menuntut tegaknya kepemimpinan Islam. Hanya dengan Khilafah, umat bisa bersatu dan mengusir Zionis dari bumi Palestina. [An]
Baca juga:

0 Comments: