Headlines
Loading...
Tahun Baru, Saatnya Evaluasi dan Perbaiki Diri

Tahun Baru, Saatnya Evaluasi dan Perbaiki Diri


Oleh: Rina Herlina

(Kontributor SSCQMedia.com)

SSCQMedia.com—Tidak terasa, pergantian tahun baru Islam yang ditandai dengan 1 Muharam sudah berlalu sebulan yang lalu. Saking sepinya dari perayaan, banyak umat Islam yang terkadang tidak menyadari bahwa tahun baru Islam telah berganti. Meskipun dalam ajaran Islam tidak ada perintah khusus untuk merayakan pergantian tahun, miris rasanya jika melihat bagaimana umat Islam justru begitu antusias dalam menyambut pergantian tahun baru Masehi.

Padahal, paling tidak, dalam momentum pergantian tahun baru Islam, umat seharusnya memaknai 1 Muharam sebagai momen refleksi diri dan muhasabah atas perjalanan hidup di tahun sebelumnya. Namun, faktanya, umat Islam hari ini justru semakin jauh dari ajaran agamanya sehingga membuat kebanyakan dari mereka tidak lagi sibuk melakukan evaluasi diri.

Dengan adanya pergantian tahun baru Islam, umat Islam semestinya lebih fokus pada perenungan diri, evaluasi amal perbuatan, serta penyusunan rencana yang akan dijalankan di tahun yang baru. Apalagi bagi kita, para pengemban dakwah. Tentu kita harus punya rencana ke depan terkait bagaimana agar seluruh umat Islam mau mempelajari agamanya secara kafah. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, meskipun penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, sebagian besarnya belum menjalankan ajaran Islam secara sempurna.

Ini tentu menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama, apalagi bagi para pengemban dakwah. Kita harus lebih masif lagi terjun ke masyarakat untuk mengajak mereka berpikir tentang kondisi negeri yang sejatinya sedang tidak baik-baik saja. Masyarakat harus paham jika sistem yang ada hari ini bukanlah sistem Islam, melainkan sistem kufur, yaitu kapitalisme-sekuler.

Sebelum akhirnya berhadapan langsung dengan masyarakat untuk menyampaikan Islam kafah, para pengemban dakwah tentu harus banyak belajar terlebih dahulu. Hal ini juga yang sedang saya coba terus lakukan. Karena ilmu Allah itu begitu luas, kita tidak boleh hanya mencukupkan diri dengan ilmu yang sudah didapat atau dipelajari.

Maka dari itu, salah satu rencana saya untuk kepentingan dakwah di tahun yang baru ini adalah dengan terus belajar dan meluangkan waktu lebih banyak untuk mengikuti berbagai majelis ilmu. Memang tidak mudah, tetapi selalu ada jalan jika kita mengupayakannya dan senantiasa melibatkan Allah.

Ada pula beberapa hal yang harus saya ubah. Saya harus bisa fokus dalam menjalankan setiap rencana agar meraih hasil yang baik dari apa yang sudah direncanakan. Terkait diri sendiri, saya harus mengubah kebiasaan buruk, yaitu mudah terdistraksi oleh hal remeh-temeh seperti menggulir media sosial sehingga fokus saya menjadi hilang. Ini sangat buruk karena membuat saya tidak bisa menyelesaikan berbagai tugas dan amanah dengan tepat waktu.

Saya juga akan berusaha memperbaiki kualitas diri sebagai seorang ibu bagi dua orang anak, putra dan putri, yang sedang beranjak dewasa dan memasuki masa puber. Keduanya adalah amanah yang harus saya jaga dengan baik. Mereka adalah investasi terbaik untuk akhirat saya. Semoga saya bisa menjaga amanah ini dengan baik dan memaksimalkannya untuk menjadi investasi terbaik kelak.

Posisi saya sebagai seorang istri pun harus terus diperbaiki. Karena rumah tangga adalah ibadah terlama bersama pasangan, kita harus bisa mengoptimalkannya agar meraih rida Allah. Meski tidak mudah menjalani peran sebagai istri, saya harus berupaya maksimal. Saya harus taat kepada suami selama ia tidak mengajak saya untuk bermaksiat kepada Allah. Banyak hal yang harus dipelajari dalam memerankan peran sebagai istri, apalagi rumah tangga tidak akan luput dari pertengkaran dan perbedaan pendapat antara suami dan istri.

Oleh karena itu, saya juga berniat untuk terus belajar dan memperbaiki diri, baik sebagai hamba Allah, sebagai ibu, sebagai seorang istri, maupun sebagai seorang anak dari kedua orang tua saya. Meskipun terdiri dari beberapa peran, semoga saya mampu menjalankan peran-peran tersebut dengan sangat baik dan meraih rida-Nya.

Apalagi, dalam menjalankan peran-peran tersebut, senantiasa hadir bisikan-bisikan setan yang terkutuk untuk menyesatkan dan melemahkan. Setan sering kali membisikkan agar kita tidak menjalankan peran kita, baik sebagai hamba Allah, istri, ibu, maupun anak dari kedua orang tua kita. Setan berusaha menjerumuskan agar kita melalaikan tugas-tugas kita dan membisikkan hasutannya agar kita meyakini bahwa dalam Islam, posisi perempuan begitu rendah dan tidak memiliki kemuliaan.

Intinya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan terkait diri saya sendiri. Saya harus terus belajar, bahkan sampai kapan pun, karena menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban. Ini karena untuk beramal, kita butuh ilmu, sementara ilmu hanya akan diraih jika kita mau belajar dengan sungguh-sungguh.

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim."

(HR. Ibnu Majah)

Hadis tersebut menegaskan tentang kewajiban menuntut ilmu bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Mari, kita dalami lagi agama kita agar menjadi hamba yang mulia. Jangan sampai Islam hanya sekadar formalitas di atas kertas, tetapi perilaku kita justru tidak mencerminkan pribadi muslim. Mari kita sama-sama berislam secara menyeluruh karena begitulah Allah memerintahkan kita.

Allah Swt. berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."

(QS. Al-Baqarah [2]: 208)

Tasikmalaya, 31 Juli 2025

Baca juga:

0 Comments: