Oleh. Ani Ummu Zaza
(Pengajar Al-Qur'an)
SSCQMedia.Com—Mulai tahun ajaran 2025/2026, pemerintah membuka Sekolah Rakyat. Sekolah ini digadang-gadang sebagai salah satu program memutus tali kemiskinan keluarga. Siswa yang berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem akan dididik di sekolah berasrama dengan berbagai pelatihan yang menjadikan peserta didik menjadi lulusan yang unggul. Menurut pemerintah, anak yang mengenyam pendidikan berkualitas di Sekolah Rakyat ini, diharapkan memiliki keterampilan hidup, pola pikir positif, dan nilai-nilai luhur sehingga kelak mampu mengangkat diri dan keluarganya keluar dari lingkaran kemiskinan.
Jika dianalisa lebih mendalam, Sekolah Rakyat ini bukan solusi untuk mengentaskan kemiskinan. Karena fakta yang ada, kemiskinan yang terjadi karena kemiskinan struktural. Lapangan pekerjaan semakin sempit, justru pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di mana-mana, banyak tenaga manusia yang menganggur alias jobless. Sumber kekayaan alam yang melimpah ruah justru dikuasai asing. Rakyat cukup mendapatkan bagian receh yang bisa mengganjal perut laparnya.
Ini konsekuensi logis dari penerapan sistem kapitalisme, sistem yang menempatkan pihak bermodal bisa menguasai hajat hidup masyarakat. Sedangkan negara berposisi sebagai regulator yang memastikan kepentingan oligarki berjalan mulus tanpa kendala berarti. Sistem ini juga menjadikan negara tidak menjadi pengurus rakyat sejati, baik dalam bidang pendidikan maupun jaminan kesejahteraan lainnya.
Hal ini terbukti, bahwa Sekolah Rakyat hanya ditujukan pada rakyat miskin yang tidak mampu sekolah saja. Mereka bisa sekolah gratis tidak memikirkan biaya seragam, biaya transportasi, biaya makan, dan lain-lain. Jumlah siswa yang mendapatkan fasilitas ini sangat terbatas. Padahal, idealnya layanan pendidikan yang gratis dan berkualitas untuk semua. Karena ini merupakan tanggung jawab negara. Negara ada untuk menjamin setiap warga mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak seperti saat ini yang masih banyak kekurangan di sana-sini. Seperti sarana prasarana yang belum memadai, kuantitas dan kualitas guru yang masih kurang, dan lain-lain. Maka, wajarlah, banyak pihak yang menyayangkan program Sekolah Rakyat ini hanya sebagai program tambal sulam dari kebobrokan sistem pendidikan saat ini. Selain itu, program Sekolah Rakyat ini dinilai untuk pencitraan pemerintah, seolah sudah melakukan yang terbaik untuk masyarakat tapi ternyata tidak menyentuh akar permasalahan yang ada.
Membahas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, sebenarnya membutuhkan landasan pemikiran yang benar menurut Pencipta manusia yaitu Allah Taala. Bahwa negara sebagai pihak pengatur semua urusan rakyat, yang bertanggung jawab menjalankan pendidikan berkualitas untuk semua rakyat, baik miskin maupun kaya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: "Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpinnya. Penguasa yang memimpin rakyat akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. (HR. Bukhari).
Negara bertanggung jawab penuh membiayai pendidikan rakyatnya. Sehingga semua rakyat baik miskin maupun kaya akan mendapatkan fasilitas pendidikan yang berkualitas. Karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia. Sumber pembiayaan sudah diatur oleh Sang Pencipta, yaitu dengan mengelola kepemilikan umum berupa kekayaan alam yang melimpah ruah seperti emas, minyak bumi, batu bara, dan lain-lain. Hasil kekayaan ini untuk membiayai hajat hidup masyarakat baik layanan pendidikan maupun layanan kesejahteraan lainnya. Di samping itu, pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan Islam akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan sehingga rakyat bisa mencukupi kebutuhan primer dan sekundernya secara layak. Aturan Islam yang menyejahterakan seluruh umat manusia ini butuh penerapan secara menyeluruh (kafah). Sebagaimana Allah Taala berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 208:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Arti ayat ini, "Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian kepada Islam secara menyeluruh, dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan adalah musuh yang nyata bagimu."
Sekolah Rakyat berkualitas bisa untuk semua rakyat. Bukan untuk golongan tertentu saja. Kuncinya ikuti petunjuk dari Sang Pencipta manusia dengan menerapkan Islam secara kafah.
Wallahualam bissawab. [An]
Baca juga:

0 Comments: