Oleh. Verawati, S.Pd.
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Tampaknya tidak hanya bumi yang berputar, zaman pun berputar. Dahulu pada awal Islam datang di Arab masyarakatnya disebut jahiliah (bodoh). Sebab mereka memiliki sifat yang sangat rendah, salah satunya adalah membunuh anak perempuan hidup-hidup. Kini masa jahiliah terulang kembali bahkan lebih jahiliah. Bayi-bayi mungil sebelum lahir pun sudah dibunuh. Tidak hanya itu, bayi yang layaknya disambut dengan penuh bahagia, namun kini pilu karena diperjualbelikan layaknya barang dagangan
Sebagaimana dilansir kompas.com (17/7/2025), Kepolisian Daerah Jawa Barat menemukan kasus penjualan bayi sebanyak 25 bayi. Kini kepolisian menemukan fakta baru di balik kasus penjualan. Di antaranya adalah sebanyak 13 pelaku kini telah ditangkap polisi. Sungguh miris bayi mungil tanpa dosa menjadi korban atas kejamnya kehidupan saat ini. Kasus ini tentu bukan hanya sekadar tindakan kriminal individu, tetapi potret kelam sistem kapitalisme.
Kasus ini pun tidaklah datang secara tiba-tiba. Ada faktor-faktor mendasar yang mendorong praktik biadab tersebut. Di antaranya adalah kemiskinan, pergaulan bebas, lemahnya posisi perempuan hingga rapuhnya benteng moral masyarakat. Semua ini berpangkal pada sistem kapitalisme yang menjadikan keuntungan sebagai tolak ukur tanpa peduli halal haram.
Kemiskinan Struktural, Buah Kapitalisme
Di antara faktor utama yang mengantarkan terjadinya jual beli bayi adalah kemiskinan. Banyak orang tua yang tidak mampu memberikan biaya hidup anak-anaknya. Bahkan teganya lagi, gara-gara orang tuanya terlilit utang dan pinjol, mereka tega menjual bayinya.
Menurut survei, Jawa Barat adalah provinsi yang menempati urutan pertama dalam hal pinjaman daring. Sebagaimana dilansir tempo.com (25/7/2025), bahwa Jawa Barat kembali menempati urutan teratas dalam pinjaman daring. Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025 mencatat bahwa total pinjaman daring yang masih aktif di provinsi ini mencapai Rp20,23 triliun, setara dengan seperempat dari total pinjaman nasional sebesar Rp80,07 triliun.
Data ini mengindikasikan bahwa kemiskinan yang terjadi bukan satu, dua orang saja, tapi hampir menyeluruh. Adanya kesenjangan ini bukan karena malas bekerja atau kurangnya kreativitas. Melainkan karena sistem yang meliputi kita saat ini, yaitu kapitalisme. Sistem ini hanya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi segelintir orang, yakni pemilik modal. Mereka menguasai sumber daya alam yang begitu melimpah. Sedangkan rakyat kebanyakan sulit mendapatkan akses dan dibiarkan hidup dalam kesulitan. Serta disodorkan solusi praktis yang menjerat dan menyengsarakan, yaitu pinjol.
Dari semua kalangan masyarakat perempuan, khususnya ibu adalah yang paling besar merasakan dampaknya. Menanggung beban yang begitu berat, terutama harus memikirkan bagaimana kelangsungan dapurnya yang harus menyala. Maka ketika dihadapkan pada kemiskinan, perempuan terpaksa mencari jalan pintas yang tragis dengan menjual anaknya.
Selain faktor ekonomi, hamil di luar nikah menjadi penyumbang banyaknya kasus penjualan bayi. Hamil di luar nikah adalah buah dari budaya liberal kapitalisme. Pornografi, pornoaksi, dan seks bebas adalah hal yang lumrah. Maka saat terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, bayi yang dikandungnya menjadi beban. Sehingga jalan pintasnya adalah aborsi, membuang, atau menjual bayi tersebut.
Pejabat pun Terlibat
Lebih memprihatinkan lagi adalah ada pejabat pemerintah yang terlibat dalam kejahatan ini. Mereka membuat dokumen palsu atas bayi-bayi yang hendak dijual. Semua ini akibat sistem kapitalisme yang menganggap keuntungan materi adalah segalanya. Tidak peduli barang atau manusia, yang penting bisa dijadikan barang dagangan dan diperjualbelikan.
Tidak ada hati nuraninya, anak yang pada hakikatnya adalah amanah dari Allah Swt. kini kayaknya barang dagangan. Sulit dipercaya ada orang tua yang tega berbuat seperti ini. Namun kembali lagi, dengan tuntutan kerasnya alam kapitalisme saat ini menyeret manusia dalam jurang kehinaan hingga lebih rendah daripada hewan melata.
Islam Solusi
Berbeda dengan kapitalisme yang parsial, pragmatis, dan materialistis, Islam menawarkan solusi yang menyeluruh dan tuntas. Sebab Islam adalah aturan hidup yang diturunkan oleh Sang Maha Pencipta. Kebenaran pasti dan tidak diragukan lagi, juga telah terbukti ratusan abad lamanya Islam berjaya.
Pertama, Islam menjamin kebutuhan hidup rakyat. Orang-orang yang tergolong mustahik atau orang yang berhak menerima zakat maka akan diberikan haknya. Harta zakat adalah harta khusus untuk mereka dan tidak boleh dipakai untuk kepentingan yang lain. Selain itu, negara akan memberikan layanan umum secara gratis. Seperti sekolah, rumah sakit, dan juga keamanan. Semua kebutuhan biaya tersebut diambil dari baitulmal yang diperoleh dari pemasukan negara baik dari harta milik umum atau negara.
Selain itu negara mewajibkan bekerja bagi laki-laki. Artinya negara membantu dan menyediakan pekerjaan untuk seluruh laki-laki yang punya tanggungan. Para wanita wajib diberikan nafkah yang layak, sesuai dengan tempat tinggalnya. Mereka diperbolehkan bekerja dengan izin dari walinya. Dengan sistem ini kemiskinan akan diminimalisasi.
Kedua, Islam memiliki sejumlah aturan yang bersifat preventif dan kuratif. Islam memerintahkan wanita untuk menutup aurat dan menundukkan pandangannya. Begitu juga dengan laki-laki. Islam melarang berduaan atau berkhalwat, pornografi, pornoaksi, serta prostitusi. Selain itu, pelaku kemaksiatan akan diberikan sanksi yang tegas. Seperti hukum rajam dan jilid bagi pelaku zina.
Ketiga, Islam menegakkan pemerintahan yang amanah. Pejabat negara tidak boleh menjualbelikan wewenangnya. Untuk itu mereka dipilih dari orang-orang yang amanah. Mereka juga diberikan gaji yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pejabat yang korupsi atau menyalahi wewenang akan diberikan sanksi yang tegas.
Keempat adalah penguatan keimanan yang dilakukan oleh individu, masyarakat, dan juga negara. Ketakwaan individu menjadi benteng utama dan kontol masyarakat adalah penjaga sosial. Begitu juga negara memberikan informasi dan pendidikan yang menguatkan dan membentuk pribadi yang berkepribadian Islam.
Khatimah
Kasus penjualan bayi di Jawa Barat adalah alarm keras bagi kita. Ia bukan hanya sekadar kejahatan, tetapi menjadi bukti nyata kegagalan sistem kapitalisme. Sistem ini telah merusak semua tatanan kehidupan masyarakat. Tidak hanya merusak alam, tapi juga merusak manusia hingga terperosok pada kehinaan. Selama sistem ini masih dipertahankan maka kasus serupa akan kembali terjadi. Maka sudah saatnya meninggalkan sistem kapitalisme dan menggantinya dengan sistem Islam yang sempurna.
Wallahualam bissawab. [Ni]
Baca juga:
0 Comments: