Headlines
Loading...
Pesta Miras Pelajar di Bogor, Buah Pendidikan Sekuler

Pesta Miras Pelajar di Bogor, Buah Pendidikan Sekuler

Oleh: Safa

(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Sebanyak 28 pelajar SMK di Kota Bogor diamankan polisi setelah kedapatan berpesta minuman keras (miras) di Jalan Pajajaran, Bogor Utara, pada Rabu (24/7) sekitar pukul 11.40 WIB, saat jam sekolah masih berlangsung. Penggerebekan dilakukan setelah warga melapor ke nomor aduan Kapolresta Bogor karena mencurigai aktivitas sekelompok pelajar yang berkumpul di pinggir jalan (TribunBogor).

Peristiwa ini bukan sekadar tindakan indisipliner, melainkan peringatan serius bagi seluruh elemen bangsa: orang tua, sekolah, dinas pendidikan, aparat penegak hukum, bahkan negara itu sendiri. Orang tua gagal mengawasi anak-anaknya, sekolah tidak mampu membina moral peserta didik, dinas pendidikan belum berhasil menyusun kurikulum yang menanamkan akhlak mulia, dan negara hanya membatasi penjualan miras tanpa benar-benar menutup total peredarannya.

Kejadian ini mencerminkan bahwa krisis akhlak remaja bukanlah persoalan individu semata, melainkan buah pahit dari sistem sekuler yang diterapkan dalam pendidikan dan kehidupan sosial kita. Mengimbau pelajar agar tidak mengonsumsi alkohol hanyalah langkah sementara yang tidak menyentuh akar persoalan. Selama miras masih dilegalkan negara, dijual bebas di minimarket, dan dibenarkan atas nama ekonomi, kerusakan moral remaja akan terus berulang.

Diperlukan perubahan sistemik yang menyentuh akar masalah. Islam memiliki solusi menyeluruh untuk mencegah kerusakan remaja dengan membina ketakwaan individu sejak dini agar menyadari keharaman miras, membangun masyarakat yang aktif dalam amar makruf nahi mungkar terhadap penyimpangan sosial, serta menerapkan sistem Islam secara kafah yang secara tegas melarang produksi dan distribusi miras.

Dalam pandangan Islam, negara bukan sekadar pengatur administrasi, tetapi juga pelindung akhlak masyarakat dan penjaga generasi muda. Tanpa perubahan sistem yang mendasar, kasus serupa akan terus berulang dan menciptakan generasi yang bukan hanya rusak secara fisik, tetapi juga kehilangan arah hidup. Wallahu a‘lam bish-shawab. [ry]


Baca juga:

0 Comments: