Oleh. Ummu Arrosyidah
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Alam masih berselimut gulita di Deir Balah
Saat ribuan mata terpejam
Menyisakan butiran bening di sudutnya
Menghela harapan yang hampir karam
Gemintang berkerlap sayu
Seolah turut berbelasungkawa
Atas puluhan martir korban serdadu
Yang tadi siang meregang nyawa
Dalam dengkur malam yang lelap
Ayyub mengusap tangan ibunya
Hatinya gaduh oleh gulana yang merayap
Bercampur lelah dan sekeping asa
Ibu, aku pergi menjemput sekarung tepung
Di sana akan ada bantuan, katanya
Ibunya yang telah renta mengangguk lirih
Gurat wajahnya melukis kepiluan
Berita kedatangan truk kontainer
Terdengar merdu di telinga Ayyub
Dan ribuan jiwa dengan perut lapar
Yang bernaung di bawah tenda-tenda kematian
Sekarung tepung terbayang di pelupuk mata
Dan senyum kecil yang menghias bibir
Para janda dan anak yatim saat mereka tiba
Dan kepulan asap di dapur yang lama hilang
Langkah-langkah kegembiraan itu
Terusik hujan peluru serdadu Netanyahu
Ayyub merayap bersama para lelaki
Dengan mental berlapis baja
Dor! Dor! Beberapa lelaki tersungkur
Timah panas menyobek tubuh mereka
Di bawah butir-butir pasir asa terkubur
Bertabur tepung dan darah tanpa pembelaan
Di sudut sana, serdadu tertawa sinis
Mencemooh ummat yang tak berdaya
Dan pemimpin mereka tak ubahnya
Marionette dalam kendali jemari Amerika
Sementara itu di Deir Balah,
Ratusan jiwa menunggu bertemankan lelah
Anak-anak meronta karena lapar yang mendera
Menanti kedatangan para ayah atau saudara laki-laki mereka
Dan di antara tenda-tenda usang Deir Balah
Seorang wanita renta melempar pandang
Sambil bersholawat lirih menanti putranya datang
Tanpa tahu putranya tak kan pernah kembali pulang
Bumi Allah, 4 Agustus 2025
Baca juga:
0 Comments: