Oleh: Neni Arini
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Mengenang kembali awal perkenalanku bersama SSCQ. Teringat jelas di hari itu, tanpa sengaja aku melihat halaman Facebook dari ustazah tersayang, yaitu Teteh Noviana. Aku membaca sekilas apa yang tampak di selebaran itu. Sebuah selebaran ajakan One Day One Juz (ODOJ). Namun, uniknya ajakan ODOJ ini dibarengi dengan membaca terjemahan. Entah mengapa aku langsung tertarik. Kulihat narahubung yang tertera, Bunda Lilik S. Yani. Bunda tercinta yang kini banyak mewarnai hari-hariku.
Tak perlu menunggu lama, langsung aku hubungi nomor Bunda Lilik. Gayung bersambut, aku diizinkan untuk bergabung di komunitas SSCQ. Alhamdulillah, pikirku, aku akan memiliki target tilawah plus terjemahan setiap harinya, dan itu dilakukan setiap hari.
Tepat 1 Juli 2022 adalah momen awal indahku bersama SSCQ. Di hari itulah semua dimulai. Menikmati kesibukan baru bertilawah satu juz plus terjemahan, serta tugas-tugas tantangan. Jujur, semua itu menjadi hal yang baru dan sangat membingungkan.
Kubaca perlahan tugas-tugas yang tertera, dan ternyata semua dalam bentuk tulisan. Sementara, aku belum banyak mengenal literasi menulis. Harus bagaimana dan mulai dari mana bentuk tulisanku. Alhamdulillah, Teteh Noviana membantu mengarahkan apa yang menjadi kebingunganku. Dengan sabarnya, beliau selalu menjawab hal-hal yang aku pertanyakan.
Kegiatan baru SSCQ mulai menyita waktuku. Kebetulan saat itu aku memiliki aktivitas mengajar di TK Homeschooling Khoiru Ummah, dan sorenya mengajar di Aisy Calistung. Jadi, cukup sibuk dengan kegiatan baruku di SSCQ.
Mulai terasalah kerepotan sebagai anggota SSCQ. Aku harus pandai mengatur waktu untuk bisa menjalankan amanah sebagai seorang ibu, istri, pengajar, hamilud dakwah, dan juga anggota baru komunitas SSCQ.
Alhamdulillah, dengan berjalannya waktu, ritme kesibukan sudah mulai bisa aku atur. Kapan harus tilawah, kapan harus membaca terjemahan, kapan mengerjakan tugas-tugas di antara aktivitas yang lainnya.
Maha Baiknya Allah yang memberikan banyak kemudahan atas keberadaan diri, sehingga bisa menjalankan semua amanah dengan baik.
Lelah? Pastilah. Sebagai manusia, aku merasakan lelahnya tubuh. Tapi, kembali teringat bahwa dunia memang tempatnya lelah. Sudah seharusnya dunia ini kita jadikan sebagai ladang amal saleh yang setiap detik waktu yang kita miliki bisa diisi dengan aktivitas kebaikan.
Ingat sekali kala itu, aku mencoba tugas tebak ayat untuk pertama kalinya. Masyaallah, lama sekali waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikan sepuluh pertanyaan yang Bunda berikan. Rasanya kok tidak selesai-selesai, belum lagi leher yang tegang karena harus menunduk terus untuk mengerjakan kuis tebak ayat ini. Butuh waktu dua jam untuk menyelesaikan kuis tersebut. Namun, pengalaman itulah yang menjadi bekal hingga kini ketika mengerjakan tugas tebak ayat. Sekarang sudah tahu tips dan triknya sehingga tidak terlalu menghabiskan waktu lama dalam menyelesaikannya.
Berjalannya waktu, aku mulai diserahi amanah oleh Bunda Lilik. Mulai dari petugas daftar, semua masih menjadi awal. Semua amanah mungkin mudah, tapi untuk pendatang baru sepertiku, semua itu membuat bingung. Tapi diri pantang menyerah, tak pernah mau putus asa untuk menjalankan semua amanah yang diberikan. Berusaha mempersembahkan yang terbaik.
Alhamdulillah, hingga kini aku masih tergabung bersama komunitas SSCQ. Makin hari makin mencintainya, ibaratnya tak bisa ke lain hati. Bersama setiap hari, menikmati proses bertumbuh.
Bertemu para sahabat dari berbagai daerah. Dari Sabang sampai Merauke. Bisa merasakan keindahan dan silaturahmi ukhuwah yang begitu erat di antara sahabat surga. Walau kita terpisah oleh waktu dan jarak, tetapi semua itu tak mengurangi rasa cinta yang dimiliki. Ibaratnya jauh di mata dekat di doa. Tidak memandang dari mana kita berasal, tetapi semua terikat oleh ikatan akidah yang sangat kuat.
Aku merasa memiliki sahabat-sahabat salihah yang selalu mengingatkan dan saling mendoakan. Di saat futur melanda, sahabat salihah inilah yang akan menguatkan. Bergandengan tangan bersama dalam meraih jannah-Nya.
Kelembutan dan cinta tulus sang pendiri memberikan kisah perjalanan manisku di SSCQ. Sosok yang penuh inspiratif dan tak henti-hentinya mengajak kami untuk berfastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan).
Begitu banyak kisah yang terukir bersama SSCQ. Mulai dari bingungnya bagaimana membuat sebuah karya indah, juga bagaimana bisa mengatur waktu dengan baik. Manajemen waktu menjadi salah satu kunci untuk bisa menjalankan komitmen diri dengan baik. Komitmen ibarat sebuah janji. Jadi, harus bisa menuntaskannya dengan baik.
Allah berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 34:
“Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 34).
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap janji yang kita buat akan dipertanggungjawabkan. Allah menyebutkan bahwa menepati janji adalah sesuatu yang sangat diperhatikan. Hal ini menggambarkan betapa seriusnya Allah dalam menekankan pentingnya komitmen yang diucapkan oleh seorang hamba-Nya.
Terima kasih SSCQ telah mengizinkan aku untuk berada di sini, belajar, menemaniku berproses. Terima kasih atas ruang waktu yang diberi sehingga diri terus bertumbuh. Jangan pernah engkau pergi, karena aku ingin selalu dekat denganmu. Karena cintamu, kini aku istikamah khatam tilawah, karenamu aku bisa menorehkan jejak karya, karena cintamu aku bisa mengenal dunia literasi menulis dan membaca. Andai diri tak mengenalmu, mungkin aku masih seperti Neni yang dulu, yang tidak mengejar ketertinggalan.
Terima kasih atas semua kebersamaan ini. Semoga selalu bersama hingga jannah-Nya nanti. [An]
Baca juga:

0 Comments: