Headlines
Loading...

Oleh: Erna Kartika Dewi
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—21 Desember 2022 menjadi tanggal yang tak akan pernah aku lupakan. Hari itulah aku memulai langkahku bersama Komunitas Sahabat Surga Cinta Qur’an (SSCQ). Masih begitu jelas dalam ingatanku, saat itu aku berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, baik fisik maupun batin. Sakit yang mendera tubuhku tak hanya merampas kesehatan, tetapi juga mengikis semangatku perlahan-lahan. Seolah tubuhku ingin menyerah dan hatiku mulai kehilangan arah.

Namun, di tengah keterpurukan itu, Allah menghadirkan secercah cahaya. Sebuah ajakan lembut dari tetehku kembali terngiang, ajakan yang sesungguhnya telah lama ia sampaikan, tetapi selalu kutanggapi dengan keraguan.
"Nda..., gabung yuk di SSCQ, Komunitas One Day One Juz," begitu katanya kala itu.
Aku hanya tersenyum getir. Dalam pikiranku, mana mungkin aku mampu? Aku merasa waktuku telah padat, hidupku terlalu sibuk, dan aku terlalu jauh dari Al-Qur’an serta bingung untuk memulainya kembali.

Namun, hari itu aku tak lagi menghindar. Nama komunitas itu menggugah hatiku.
Ada kata Surga, ada Cinta, dan yang paling penting, ada Qur’an.

Hatiku bergetar. Seolah Allah menjawab doa-doa yang tak pernah berani kuucapkan dengan suara lantang. Doa yang selama ini hanya kutitipkan dalam sujud malam agar aku bisa kembali merasakan indahnya dekat dengan-Nya. Mungkin inilah jalan yang kupinta selama ini.

Maka, aku pun memantapkan hati. Dengan segala ketidaksiapan dan segudang ketakutan, aku memberanikan diri untuk bergabung. Langkah kecil yang menjadi awal dari perjalanan besar dalam hidupku.
Bergabung dalam komunitas SSCQ bukanlah hal mudah bagiku. Semuanya terasa baru dan asing. Grup WhatsApp yang penuh dengan semangat sahabat surga membuatku sempat terdiam. Siapa mereka? Bagaimana aku bisa menyatu? Namun, sapaan hangat dan keramahan para anggota sedikit demi sedikit mulai meluruhkan rasa canggungku.

Aku masuk ke Kelas A, yaitu kelas dengan target tilawah ½ juz per hari. Sebuah langkah awal yang kuanggap ringan, meski ternyata tetap menjadi tantangan tersendiri. Di kelas itu aku bertemu dengan sosok yang begitu menenangkan, seorang koordinator kelas yang keibuan, ramah, dan penuh kasih sayang. Beliau adalah Bunda Sri Setyawati Budiningsih. Sejak hari pertama, Bunda Sri selalu menyapaku dengan sabar, menjelaskan tugas-tugas kurikulum, dan menyambutku layaknya sahabat lama. Beliau menjadi bestie pertamaku di SSCQ. Bahkan, tak jarang aku mencoleknya hanya untuk sekadar menyapa atau menanyakan hal-hal kecil. Aku merasa diterima, disambut, dan dimengerti oleh beliau.

Kelompok kecil tempatku bernaung bernama Al-Mubin, yang berarti "Yang Maha Menjelaskan", sebuah nama yang kuanggap sebagai simbol harapanku. Aku yang baru, aku yang belum tahu apa-apa, ingin dijelaskan, dibimbing, dan diarahkan menuju pemahaman yang lebih dalam. PJ kelompokku adalah Teteh Nurhasanah dari Kuningan, Jawa Barat, sosok yang penuh kelembutan, meski kami tak sering bersapa, aku tahu beliau adalah pribadi yang baik dan penuh kasih sayang.
Satu-satunya teman kelompok yang aku kenal saat itu adalah Mbak Ria Rosita, teman pengajian di Sidoarjo. Dengan kehadirannya, aku merasa sedikit lebih tenang. Setidaknya ada satu wajah familiar di tengah lautan nama baru.

Hari-hari pertamaku terasa seperti berlari-lari mengejar waktu. Banyaknya tugas kurikulum membuatku sempat merasa kewalahan. Meski hanya setengah juz, tetap saja berat bagi seseorang yang belum terbiasa.

Dulu, aku membaca Al-Qur’an hanya ketika sempat, tidak rutin, dan sering kali tanpa makna. Astaghfirullah... betapa jauhnya aku dari kalam-Mu, ya Allah.

Namun, ada satu momen yang takkan pernah aku lupakan. Hari itu aku membaca Al-Qur’an beserta terjemahannya. Aku ingin memahami lebih dalam, bukan hanya sekadar melafalkan. Dan saat membaca surat Al-Fatihah, aku terdiam. Ayat demi ayat menyentuh relung hatiku yang paling dalam.

"Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in..."
Artinya:
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."
"Ihdinash-shiratal mustaqim..."
Artinya:
"Tunjukkanlah kami jalan yang lurus."
Entah mengapa, air mata ini mengalir deras. Aku membaca ayat yang tiap hari kubaca dalam salat, tetapi baru hari itu aku benar-benar merasakannya.
Hati ini remuk. Aku menangis, bukan karena sedih, tetapi karena merasa begitu kecil dan tak berdaya di hadapan Allah. Mengapa baru sekarang aku menyadari betapa indahnya kalam-Nya?

Kemudian kutemukan ayat dalam Al-Baqarah ayat 23:
"Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya..."

Betapa dahsyatnya ayat itu. Seolah Allah sedang menegurku, menyadarkanku bahwa inilah bukti keagungan-Nya, petunjuk hidup yang selama ini kuabaikan.

 Hari itu menjadi titik balik. Aku menyimpan catatan ayat-ayat itu hingga kini, sebagai pengingat indahnya awal perjalananku bersama SSCQ.

Sejak saat itu, aku mulai membiasakan diri membaca Al-Qur’an secara rutin. Walaupun kadang masih tertatih, aku tetap berusaha. Karena aku tahu, aku tidak sendiri. Aku memiliki komunitas yang saling menyemangati, sahabat surga yang saling mengingatkan dalam kebaikan. Komunitas yang dibentuk oleh tangan-tangan ikhlas, yang dipimpin oleh sosok luar biasa, yaitu Bunda Lilik Yani.

Aku sering membayangkan bagaimana seorang Bunda Lilik mampu mengayomi begitu banyak orang dari berbagai penjuru Indonesia dan bahkan luar negeri.

 Bagaimana beliau membagi waktunya di antara kesibukan, namun masih mampu
 menghadirkan cinta dan perhatian untuk kami semua. Masyaallah… betapa besar pahala jariyah yang mengalir kepada beliau. Aku merasa beruntung bisa menjadi bagian dari komunitas ini, komunitas yang tak hanya mengajakku membaca Al-Qur'an, tetapi juga menumbuhkan cinta di dalamnya.

Kini, meskipun aku masih belum memiliki banyak teman dekat, meskipun tugas-tugas kurikulum masih membuatku belajar keras, aku tidak merasa sendiri. Aku merasa diterima, aku merasa dikuatkan. Aku merasa ini adalah tempat yang tepat untukku bertumbuh.

Bersyukur tiada henti selalu terucap dari bibir ini. Terima kasih, ya Allah, telah membawaku ke SSCQ. Terima kasih telah membukakan mataku, hatiku, dan jiwaku untuk mencintai kalam-Mu.

Semoga Engkau jaga keistikamahanku ini, ya Rabb. Jadikanlah Al-Qur’an pelita dalam hidupku, teman setia dalam setiap langkahku, dan syafaat bagiku kelak di hari akhir.
Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: