Headlines
Loading...
Kelaparan Sistemik Cara Baru Genosida Gaza, Terus Suarakan Solusi Hakiki

Kelaparan Sistemik Cara Baru Genosida Gaza, Terus Suarakan Solusi Hakiki

Oleh. Setyorini
(Komunitas Ibu Peduli Negeri)

SSCQMedia.Com—Dilansir dari republika.co pada Sabtu, 26/8/2025 bahwa Menteri Warisan Budaya Isr4el, Amichai Eliyahu mengatakan dengan penuh  kesombongan atas ketidakpedulian terhadap kelaparan yang terjadi di Gaza. Sejalan dengan pemikiran yang sesat tersebut datang dari politisi sayap kanan Otzma Yehudit menyatakan bahwa Isr4el akan berlomba dalam menghapus Jalur Gaza.

Kekejaman Zi0nis dan Dunia Itu Nyata

Zi0nis penjajah ini berusaha melepaskan diri atas perbuatan biadabnya terhadap  kelaparan masal yang terjadi di Gaza. Mereka merasa semua dunia dalam genggaman dan arahannya. Dengan kepercayaan penuh, kelaparan hebat yang terjadi akibat kebiadaban dan blokade yang dilakukan zi0nis penjajah ini akan menyerahkan kepengurusan kelaparan di Gaza kepada dunia. Seakan kelaparan masal ini dijadikan sebagai alat genosida baru bagi rakyat Gaza.

Semenjak gencatan senjata selama enam pekan, gagal diperpanjang dan penjajah ini melakukan blokade penuh pada 2 Maret 2025, semua truk  bantuan diawasi dengan ketat dan jumlahnya pun dibatasi. Aksi memuakkan bagi siapa saja yang melihat kekejaman zi0nis penjajah. Apa yang mereka lakukan tak lebih dari sekadar simbolik saja, namun sejatinya zi0nis dalang kebiadaban di Gaza, Palestina.

Menurut Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, akibat blokade penjajah tersebut Gaza dalam ambang kelaparan masal. Penjajah ini pun tetap menjadi pengecut, alih-alih mengakui kesalahan justru menyalahkan dan menuduh para pejuang menimbun dan menyerang warga sipil pada titik-titik distribusi.

Ulah kekejaman zi0nis penjajah ini memang tak akan bisa dihapus dan diselesaikan dengan retorika atau bantuan kemanusian. Itu adalah sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Zi0nis penjajah ini begitu jumawa karena selalu ada yang siap membela dan melindunginya. Keberadaan AS dengan hak veto yang dimilikinya dalam kelembagaan di PBB semakin menguatkan tekad dan kebengisan zi0nis ini dalam meluluhlantakkan Gaza. Mandulnya peran  lembaga perdamaian PBB dan mati rasa para pemimpin muslim yang abai terhadap seruan Allah Swt. dan Rasul-Nya membuat penderitaan dan kelaparan hebat pada saudara kita di Gaza bagai derita tanpa akhir.

Propaganda yang Melemahkan

Propaganda yang dilancarkan oleh Barat kepada kaum muslim membuat lemah tak berdaya dalam melawan penjajahan di depan mata.

Propaganda yang dilancarkan oleh Barat sejatinya hanyalah ilusi semata. Solusi yang diberikan penuh persyaratan yang banyak menguntungkan Barat dan sekutunya, seakan mereka adalah dewa penyelamat bagi Palestina. Kerakusan mereka untuk  menguasai Gaza juga terlihat dari solusi  pembagian wilayah menjadi dua negara terus diopinikan dan ditanamkan kepada para penguasa muslim yang sedang berkhianat terhadap kaum muslim.

Hingga hari ini kelaparan massal yang menimpa saudara di Gaza tidak  menggerakkan hati para penguasa muslim untuk mengirimkan pasukan  mengusir keberadaan penjajah. Mereka pura-pura tuli dan buta hanya demi menyelamatkan kepentingan dan kekuasaan yang diberikan kepadanya.

Kegarangan ucapan tidak dibuktikan dengan tindakan nyata, ada yang justru menampakkan kemesraan atas hubungan mereka dengan menormalisasi hubungan dengan penjajah atau menganggap saudara kita di Gaza sebagai problem marker ketika menolong mereka sehingga menutup rapat pintu perbatasan sebagai satu-satunya harapan bagi warga Gaza.

Para ulama yang seharusnya mempunyai kapasitas dari segi keilmuan lebih tentang solusi Islam dalam menyelesaikan penjajahan yang terjadi di Gaza, Palestina justru  lebih condong dan percaya kepada solusi Barat dan pakar-pakarnya yang semakin menjauhkan dari solusi sebenarnya. Dan rakyat kecil yang mempunyai kesadaran sebagai manusia atas kelaparan massal di Gaza pun menjadi menyerah tak berdaya.

Sesungguhnya mereka sudah lupa dan tidak meyakini lagi akan pertanggungjawaban di akhirat kelak atas darah yang tertumpah, nyawa yang hilang, dan tangisan anak-anak kehilangan orang tua mereka

Mereka pun sudah tidak mencontoh lagi bagaimana Rasul dan para khalifah setelahnya yang selalu menjadi penjaga dan pengurus kebutuhan rakyatnya. Entitas Yahudi Madinah yang pembangkang tentu tidak akan lupa dari pengalaman pahit dengan penguasa muslim yang tegas dalam pembelaan kepada rakyatnya yang siap kapan pun mengerahkan pasukan demi menjaga kehormatan dan kewibawaan kaum muslim. Namun demikian, bagi yang mau tunduk dalam pemerintahan Islam seperti kaum Yahudi dan Kristen di Palestina sebelum kedatangan para penjajah tersebut akan merasakan perlindungan, kesejahteraan, dan penghormatan yang luar biasa dari penguasa muslim.

Begitulah sejarah panjang peradaban kaum muslim telah mampu membuktikan bahwa dalam kepemimpinan Islam memiliki kekuatan besar sebagai negara adidaya yang disegani, baik kawan atau lawan.

Gaza Adalah Panggilan Iman

Segala penderitaan yang dialami oleh rakyat Gaza, Palestina sebenarnya sudah menyadarkan masyarakat global. Upaya mereka membantu meringankan beban rakyat yang terjajah di Gaza hingga hari ini pun tak juga padam. Bantuan dana logistik, aksi boikot, dan march to Gaza yang fenomenal menunjukkan bahwa masyarakat dunia berdiri di samping dan siap membela rakyat Gaza.

Namun, pembelaan dan kesediaannya untuk rela berkorban demi rakyat Gaza masih sebatas pandangannya sebagai manusia. Artinya kelaparan massal yang terjadi masih dipandang sebagai bencana kemanusiaan dan solusi yang diupayakan sebatas aksi solidaritas semata.

Padahal sejatinya masalah yang terjadi di Gaza adalah adanya penjajahan. Zi0nis sang penjajah yang didukung oleh negara-negara Barat imperialis kapitalis seperti Amerika, Inggris, dan sekutunya. Akibat dari penjajahan itu banyak pelanggaran hak-hak hidup rakyat Gaza dirampas termasuk hilangnya nyawa dari proyek genosida gaya baru ini.

Oleh karena itu solusi hakiki dari penjajahan adalah mengusir sang penjajah dari bumi Gaza, Palestina yang diberkahi. Dengan seruan jihad serta aksi nyata pengiriman pasukan yang siap melakukan perlawanan dan pembebasan.

Dan tentu saja penguasa atau pemimpin yang berani dan paham akan ajaran jihad yang membawa kemuliaan ini hanya ada ketika Islam diterapkan secara kafah dalam sebuah institusi Khilafah.

Khilafah akan menyatukan semua potensi yang dimiliki oleh semua negeri-negeri kaum muslim termasuk di dalamnya kekuatan militer untuk memobilisasi para pasukan demi meraih kemuliaan Islam dan kaum muslimin.

Khatimah

Maka kebutuhan adanya jemaah dakwah yang istikamah dalam tujuannya untuk melanjutkan kehidupan Islam seharusnya tetap ada dalam masyarakat.
Jemaah dakwah ini akan terus berjuang ke tengah-tengah umat, menyadarkan mereka dan membangkitkan kembali pemikiran umat yang sudah lama terlena oleh pemikiran-pemikiran sesat yang diprogandakan Barat agar kembali mengikuti metode dakwah Rasulullah saw..

Terwujudnya kembali tegaknya Khilafah adalah kebutuhan yang sangat mendesak. Perjuangan mewujudkannya pun adalah bentuk ketakwaan kita yang akan menjadi hujah di hadapan Allah Swt. kelak. Kehadiran Khilafah bukan hanya untuk membebaskan saudara kita di Gaza, Palestina melainkan untuk membebaskan masyarakat dunia dari penderitaan akibat  diterapkan sistem kehidupan kapitalisme sekuler yang lahir dari hawa nafsu dan penuh kepentingan orang-orang serakah.

Dengan meningkatkan keterampilan dalam berinteraksi, senantiasa  menyampaikan solusi hakiki untuk Gaza, Palestina yang disertai semangat dan cita-cita tinggi serta memperbaiki kualitas kedekatan kita kepada Allah Swt. Semoga kita semua menjadi hamba yang layak mendapat pertolongan-Nya.

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: