Headlines
Loading...
Israel, Penjahat Kemanusiaan Dunia

Israel, Penjahat Kemanusiaan Dunia

Oleh: Nurul Lailiya
(Aktivis Muslimah)

SSCQMedia.Com — Tidak dapat dibayangkan betapa hancurnya hati orang tua ketika bayi yang telah dinanti kelahirannya justru wafat sebelum genap satu hari karena menjadi korban kebrutalan Israel. Berdasarkan data rinci dari otoritas kesehatan Gaza yang dikutip Anadolu, Jumat, 1 Agustus 2025, terdapat 9 bayi yang tewas tepat pada hari kelahirannya, 5 bayi meninggal pada hari pertama, 5 bayi di hari kedua, dan 8 lainnya pada hari ketiga kehidupannya. Selain itu, tercatat pula 88 anak berusia satu bulan, 90 anak berusia dua bulan, dan 78 anak berusia tiga bulan yang turut menjadi korban tewas akibat serangan militer Israel.

Kejadian tersebut membuktikan bahwa Israel telah terang-terangan melanggar aturan perang internasional atau Hukum Humaniter Internasional yang melarang pembunuhan terhadap warga sipil dan tenaga medis (hukumonline, 23 Oktober 2023).

Hingga kini, lebih dari 60.200 warga Gaza telah menjadi korban serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023. Data terbaru Kementerian Kesehatan setempat menyebutkan bahwa pengeboman tanpa henti telah menghancurkan infrastruktur sipil, memicu krisis pangan, serta memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah padat penduduk tersebut. Semua itu jelas melanggar aturan perang internasional.

Berdasarkan fakta tersebut, dua lembaga hak asasi manusia terkemuka di Israel, B’Tselem dan Physicians for Human Rights–Israel, pada awal pekan ini secara terbuka menuduh pemerintahan Israel telah melakukan genosida di Gaza. Mereka menyoroti adanya pemusnahan sistematis terhadap masyarakat Palestina serta penghancuran infrastruktur kesehatan sebagai bagian dari strategi militer. Sungguh kebiadaban yang luar biasa.

Tuduhan ini memperkuat proses hukum internasional yang sedang berlangsung. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel kini juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tindakannya di wilayah tersebut. Tentu saja kita mengharapkan adanya keadilan atas darah dan nyawa kaum Muslim yang menjadi korban dalam genosida ini.

Sesungguhnya penyebab konflik berkepanjangan ini adalah karena perselisihan negara-negara tetangga Palestina, tidak teguhnya mereka berada dalam satu barisan menghadapi musuh, serta ketidak-konsistenan mereka dengan hukum Islam. Padahal, dengan hukum Islam, Allah akan memudahkan kemenangan bagi umat, sebagaimana janji-Nya tentang tegaknya kekhilafahan dan kemapanan di dunia.

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah, sebagaimana dikutip almanhaj, menyebutkan bahwa sejak awal masalah Palestina adalah masalah Islam. Namun, musuh-musuh Islam berusaha keras menjauhkan masalah ini dari perhatian umat, dan memahamkan kaum Muslimin non-Arab bahwa Palestina hanya masalah bangsa Arab. Faktanya, upaya tersebut berhasil menggeser persepsi sebagian kaum Muslim.

Beliau juga menegaskan perlunya persatuan dan kerja sama antarsesama Muslim dunia untuk menyelamatkan Palestina melalui jihad melawan Yahudi dengan jihad yang Islami. Dengan demikian, tanah Palestina dapat dikembalikan kepada pemiliknya, sedangkan warga Yahudi kembali ke negaranya dan hidup di bawah hukum Islam, bukan hukum komunis atau sekuler.

Senada dengan Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Fitri Adnan, sebagaimana dikutip Hidayatullah.com, menyatakan bahwa tanah Palestina dan upaya pembebasannya dari penjajahan Israel bukanlah persoalan kemanusiaan semata, melainkan tanggung jawab seluruh umat Islam tanpa kecuali. Menurutnya, menyetujui solusi dua negara (Two-State Solution), disadari atau tidak, hanya akan mewujudkan keinginan Yahudi untuk membersihkan tanah Palestina dari pemukiman umat Islam.

Ada pula yang menyarankan agar rakyat Palestina bermigrasi dari tanah airnya demi keselamatan. Akan tetapi, tidak semudah itu mereka meninggalkan tanah air, karena mereka berpegang pada dalil pelarangan hijrah/migrasi. Ulama juga sepakat bahwa jika tanah air diserang musuh, maka umat tidak boleh lari kecuali untuk mempertahankannya. Hijrah rakyat Palestina justru sejalan dengan keinginan Israel untuk mengosongkan tanah tersebut, sehingga Israel sangat diuntungkan bila itu terjadi.

Maka, tidak ada jalan lain untuk mengakhiri penderitaan saudara-saudara kita di Palestina kecuali dengan menyadarkan umat Islam sedunia agar bersatu di bawah bendera Islam dan berjihad melawan Israel demi mengembalikan kemuliaan kaum Muslimin di tanah suci tersebut. Bukankah umat Islam memiliki tentara yang kuat dan persenjataan canggih? Seharusnya akan mudah mengalahkan tentara Israel yang jumlahnya tidak seberapa dibandingkan tentara Muslim bila mereka bersatu.

Kini saatnya kita bercermin pada kejayaan Islam di bawah kepemimpinan Rasulullah saw., para Khulafaur Rasyidin, Khalifah Al-Mu‘tasim Billah, dan Sultan Abdul Hamid II. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: