Ikut SSCQ Jelang Ramadan, Membawa Keberkahan
Oleh. Nursih Ummu Sayyid
(Kontributor SSCQMedia.com)
SSCQMedia.com — Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat iman, nikmat Islam, dan juga nikmat sehat. Semoga di hari Jumat ini dipenuhi keberkahan dan kebahagiaan. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Hari ini telah memasuki bulan Agustus tahun 2025, bulan yang ramai dengan perlombaan Agustusan yang dilaksanakan serentak dari Sabang sampai Merauke.
Semangat masyarakat dalam menyambut bulan kemerdekaan ini begitu besar. Meskipun sebagian orang yang telah menyadari makna kemerdekaan menolak ikut merayakannya karena merasa Indonesia masih dijajah dalam bentuk lain.
Semangat menyambut bulan ini begitu terasa. Baik saat berada di rumah maupun ketika keluar sejenak untuk memberikan hak tubuh agar tetap sehat—misalnya dengan berjalan kaki untuk membakar kalori—terdengar jelas suara imbauan dari pengeras suara masjid sekitar, agar memasang bendera Merah Putih di rumah masing-masing.
Saat pulang menuju rumah, tampak bendera sudah terpasang di sebagian rumah penduduk. Wah, antusias sekali ya warga Indonesia. Hal yang sama dilakukan juga oleh SSCQ, yakni komunitas Sahabat Surga Cinta Quran, yang memanfaatkan momentum bulan Agustus bertepatan dengan milad SSCQ Literasi yang ke-4. Bunda Lilik Yani sebagai founder komunitas SSCQ pun bersemangat membuat tantangan menulis selama 30 hari seputar SSCQ. Masyaallah, keren sekali, bukan?
Banyak teman-teman yang telah memulai langkahnya dengan mengirimkan tautan tulisan yang diposting di akun media sosial atau dikirim ke SSCQ Media. Semangat Bunda Lilik disambut oleh sekitar 44 orang yang bergabung dalam grup Istikamah Menulis 30 Hari. Termasuk diriku, yang mencoba memberanikan diri bergabung dan mengikuti tantangan menulis ini, meskipun sudah lama tidak menorehkan aksara di media sosial.
Jika tulisan ini muncul di akun milikku, berarti aku berhasil menulis di hari pertama. Yeay! Doakan ya, teman-teman, semoga aku bisa istikamah menggerakkan jemari untuk menulis setiap hari. Mungkin tulisanku biasa saja karena berbentuk storytelling, tapi semoga ini menjadi langkah awal dalam proses istikamah menulis. Harapannya, ke depan aku bisa kembali menulis opini, surat pembaca, dan lain sebagainya seperti dulu. Aamiin.
Kembali berkisah tentang SSCQ. Masih teringat jelas dalam benakku, aku mengenal dan bergabung ke komunitas ini pada bulan April 2021. Wah, ternyata sudah empat tahun yang lalu. Kala itu sedang masa pandemi karena Indonesia dan dunia mengalami wabah corona, sehingga seluruh aktivitas dilakukan secara daring.
Waktu itu menjelang Ramadan dan aku memberanikan diri untuk bergabung. Sebelumnya, iklan SSCQ ini muncul di beranda Facebook. Saat itu aku mengikuti tantangan SSCQ yang ke-2. Jadi, cukup "angkatan tua" dibanding SSCQ saat ini yang sudah mencapai penghujung tantangan ke-50. Masyaallah.
Namun, entah di tantangan ke berapa—seingatku di akhir 2022, ketika aktivitas luring kembali berjalan seperti semula—aku tidak mampu mengikuti tantangan SSCQ karena banyaknya kegiatan dan tuntutan untuk fokus menjalankan amanah di dunia nyata.
Padahal semua orang juga sibuk. Apalagi Bunda Lilik yang merupakan seorang pendidik di salah satu universitas di Surabaya, tetapi tetap istikamah menjalankan komunitas SSCQ. Hingga aku pun terpanggil kembali untuk bergabung setelah menerima pesan dari Bunda yang akan berkunjung ke Bogor. Saat itulah aku mulai bermuhasabah dengan ayat Allah berikut:
Allah Swt. berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."
(QS Ar-Ra’d: 11)
Ayat ini menjadi motivasiku untuk kembali bergabung bersama SSCQ, bertepatan pula dengan datangnya bulan Muharam. Semoga ini menjadi langkah awal di tahun baru Hijriah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih beruntung. Semoga Allah menambah keberkahan dengan adanya komunitas SSCQ. Aamiin.
“Maafkan diriku ya, Bunda Lilik, karena belum bisa istikamah membersamai SSCQ hingga tantangan ke-49 kemarin. Aku belum sekuat Bunda dengan strong why-nya yang luar biasa.”
Padahal, SSCQ adalah komunitas yang memiliki target membaca Al-Qur’an satu juz per hari. Namun, berbeda dengan ODOJ (One Day One Juz) yang pernah kuikuti sebelumnya, di SSCQ tidak hanya membaca teks Arabnya saja, tetapi juga menyertakan terjemahan Al-Qur’an.
Tak hanya itu, SSCQ juga memiliki kurikulum luar biasa yang dijalankan oleh anggota tantangan, seperti kuis menebak ayat tanpa boleh bertanya pada “Mbah Google”. Kita harus mencarinya langsung di Al-Qur’an. Bagiku, ini adalah sesi yang seru. Ada juga penulisan antologi dengan tema berbeda setiap bulan, kajian online (disingkat kajol—sudah mirip nama artis India, bukan? Hehe), kelas literasi, dan lain sebagainya.
Karena itu, SSCQ dikenal sebagai ODOJ plus-plus, karena begitu banyak ide cemerlang dari muasis SSCQ, yakni Bunda Lilik Yani.
Masyaallah, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan kepada Bunda Lilik. Berkat beliau, komunitas SSCQ ini menjadi ladang amal saleh yang semoga memberatkan timbangan kebaikan di akhirat. Jazakillahu khairan katsiran, Bunda, karena kehadiran SSCQ membuat kami semakin senang mendekap Al-Qur’an.
Barakallahu fiikum. [Ni]
Bogor, 1 Agustus 2025
Baca juga:

0 Comments: