Headlines
Loading...
Guru Kehidupanku menjadi Wasilah Mengenal SSCQ

Guru Kehidupanku menjadi Wasilah Mengenal SSCQ

Oleh: Purwanti

(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Empat tahun lebih aku jauh dari hiruk-pikuk dakwah, terasing di tanah rantau, dan menahan rindu yang kian menumpuk—rindu pada orang tua, sahabat, dan aktivitas dakwah. Hingga satu hari, Allah pertemukan aku kembali dengan jalan itu melalui sebuah komunitas muslimah yang tak hanya mengajak tilawah, tetapi juga menghidupkan makna ayat-ayat-Nya: Sahabat Surga Cinta Qur’an (SSCQ).

***

Al-Qur'an Allah turunkan sebagai huda (petunjuk) bagi kehidupan manusia. Petunjuk ini akan kita dapati ketika Al-Qur'an dibaca secara tartil, disertai pemahaman melalui terjemahannya. Sebagaimana Allah sampaikan dalam Al-Qur'an Al-Karim:

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ⁠ۙ

"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (TQS. Al-Baqarah: 2)

Sayangnya, meskipun sejak duduk di bangku kelas 2 SD aku sudah bisa membaca Al-Qur'an, kini meluangkan waktu untuk membacanya terasa sangat sulit. Hal itu terjadi sebelum aku mengenal dan bergabung dengan sebuah komunitas yang konsisten mengajak tilawah sekaligus memahami maknanya.

Komunitas muslimah seantero nusantara ini menawarkan program One Day One Juz (ODOJ) yang berbeda dengan komunitas lainnya. Perjalananku mengenal komunitas SSCQ (Sahabat Surga Cinta Qur'an) dimulai sekitar empat tahun lalu.

Saat itu, SSCQ baru berusia lima bulan menuju enam bulan. Aku yang telah empat tahun lebih jauh dari jemaah dakwah, masyarakat, dan teknologi, merasakan kekosongan dalam diri. Meski begitu, aku tetap berusaha untuk tilawah atau membaca buku sekadarnya, agar tak bosan menjalani hidup yang jauh dari keramaian.

Namun, ketika hamil anak ketiga—yang kehamilannya tidak kusadari—kami sekeluarga hijrah ke kampung tempat aku dilahirkan. Sebelumnya, sejak awal menikah, aku tinggal di tanah rantau. Aku menyebutnya tanah rantau karena bukan tanah kelahiran suami maupun diriku, tetapi tanah itu telah membesarkan serta mengajarkan arti hidup bagi keluarga suamiku.

Selama lebih dari empat tahun tinggal di sana, aku menahan rasa rindu: rindu kepada orang tua, sanak keluarga, sahabat dakwah, dan aktivitas dakwah. Namun, rindu terbesarku adalah rindu berbagi cerita dengan sahabat dakwah.

Sejak kembali ke kampung kelahiran, aku mencoba membuka kembali jaringan yang telah lama kutinggalkan. Aku mengaktifkan kembali media sosial, meski harus membuat akun baru karena lupa kata sandi akun lama.

Setelah media sosial aktif, aku menelusuri beberapa sahabat yang pernah kukenal di Kota Medan. Ya, di kota itulah awal aku hijrah dan mengenal dakwah Islam. Hingga akhirnya, Allah mengizinkanku membaca postingan dari guru kehidupanku, Ustadzah Alfi Ummu Arifah, tentang komunitas SSCQ.

Awalnya aku belum begitu tertarik, tetapi aku mencoba bertanya kepada Ustazah Alfi—yang biasa kusapa Kak Alfi—tentang cara bergabung. Aku juga mengutarakan bahwa aku masih dalam tahap mencoba. Namun, beliau langsung memberikan nomor kontak Bunda Lilik Yani dan menyuruhku menghubungi beliau.

Awalnya aku ragu menghubungi Bunda Lilik. Ada banyak pertimbangan di pikiranku. Salah satunya adalah sifat burukku yang sulit berkomunikasi dengan orang baru.

Beberapa waktu kemudian, aku memberanikan diri menghubungi Bunda Lilik dan menyatakan ingin bergabung di SSCQ. Beliau menyampaikan tentang komitmen. Saat itu, aku hanya mengiyakan sambil kebingungan. Alhamdulillah, Bunda mengizinkan dan memasukkanku ke dalam grup ODOJ SSCQ.

Pada awal masuk grup, aku hanya memantau. Kebetulan saat itu sedang masa tunggu menuju challenge berikutnya. Aku sempat terkejut dengan ramainya percakapan di grup. Kalau tidak salah, ada sahabat yang mengirimkan tugas 9 (laporan khatam/tidak).

Saat itu, aku hanya diam seribu bahasa. Ingin bertanya, tetapi tidak tahu kepada siapa. Rasanya seperti berada di tempat asing. Meski begitu, aku tetap memantau dan mengikuti arahan. Ketika diminta mengisi komitmen, aku mengerjakannya sambil mengamati dan memodifikasi komitmen sahabat lain.

Alhamdulillah, sejak challenge ODOJ SSCQ 6, aku resmi menjadi anggota tetap, meski sempat mundur karena merasa sulit. Namun, insyaallah kini dan seterusnya, aku akan tetap berada di SSCQ hingga Allah memanggilku kembali.

Jazakillahu khair kepada Kak Alfi atas arahannya hingga aku bergabung dengan komunitas keren ini. Ucapan yang sama untuk Bunda Lilik Yani yang selalu memberi kesempatan untuk belajar menjadi lebih baik.

Kisaran, 2 Agustus 2025


Baca juga:

0 Comments: