Headlines
Loading...
Genosida Makin Membabi Buta, Jangan Berhenti Bersuara!

Genosida Makin Membabi Buta, Jangan Berhenti Bersuara!


Oleh. Ainul Ma'rifah, S.Si 
(Aktivis Muslimah)

SSCQMedia.Com—Media sosial sunyi senyap dari pemberitaan Gaza, Palestina, seolah-olah genosida di sana telah usai. Padahal, faktanya kekejaman zionis makin membabi buta. Pada Kamis (10/7/2025), dilaporkan sedikitnya 15 orang—termasuk 10 anak-anak—tewas dalam serangan Israel yang menghantam kerumunan warga sipil di luar posko layanan kesehatan di Gaza Tengah (Tirto.id, 11/7/2025).

Dilansir dari The Guardian, Kepala Eksekutif LSM Project Hope, Rabih Torbay, salah satu organisasi yang mengelola klinik tersebut, mengatakan, "Pagi ini, keluarga-keluarga tak berdosa diserang tanpa ampun saat mereka mengantre di klinik, menunggu pintu dibuka" (Tirto.id, 11/7/2025).

Kekejaman luar biasa ini bahkan kebal terhadap kritik. Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan Palestina, Francesca Albanese, mengungkap ada 60 perusahaan, termasuk raksasa teknologi AS seperti Google, Amazon, dan Microsoft, yang terlibat dalam suatu agenda yang ia sebut "transformasi pendudukan Israel menjadi ekonomi genosida" (Gazamedia.net, 10/7/2025).

Yang lebih mengejutkan, Albanese justru dikenai sanksi oleh AS atas laporannya tersebut. Menurut Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, laporan Albanese tidak sah dan memalukan karena memicu tindakan Mahkamah Pidana Internasional terhadap pejabat, perusahaan, serta eksekutif AS dan Israel (Gazamedia.net, 10/7/2025).

Namun, Albanese tidak gentar sama sekali akan sanksi yang diberikan kepadanya. Ia justru mengunggah tulisan di platform X bahwa ia berdiri "dengan teguh dan meyakinkan di pihak keadilan, seperti yang selalu saya lakukan". Bahkan, ia sempat menulis pesan teks kepada Al Jazeera bahwa langkah AS tersebut merupakan "teknik intimidasi ala mafia" (Gazamedia.net, 10/7/2025).

Berdasarkan laporan Albanese tersebut, dapat kita bayangkan genosida macam apa yang terjadi di sana? Perusahaan-perusahaan raksasa kelas dunia menjadi pemasok utama genosida atas nama pembelaan diri Israel dari serangan Hamas. Padahal, faktanya adalah keinginan untuk melenyapkan Gaza hingga tak bersisa. Bahkan, disinyalir Gaza menjadi tempat uji coba senjata yang mereka ciptakan. Naudzubillah.

Genosida di Gaza, Palestina, sudah di luar batas kemanusiaan. Akan tetapi, yang lebih menyakitkan adalah para pemimpin muslim yang justru bergandengan mesra dengan para penjajah Israel dan sekutunya. Alih-alih membela, yang mereka lakukan hanya mengecam tanpa ada tindakan nyata untuk membantu saudara muslimnya.

Bahkan, seorang Albanese yang nonmuslim pun tidak gentar sedikit pun untuk berdiri di atas keadilan dan membela muslim di Gaza, Palestina. Namun, sayang, para pemimpin muslim justru diam seribu bahasa, tak ubahnya kerbau yang dicocok hidungnya karena terbelenggu oleh ikatan kepentingan dengan negara penjajah AS dan sekutu-sekutunya.

Oleh karena itu, solusi hakiki untuk pembebasan Palestina hanyalah dengan jihad dan khilafah. Setiap muslim yang sadar dan memahami akar persoalannya berkewajiban untuk menyadarkan muslim lainnya sehingga terbentuklah kesadaran umum di tengah masyarakat.

Kesadaran umum inilah yang akan mendorong umat untuk fokus berjuang di jalan dakwah sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sebab, hanya thariqah dakwah Rasulullah yang akan mengantarkan pada kemenangan. Karena itu, umat harus terus diingatkan untuk menjauhi thariqah lain, seperti people power ataupun jalan parlemen (demokrasi).

Para pengemban dakwah harus konsisten dan terus waspada terhadap bahaya yang mengancam dakwah mereka, baik bahaya laten maupun bahaya ideologis. Keduanya harus diwaspadai karena akan memalingkan umat dari thariqah dakwah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Mereka harus yakin bahwa thariqah inilah yang akan mengantarkan pada kemenangan umat Islam, termasuk mengusir penjajah Zionis dari bumi Palestina. Wallahu a'lam bishawab. [ry]

Baca juga:

0 Comments: