Headlines
Loading...
Bendera One Piece, Simbol Kekecewaan Kemerdekaan Zonk

Bendera One Piece, Simbol Kekecewaan Kemerdekaan Zonk

Oleh: Naila Dhofarina Noor
(Pegiat Literasi)

SSCQMedia.Com — Masyarakat sudah muak dengan banyaknya kebijakan yang lebih memerhatikan kesejahteraan kaum elite. Berbagai barang oplosan beredar di pasaran. Penyimpanan uang di bank tiba-tiba tidak bisa ditarik. Tarif listrik yang sulit dijangkau rakyat kecil. Tidak semua rakyat dapat menikmati pendidikan yang layak, apalagi biaya pendidikan perguruan tinggi yang semakin menggila. Pengurusan administrasi yang berbelit seakan tak ada akses mulus jika tidak ada fulus. Jalur hukum tak lagi berpihak pada rakyat jelata. Hukum mudah dibeli dan ditekan demi kepentingan para kapitalis.

Tak mengherankan jika banyak rakyat bersuara, mulai dari menyampaikan kekecewaan melalui berbagai kreativitas di media sosial hingga yang terbaru adalah pemasangan bendera One Piece. Awalnya viral di Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Banten, lalu menyebar ke seluruh Indonesia. Tagar tentang bendera ini, seperti #BenderaOnePiece dan #StrawHatIndonesia, juga menjadi trending. Pada gilirannya, fenomena ini memunculkan berbagai respons dari netizen, influencer, hingga tokoh politik.

Fenomena pengibaran bendera ini menarik perhatian karena viral menjelang ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, usia yang seharusnya sudah dewasa dalam menyelesaikan problem negeri. Faktanya, masih banyak masalah besar di berbagai bidang yang tidak terselesaikan. Jika pun ada solusi, sering kali tidak mencerminkan keadilan.

Bagi yang belum paham apa itu One Piece, berikut penjelasannya. One Piece adalah serial kartun buatan Eiichiro Oda pada tahun 1997 yang hingga kini masih berlanjut.

One Piece bercerita tentang petualangan, yang secara simbolik cocok dengan kondisi negeri — bahkan di berbagai belahan dunia — di mana rakyat melawan ketidakadilan dan mendambakan kebebasan. Tokohnya bernama Luffy, seorang pemuda dari desa kecil yang kemudian menjadi Raja Bajak Laut.

Bendera dalam narasi One Piece dikenal sebagai Jolly Roger. Desain dasarnya berlatar hitam dengan tengkorak manusia di atas dua tulang yang menyilang. Bendera ini merupakan simbol kepercayaan, kekuatan, kebebasan, tekad pribadi, solidaritas, penolakan terhadap segala kemustahilan, dan simbol perjuangan melawan segala bentuk penindasan.

Banyak pro dan kontra muncul terkait pemasangan bendera ini di kalangan pejabat tinggi. Bagi pejabat yang anti kritik, hal itu dianggap makar. Namun, bagi pejabat yang terbuka terhadap kritik, hal tersebut adalah ekspresi kekecewaan yang lahir dari rasa cinta rakyat terhadap negerinya yang berjuluk gemah ripah loh jinawi, tetapi ironisnya kini hanya dinikmati oleh segelintir oligarki.

Begitulah jika sistem kapitalisme masih dijadikan rujukan negeri ini. Kezaliman semakin terorganisasi, kejahatan terjadi secara sistemik, rantai korupsi tak terputus, dan kesenjangan antara kaya dan miskin semakin lebar. Begitu nyata kerusakan negeri akibat nafsu yang tidak tunduk pada iman.

Problem sistemik membutuhkan solusi yang sistemik pula — solusi mendasar agar tak ada lagi pihak yang terzalimi. Solusi itu harus berangkat dari keimanan kepada Pemilik alam semesta, Allah Swt., yang telah memberikan konsep hidup mulai dari bangun tidur hingga membangun negeri. Islam, sebagai ajaran-Nya, adalah konsep hidup yang sempurna dan memuliakan manusia. Sistem ini telah diterapkan selama 1.400 tahun dan secara historis menorehkan sejarah gemilang.

Umat harus disadarkan bahwa penerapan aturan Islam secara sempurna adalah solusi hakiki atas segala problem sistemik. Sistem Islam menata kehidupan rakyat agar sesuai fitrahnya, sehingga mereka dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Sistem ini akan melahirkan pejabat yang takut akan pertanggungjawaban di akhirat, sehingga amanah yang diemban dijalankan dengan benar.

Kesadaran akan ketidakadilan yang ditunjukkan rakyat melalui pengibaran bendera tersebut perlu ditingkatkan menjadi perjuangan yang nyata. Tidak hanya perjuangan simbolik, tetapi perjuangan heroik yang terarah melalui dakwah jamaah yang terukur, demi meraih kemenangan atas ketidakadilan yang terjadi. Seharusnya, perjuangan itu dilakukan bersama seluruh rakyat dan umat di dunia ini di bawah Bendera One Ummah: Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah.

Wallahu a’lam bish-shawab. [ry]


Baca juga:

0 Comments: