Oleh. Eka Suryati
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Sejenak aku merenungi perjalananku dalam mengenal komunitas yang kini menjadi bagian penting diriku untuk kembali bergerak, setelah sekian lama terasa bagaikan jalan di tempat. Sebuah perjalanan yang indah dan begitu banyak kesan yang dirasakan. Bersama Komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an (SSCQ) menjadi wasilah untuk lebih mencintai Allah, dan itu yang membuatku tak bisa berpaling darinya.
Hikmah di Balik Peristiwa
Aku pernah menceritakannya, dan tak pernah bosan untuk bercerita, bagaimana aku bisa mengenal Komunitas SSCQ. Bermula dari kecewaku karena akun Facebook yang sudah sekian lama aku gunakan, tiba-tiba di-hack orang. Tak ada yang tersisa, semua foto, peristiwa, dan kejadian-kejadian yang kuanggap penting saat itu, hilang, dengan hilangnya akun Facebookku yang lama.
Ada kesal, sesal, dan kecewa, namun apa daya, tak ada yang bisa kuperbuat untuk menyelamatkannya. Suami hanya bilang, biarlah semua terjadi, mungkin akan ada hikmah di balik peristiwa yang menurutku menyedihkan. Ah, membayangkan foto-foto anak-anak di masa kanak-kanaknya ikut hilang, itu yang paling membuatku merasa sedih. Tapi, seperti kata suami, jangan terlalu berlarut dalam kecewa, hikmah yang baik sudah Allah siapkan, itu yang aku rasakan dalam prasangkaku.
Hari-hari berlalu, setelah memiliki akun baru, aku mulai mencari pertemanan. Selektif, itu yang akhirnya aku lakukan dalam mencari pertemanan. Takut kejadian serupa terulang kembali. Aku mulai mencari orang-orang, grup-grup yang baru. Siapa saja yang aku ingat dan hafal, langsung kukirim pertemanan. Jika ada yang minta pertemanan juga, tetap diseleksi.
Aku membuka sosial media, dan melihat postingan yang membuat hatiku tertarik. Tak tahu dari mana asalnya, mungkin dari teman yang berteman dengan orang yang masuk dalam komunitas SSCQ, aku mulai tertarik untuk melihat profil Komunitas SSCQ di Facebook.
"Ah, menarik juga nih grup ini," kataku saat itu.
Banyak postingan menarik yang bisa aku baca, dan rasa tertarikku makin menjadi. Aku minta bergabung, dan diterima. Aku menjadi bagian dari Komunitas SSCQ, namun baru sebatas di Facebook, belum benar-benar bergabung secara resmi. Tapi sudah banyak hikmah yang kudapatkan. Benar juga apa yang menjadi harapanku, bahwa akan ada hal penting, di balik hilangnya akun Facebookku yang lama.
Ikut Challenge Motivasi
Sebagai anggota di FB, aku masih belum aktif. Belum ada satu pun postingan yang dikirim. Aku baru menjadi penggemar rahasia, yang membaca banyak postingan anggota SSCQ. Belum tahu juga bagaimana caranya untuk ikut menulis, karena yang kuamati, ada tagar-tagar kalau menulis.
Lalu, pada saat itu di akhir bulan Juli 2023, aku ditawari oleh sahabat yang juga guru menulisku. Aku memanggilnya Miya, dia yang mengajakku untuk ikut challenge yang diadakan komunitas SSCQ. Ragu, itu yang kurasakan saat itu. Bagaimana tidak, aku belum pernah ikut challenge apa pun, baru sebatas latihan-latihan ringan setelah mendapat materi dari Miya. Tapi Miya Nelliya Al Farisi selalu memotivasi agar aku ikut.
"Ikut challenge ya," kata Miya kepadaku.
"Enggak ah, Miya, malu. Tulisanku masih receh, pemula banget," jawabku.
Miya berkata lebih lanjut, "Bisa kok, nanti ada kata kuncinya juga."
Duh, apa iya diri ini sanggup. Baru pertama kali ikut challenge menulis, sudah harus menulis selama 30 hari tanpa henti. Keyakinan diri masih setipis kulit ari, karena belum ada pengalaman sedikit pun. Namun, berkat motivasi Miya, akhirnya aku ikut challenge tersebut.
Bergabung di Banyak Grup SSCQ
Challenge motivasi di bulan Agustus itu adalah awal langkahku untuk ikut aktif di SSCQ. Karena ikut dalam challenge, aku bergabung di grup kontributor SSCQ. Di grup itu ada tawaran untuk ikut challenge lagi, dan mulai ada keberanian untuk mencoba terus setiap challenge yang ditawarkan. Suatu saat Bunda Lilik memasukkan aku ke grup Literasi dan Literasi Khusus. Aku makin aktif menulis karena ada keharusan untuk membuat tulisan pesan dan kesan atau testimoni setiap kali ikut pertemuan kelas, dan itu menjadi syarat agar bisa ikut pertemuan berikutnya.
Aku masuk grup-grup lainnya di SSCQ, karena lagi-lagi ada tawaran untuk ikut challenge menulis. Namun, aku belum juga bergabung di kelas utama, yaitu kelas ODOJ plus-plus. Sempat senyum-senyum sendiri kalau mengingatnya, sudah masuk di banyak kelas tambahan, kok malah belum ikut kelas utamanya.
Tawaran pun datang dari duo bersaudara asal Sidoarjo, Bunda Neni Arini dan Teh Erna Kartika Dewi. Entah bagaimana prosesnya, akhirnya aku resmi bergabung di SSCQ, ditandai dengan masuknya diriku di kelas One Day One Juz (ODOJ). Saat itu memilih kelas B, karena ingin menyesuaikan diri dulu, sambil belajar apa dan bagaimana kelas ODOJ SSCQ tersebut.
Walau ikut kelas B, tapi aku bisa khatam 1 juz lo, dan itu membuat diriku mulai berani ikut di kelas A. Kebetulan saat itu menjelang bulan Ramadan dan pada saat Ramadan, Bundà Lilik hanya membuka kelas 1 Juz. Oke deh, kataku dalam hati, semoga bisa khatam 30 juz dalam 1 bulan.
Hari-hari berlalu, aku mulai bertilawah bersama para sahabat. Semua kurikulum berusaha ditunaikan. 12 point kudapatkan dan hadiah demi hadiah diperoleh. Hadiah buku, bagiku begitu berkesan, dan itu makin membuat semangat bertilawah dan menulisku bertambah dari hari ke hari.
Begitu banyak hikmah yang kudapatkan sejak bergabung di SSCQ. Ibarat orang yang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, aku makin mencintai karena rasa cinta yang hadir adalah rasa cinta yang mengharapkan rida-Nya. Semua aktivitas yang kulakukan di SSCQ semata-mata karena Allah. Semua bisa karena ada para sahabat taat yang saling mengingatkan dalam kebaikan. Apa yang didapat juga adalah segala hal yang berkaitan dengan Islam. Rasa cintaku pada SSCQ tumbuh dan berkembang karena ada rida Allah yang kurasakan dan kudapatkan.
Aku mengenal SSCQ, jatuh cinta dan tak ingin berpaling darinya.
Kotabumi, 1 Agustus 2025 [An]
Baca juga:

0 Comments: