Headlines
Loading...

Oleh. Iis Nopiah Pasni 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Setiap muslim pasti ingin segera menunaikan ibadah umrah dan haji. Ingin suatu hari jadi tamunya Allah, demikian pula aku dan ibuku.

Hari terus berganti, keinginan Ibu untuk umrah begitu menggebu. Beliau ingin sekali menjadi salah satu tamu Allah.

Sampai suatu hari ketika aku menginap di rumah Ibu. Sebuah rumah panggung khas Sumatera Selatan, tempat aku lahir dan dibesarkan.

"Nop," kata Ibu memanggilku. Aku menghentikan aktivitasku dan langsung mendekati beliau, duduk di sampingnya.

"Kalau ada teman bareng ..., Ibu mau berangkat umrah, Nop," kata beliau tenang. Tangannya meraih tanganku.

"Bu, uang tabungan Ibu udah cukup, ya?" tanyaku cepat, karena ucapan Ibu tadi menyiratkan sesuatu. Matanya berbinar bahagia dan mulai berkaca-kaca. 

"Alhamdulillah, sudah cukup, Nop," jawabnya sambil memelukku.

Ya Allah, bahagianya hatiku mendengar hal itu. Alhamdulillah, alhamdulillah, Allahu Akbar. Aku tahu bagaimana ibu berjuang menyisihkan sebagian uang dari gaji istri pensiunan (almarhum Bapak) itu sedikit demi sedikit. Bukanlah hal yang mudah. Alhamdulillah sekarang sudah cukup untuk ongkos dan juga untuk walimatus safar nantinya.

Masyaallah, aku bahagia sekali melihat beliau bahagia. Walaupun sebenarnya aku sangat ingin biaya umrah Ibu itu dariku, dan aku ingin berangkat bareng tapi apa daya ... belum bisa, belum diizinkan Allah.

Aku dan Ibu berusaha mencari informasi siapa saja teman ibu yang mau berangkat umrah dalam waktu dekat. Tujuannya agar Ibu ada temannya, terutama teman yang dikenalnya. Karena beliau ingin demikian.

Sekitar beberapa pekan sebelum keberangkatan sahabatku, Ummu Furqon. Aku malah baru tahu kabar tersebut. Saat aku cerita kalau Ibu mau ikut bareng, ternyata sudah tutup pendaftarannya karena sudah mau berangkat. Tentu saja aku dan Ibu kecewa. Apa boleh buat, Allah belum izinkan Ibu untuk berangkat dengan sahabatku.

Ummu Furqon juga senang kalau bisa bareng Ibu tetapi sudah tidak bisa karena pendaftarannya sudah tutup.

"Padahal, Ibu sudah senang nian, Nop, kalau berangkat ada temannya. Apalagi sama sahabatmu Nop," ujar Ibu kecewa.

"Nop minta maaf, Bu. Nop juga baru tahu infonya kalo Ummu Furqon mau umrah bareng suaminya juga. Maaf ya, Bu. Semoga Allah ganti dengan kemudahan yang lain," kataku sambil menggengam tangan beliau.

"Ibu pengen ada temannya itu karena Ibu nggak ngerti apa-apa, jadi pengen ada yang kenal berangkatnya nanti," kata Ibu lagi.

"Iya, Bu, semoga ada jalannya," kataku lagi.

Hari berlalu. Pada hari Ahad, Ibu datang acara aqiqah tetangga dekat rumah. Qadarullah bertemu Yuk Ita yang baru pulang dari umrah. Yuk Ita bercerita bahwa Ica dan neneknya akan berangkat umrah.

Sepulang dari acara aqiqah itu Ibu langsung bercerita, "Nop, Ibu berangkat umrah bareng Ica anaknya Kak Evan saja ya. Ibu dapat info dari Yuk Ita. Ibu sudah minta Yuk Ita nelpon Ica untuk ke rumah nanti malam," kata beliau lagi dengan mata berbinar bahagia.

Bagaimana tak bahagia, kalau Ibu berangkatnya bareng Ica berarti Ibu akan berangkat umrah dengan cucunya sendiri. Masya Allah. Ternyata Ica juga berangkat lagi kali ini bareng ibunya. Udah deh klop kalau begitu, aku jadi tenang. Alhamdulillah.

Malamnya langsung janjian ketemu di rumah Ibu. Alhamdulillah langsung daftar dan melakukan pembayaran. Ibu langsung dapat dua buah koper dan buku tentang umrah. Setelahnya, hari Kamis mereka berangkat ke Palembang untuk suntik meningitis.

Ibu, aku dan saudara-saudara langsung rembukan menentukan waktu walimatus safar nanti. Lanjut sepakat segera membuat  undangan untuk saudara dekat, keluarga besar dan tetangga serta handai taulan. Masyaallah serasa mimpi, impian Ibu sebentar lagi jadi kenyataan.

Alhamdulillah acara walimatus safar berjalan lancar. Tibalah saatnya mengantar Ibu untuk berangkat umrah. Titik kumpul di Masjid Agung Muara Enim.

"Bismillah, selamat jalan, Ibu. Semoga sehat berangkat maupun di sana dan pas kembali ke Muara Enim," bisikku.

Sekeluarga mengantar Ibu malam hari sekitar 23.00 WIB dari Muara Enim bus membawa ke Palembang. Selanjutnya esok harinya dari bandara di Palembang berangkat ke Makkah. Allahu Akbar, begitu cepat prosesnya, begitu banyak kemudahan yang Engkau beri pada Ibu,

Alhamdulillah. Ibu dan rombongan semuanya sampai dengan selamat di Makkah pada malam hari. Alhamdulillah, Alhamdulillah.

Rangkaian ibadah umrah Ibu kami saksikan melalui foto dan video yang dikirim lewat WhatsApp group umrah HKZ Tour.

Alhamdulillah, barakallah, semua proses ibadah berjalan lancar, sekeluarga besar menunggu kepulangan beliau di halaman Masjid Agung Muara Enim siang itu. Ibu sehat dan bahagia, langsung memeluk erat anak, menantu, dan cucu-cucunya. Sampai rumah, Ibu berkumpul bareng keluarga. Bahkan ada Wak Haji Yaumala dan istri. Bahagianya. Apalagi pas Ibu bercerita tentang pertama kali melihat Kakbah, betapa indah dan bahagianya luar biasa. Apa lagi ketika beribadah di sana yang pahalanya masyaallah. Ya Allah, aku ingin juga.

Masyaallah, apalagi yang hendak aku dustakan? Sesuatu yang kadang bagi kita susah untuk digapai, ketika Allah bilang "Kun", maka jadilah. Seperti itu juga perjalanan ibu ke umrah seperti masih mimpi. Alhamdulillah akhirnya impian itu jadi nyata. Semoga Allah mengampuni segala dosa Ibu dan menerima amal dan umrah Ibu. Amin.

Sebagaimana dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 158 bahwa Allah mensyukuri dan maha mengetahui hamba-Nya yang penuh kerelaan hati mengerjakan kebajikan:

۞ اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَاۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ ۝١٥٨

Artinya: "Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui."

Yuk, kita niatkan untuk umrah dan haji, berupaya ke sana dan semoga ini  sebagai jalan kita menuju surga. Aamiin ya Rabbal aalamiin.

Ibadah haji dan umrah ternyata memiliki banyak hikmah, di antaranya adalah membersihkan dosa, meningkatkan iman dan takwa, serta mempererat tali persaudaraan sesama muslim. Selain itu, ibadah ini juga menjadi sarana untuk mengenang sejarah perjuangan Nabi Ibrahim a.s, Nabi Ismail a.s, dan Siti Hajar, serta meneladani kesabaran, keimanan, dan ketaatan mereka kepada Allah Swt. 
Masyaallah, begitu banyak hikmahnya.

Next, ya Allah, aku mohon padamu, aku ingin berangkat umrah dan juga haji bersama suami tercinta, aamiin. Kabulkanlah, ya Allah, semudah Engkau memberangkatkan ibuku umrah, ya Allah. Aamiin ya Rabbal aalamiin.


Muara Enim, 16 Juli 2025

Baca juga:

0 Comments: