Headlines
Loading...

Oleh. Sikin Maria
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini akan mengalami fase-fase kehidupan. Dimulai dari alam roh, alam kandungan, alam dunia, alam kubur, kehancuran alam semesta, hari kebangkitan, padang mahsyar, syafaat, hisab, penyerahan catatan amal, mizan, telaga, terakhir sirat, barulah manusia menempati tempat akhirnya. Dan pilihannya hanya dua, yaitu antara surga atau neraka. 

Surga dan neraka merupakan hal gaib yang wajib kita imani melalui dalil naqli. Artinya informasi yang layak dipercaya hanya bersumber pada Al-Qur'an dan hadis mutawatir. Dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 25 Allah telah berfirman: "Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya."

Surga adalah tempat yang dijanjikan Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, tempat penuh kenikmatan abadi. Di surga tidak ada kesedihan, penderitaan atau kematian. 

Namun surga tidak didapatkan dengan ongkang-ongkang kaki atau tanpa usaha. Amal saleh menjadi sebabnya. Dan rahmat Allah sebagai penentu ia masuk surga atau tidak. Sebagaimana firman Allah diatas, setelah manusia beriman, ia diseru untuk melakukan amal saleh. 

Dengan memahami peta kehidupan, manusia akan mengetahui bahwa kehidupan dunia hanyalah satu fase yang harus ia lalui untuk sampai pada surga. Dan di dunialah tempat satu-satunya untuk mencari bekal akhirat. Sisa perjalanan setelah kehidupan dunia sangatlah panjang, untuk itu dibutuhkan bekal yang tidak sedikit. Dan di sisi yang lain manusia dibatasi oleh jatah umur yang diberikan oleh Allah. 

Keterbatasan waktu di dunia mendorong manusia untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Amal saleh itu sangat banyak, sedangkan waktu sangatlah terbatas. Untuk itu Islam telah mengajarkan satu konsep yang luar biasa efeknya ketika manusia mau memahami dan menerapkannya, yaitu konsep fikih awlawiyat atau skala prioritas. 

Hal ini tidak bertumpu pada pandangan manusia, tetapi bagaimana syariat Islam memandang atau menghukumi sebuah aktivitas. Sehingga tidak ada lagi aktivitas yang dipertentangkan atau tumpang tindih. Semua aktivitas jelas kedudukannya dalam timbangan syariat. 

Hanya ada 5 hukum aktivitas manusia. Wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Inilah yang menjadi pertimbangan manusia sebelum melakukan perbuatan. Tentu tidak ada toleransi pada hal hal yang wajib dan haram. Pada hal yang sunah sebanyak mungkin yang bisa dilakukan. Sedangkan pada hal-hal yang mubah dipilih dan dipilah mana aktivitas yang mendekatkan pada Allah. Pada hal-hal makruh sudah pasti sebisa mungkin dihindari. 

Mengingat kematian menjadi pendorong yang kuat dalam melakukan amal saleh. Karena kematian tidak dapat diprediksi kapan datangnya. 

Berikut ini adalah alasan utama melakukan amal saleh untuk meraih surga Allah:
Pertama, mengikuti perintah Allah. Seringkali Allah menyandingkan perintah beriman dengan beramal saleh.

Kedua, mencapai kebahagiaan abadi. Setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan. Di surgalah kebahagiaan abadi tanpa batas waktu bisa diraih. 

Ketiga, menghindari azab neraka. Karena fokus melakukan amal saleh, tentu saja harapannya tidak tersisa waktu untuk bermaksiat. 

Keempat, menunjukkan rasa syukur kepada Allah. Nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia tak terhitung jumlahnya. Patuh dan taat pada semua perintah Allah merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan. 

Agar amal saleh yang dilakukan diterima Allah, harus memenuhi dua syarat, yaitu sesuai aturan Allah dan ikhlas ketika melakukannya. Dan dikarenakan waktu yang terbatas, maka perlu merencanakan aktivitas harian. Agar upaya meraih surga Allah dapat dilakukan dengan maksimal. 

Memilih aktivitas harian berdasarkan skala prioritas menjadi hal wajib yang harus dilakukan. Jalan untuk meraih surga Allah bukanlah jalan mulus tanpa onak dan duri. Tanpa pandangan iman manusia tidak akan kuat menjalaninya. Berkumpul dengan orang-orang saleh menjadi penguat dan penyemangat meraih surga. Karena orang saleh akan saling mengingatkan satu sama lain. 

Selain itu menuntut ilmu juga akan memudahkan jalan menuju surga. Amal saleh itu amatlah banyak, sedangkan waktu dan tenaga manusia terbatas. Untuk itu diperlukan memilih aktivitas yang berpahala besar dan mengalir terus pahalanya, meskipun manusia sudah meninggalkan dunia ini. 

Ibarat kata dengan modal sedikit mendapat untung sebanyak-banyaknya. Usaha sedikit mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.

Manusia hidup di dunia itu hanyalah sementara. Tujuan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Ibadah itulah yang terwujud dalam amal saleh. Menjadi bekal untuk pulang ke kampung akhirat. 

Pemahaman tentang terbatasnya waktu di dunia akan melahirkan manusia yang tidak akan menyia-nyiakan waktunya. Setiap detik akan diisi dengan amal saleh. 

Apa saja amal saleh yang pahalanya tetap mengalir itu? Simak pada artikel berikutnya. 

Jalan menuju surga itu penuh tantangan, carilah kawan seperjalanan agar mudah ditaklukkan. [Ni]

Sidoarjo, 16 Juli 2025

Baca juga:

0 Comments: