Stok Beras Melimpah Tetapi Harga Mahal
Oleh. Wulan Syahidah
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Krisis harga beras terus membelit rakyat kecil, meski stok diklaim melimpah. Hal ini menunjukkan kecacatan serius dalam pengelolaan pangan nasional.
Data menunjukkan lebih dari 130 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras pada pekan kedua bulan Juni, bahkan melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET). Ironisnya, kebijakan pemerintah yang mewajibkan Bulog menyerap gabah petani dalam jumlah besar justru menciptakan penumpukan stok di gudang, sementara suplai ke pasar tersendat. (Bisnis.com, 16/6/25). Akibatnya, harga melonjak dan rakyat menjadi korban.
Inilah potret pengelolaan pangan dalam sistem kapitalisme, keputusan diambil bukan untuk kemaslahatan rakyat, melainkan untuk memenuhi logika pasar dan kepentingan segelintir elite.
Dalam sistem kapitalisme, pangan bukan hak dasar yang wajib dipenuhi negara, melainkan komoditas yang diperdagangkan untuk meraih laba. Di mana negara berperan sebagai fasilitator dan regulator saja, bukan sebagai pelindung yang menjamin distribusi yang adil dengan harga terjangkau. Di sinilah letak akar masalahnya, sistem ini gagal melayani rakyat karena prinsip dasarnya bukan kesejahteraan, tapi keuntungan.
Solusi hakiki bukanlah dengan menambal regulasi, subsidi sesaat, atau operasi pasar yang hanya bersifat sementara. Perubahan sistemik mutlak diperlukan. Dalam sistem Islam di bawah naungan khil4fah, pangan bukan sekadar komoditas, tapi bagian dari kebutuhan pokok yang wajib dijamin oleh negara.
Negara akan terlibat langsung dalam produksi dan distribusi pangan, tanpa menyerahkannya pada spekulasi pasar. Negara juga akan menyediakan semua sarana produksi dan kebutuhan lainnya secara gratis bagi petani. Sehingga produksi beras pun meningkat tanpa membebani petani
Khil4fah juga melarang praktik penimbunan (ihtikar) yang menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga, serta memastikan distribusi dilakukan secara merata hingga pelosok wilayah. Negara tidak menetapkan harga secara paksa, tetapi memastikan keseimbangan antara suplai dan permintaan melalui kebijakan distribusi dan cadangan pangan yang strategis. Inilah solusi sistemik dan menyeluruh yang hanya bisa diwujudkan melalui penerapan syariat Islam secara kafah. [MA]
Baca juga:

0 Comments: