Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Arrosyidah
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Gaza adalah sebuah tempat di mana bangunan telah rata dengan tanah. Di sana manusia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena dengung drone dan ledakan bom terdengar setiap saat. Gaza adalah sebuah tempat di mana tanahnya selalu basah oleh darah syuhada. Jerit dan tangis bersahutan sepanjang hari. Di Gaza, kita harus berjalan jauh dan sabar mengantre untuk mendapatkan air dan bahan pangan. Namun, setibanya di pusat distribusi bantuan, warga Gaza justru menjadi sasaran timah panas pasukan Israel. 

Derita Gaza telah menembus banyak kepala dan hati manusia di seluruh penjuru dunia. Pembelaan terus mengalir. Dari lagu yang berisi semangat perjuangan untuk Gaza, unjuk rasa, usaha pembukaan blokade lewat jalur laut yang dibawa Kapal Kemanusiaan Madleen hingga konvoi “Somoud” yang dilakukan oleh aktivis kemanusiaan dari berbagai negara. 

Di saat masyarakat dunia sibuk membela Gaza, para penguasa negeri Muslim justru masih bersikap dingin. Alih-alih mengirim pasukan untuk membebaskan Gaza, penguasa Mesir justru mendeportasi peserta konvoi “Somoud” setibanya mereka di Mesir. Penguasa negeri muslim yang lain pun menunjukkan sikap yang tidak jauh berbeda. Penguasa muslim tak ubahnya boneka Israel yang bergerak atas arahan Israel. Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi mengatakan bahwa proyek menanamkan boneka (penguasa) jauh lebih efektif dari seratus proyek lain untuk menghancurkan Islam. Dan hal ini telah terbukti. 
Masyarakat tidak bisa berharap banyak kepada para penguasa boneka yang telah dijangkiti penyakit wahn. Mereka takut lengser dari kursi kekuasaan jika melanggar larangan Israel, sehingga tidak dapat berbuat banyak untuk membebaskan Gaza, selain sekadar mengecam dan mengutuk.

Langkah demi langkah ditempuh demi kebebasan Gaza, namun belum menemukan titik terang. Hal ini karena kekuatan umat saat ini ibarat lidi-lidi yang terserak. Butuh ikatan untuk mempersatukan lidi-lidi tersebut agar mampu membersihkan kotoran dan sampah kezaliman. Tiada ikatan kokoh yang dapat mempersatukan umat saat ini kecuali ikatan akidah. Ikatan yang mampu mempersatukan hati Muhajirin dan Anshar yang sebelumnya adalah musuh bebuyutan. Ikatan yang menggerakkan muslim di Turki saat muslim di nusantara butuh pertolongan.

Ikatan akidah akan terwujud ketika umat memiliki sebuah institusi kenegaraan. Institusi yang telah dibangun oleh Rasulullah salallaahu 'alayhi wa salam dan dilanjutkan para Khalifah sepeninggal beliau. Institusi yang berdiri selama kurang lebih 13 abad dan terbukti sakti dalam mewujudkan persatuan dan kemuliaan umat. Institusi Khil4fah yang menerapkan sistem Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Wallaahua'lam bisshawab. [MA]

Baca juga:

Related Articles

0 Comments: