SSCQ Membuatku Makin Jatuh Cinta kepada Al-Qur'an
Oleh. Artatiah Achmad
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Tak terasa, ternyata sudah dua tahun lebih aku mulai gabung di Komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an (SSCQ). Komunitas ini adalah komunitas para pecinta Qur'an yang senantiasa rutin tilawah sehari setengah juz plus baca terjemah dan setor ayat pilihan sebagai bentuk presensi harian. Jika berat satu juz, masih ada kelas sehari setengah juz, yang penting istikamah menjalaninya. Di komunitas ini kegiatannya bukan sekadar tilawah dan baca terjemahannya saja. Ternyata ada juga kurikulumnya. "Ehm, seperti sekolah ya, ada kurikulumnya."
Awal aku gabung di komunitas ini karena ajakan temanku. Namanya Mbak Rosdiana, atau biasa dipanggil Mbak Diena. Beliau sudah gabung duluan di SSCQ. Terima kasih ya Mbak Diena, kau menjadi wasilah yang menunjukanku kepada jalan kebaikan. Semoga menjadi salah satu jalan yang akan membawaku ke surganya Allah bersama sahabat-sahabat di SSCQ. Aamin ya Rabbal alamin.
Pada bulan Ramadan tahun 2023 aku mulai gabung di SSCQ ikut challenge 24. Ada perubahan dalam diriku, hari-hariku diisi dengan tilawah Al-Qur'an dan baca terjemahannya. Ternyata setelah kebiasaan itu rutin kulakukan, rasanya makin nyandu. Aku makin jatuh cinta kepada Al-Qur'an.
Cinta itu perlu bukti, tak sekadar kata-kata. Kadang ada ujian melanda. Begitu juga dengan diriku. Ketika aku berada di fase sedang senang-senangnya tilawah Al-Qur'an, penuh semangat dan berusaha menunaikan komitmen dari setiap challenge yang diadakan SSCQ, ternyata aku diuji dengan sakit. Ada polip endometrium yang membuat siklus haidku menjadi panjang. Dalam sebulan, aku kadang mengalami dua kali menstruasi, atau hanya sekali tapi waktunya sampai hampir 14 hari lamanya. Tentu ini sedikit menggangguku. Kadang membuatku stres karena aku jadinya sering tidak kholas tilawah Al-Qur'an 30 juz. Astagfirullah, semoga Allah mengampuniku. Bukan maksudku melalaikan komitmen yang sudah kubuat.
Selama sakit, aku tetap berikhtiar untuk mendapatkan kesembuhan. Aku berobat di RS. Fatmawati dan menjalani operasi pengangkatan polip. Harapanku semoga setelah ini penyakitnya tidak kambuh lagi.
Selain ikhtiar medis, sebagai seorang muslim, tentu aku harus menjalankan ikhtiar jalur langit. Kudekatkan diri ini dengan pemilik jiwa dan raga ini. Aku mengamalkan doa dari nabi Ayub yang ada di dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiya ayat 83.
ÙˆَاَÙŠُّÙˆۡبَ اِذۡ Ù†َادٰÙ‰ رَبَّÙ‡ٗۤ اَÙ†ِّÙ‰ۡ Ù…َسَّÙ†ِÙ‰َ الضُّرُّ ÙˆَاَÙ†ۡتَ اَرۡØَÙ…ُ الرّٰØِÙ…ِÙŠۡÙ†َ
"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya," (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang."
Akhirnya aku memutuskan rehat sejenak. Aku tidak ikut challenge SSCQ. Apa yang kurasakan setelah rehat sejenak? Apakah semua masalahku teratasi? Ternyata tidak. Tanpa ikut challenge SSCQ ternyata sulit untuk istikamah tilawah Al-Qur'an sesuai target. Ada penyesalan dalam diri. Mana yang katanya cinta? Duh, jadi malu!
Kuadukan permasalahan hidupku. Ternyata permasalahanku belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan orang-orang yang Allah kasih ujian berat. Mengapa mereka masih bisa terlihat baik-baik saja padahal sedang diuji sakit? Sedangkan aku kadang banyak mengeluh. Ada apa yang salah? Mungkinkah karena aku tidak rutin tilawah seperti saat gabung di SSCQ? Astagfirullah.
Aku belajar dari Bunda Lilik yang juga diuji sakit. Walau sakit, beliau tidak mengurangi aktivitas beliau di SSCQ. Beliau senantiasa fokus kepada visi beliau dalam mendakwahkan Al-Qur'an di tengah umat, menjadikan setiap detik dalam hidup untuk beribadah kepada Allah dan mencerahkan umat dengan Al-Qur'an. Masyaallah tabarakallah. Ada satu pesan beliau yang selalu kuingat. Lakukan skala prioritas, jangan terbebani dan libatkan Allah dalam segala aktivitas.
Akhirnya kumantapkan hatiku untuk balik lagi ke SSCQ tapi turun kelas di 1/2 juz. Alhamdulillah Ustazah Sri Suratni menyambutku dengan hangat. Aku masuk ke grup kecil. Bunda Dewi Pancawati sebagai penanggung jawab kelas saat itu. Beliau menjalankan tugasnya dengan baik. Setiap hari beliau menyapa anggota grup agar selalu semangat menjalankan tugas harian yaitu tilawah dan baca terjemah, kemudian setor ayat pilihan sebagai bentuk presensi harian. Masyaallah senang rasanya ketika kita bisa saling mengingatkan dalam kebaikan. Dari Bunda Dewi aku belajar disiplin dan istikamah tepat waktu.
Alhamdulillah, kebiasaan harianku untuk mendekat dengan Al-Qur'an kembali lagi walau turun kelas menjadi 1/2 juz. Tak mengapa, semoga aku tetap bisa meluruskan niatku bahwa alasan terkuat aku gabung di SSCQ itu bukan sekadar kejar-kejaran paling banyak bacaan Al-Qur'annya. Namun niatku karena kecintaanku pada kalam Illahi. Semoga aku bisa terus istikamah. Amin Allahuma amin.
Kemudian di bulan Ramadan tahun 2025, aku balik lagi mencoba naik ke kelas 1 Juz sehari. Alhamdulillah Bunda Efa Tri Yudiana sebagai penanggung jawab kelas 1 juz mau menerimaku. Di challenge Ramadan, alhamdulillah aku bisa kholas lagi. Masyaallah tabarakallah, senang tak terkira.
Tak terasa sekarang di SSCQ sedang berlangsung challenge ODOJ plus plus ke 50. Saat launching kurikulum SSCQ, Bunda Lilik sebagai Muassis SSCQ menyampaikan tema tentang "Istikamah itu Berat Tapi Bisa."
Banyak insight yang kudapatkan. Kubuka kembali mushafku. Aku tersentuh begitu mendapatkan ayat tentang istikamah. Di dalam surah Al-Ahqaf ayat 13, Allah berfirman yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah," kemudian mereka tetap istikamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati."
Ya Allah, terima kasih atas nikmat Al-Qur'an. Terima kasih aku ditunjukkan untuk bisa gabung di SSCQ. Terima kasih, ya Allah. Aku makin yakin bahwa dengan istikamah bersama Al-Qur'an maka permasalahan hidupku akan teratasi. Aku yakin jalan ini sebagai wasilah yang bisa menghantarkanku untuk reuni di surga bersama sahabat-sahabat ahlul Qur'an lainnya. Kabulkan permohonanku ini ya Allah. Aamin ya Rabbal alamin.
Last but not least, terima kasih untuk semua sahabat surgaku di Komunitas SSCQ yang selalu memberi motivasi dan teladan terbaik. Spesial untuk Ustazah Neni Arini, Ustazah Ana Rosyidah, dan Ustazah Ririn sebagai guru tahsinku, jazakunnallah khayr atas ilmu yang telah kalian ajarkan kepadaku. Terima kasih kepada Bunda Lilik yang telah banyak memberi pelajaran hidup. Dari Bunda Lilik aku belajar berjuang. Dari beliau aku belajar rela berkorban, semangat menebar kebaikan, tegas, dermawan dan pantang mengeluh. Semoga bunda selalu sehat dan dalam lindungan Allah. Amin ya Allah. []
Baca juga:

0 Comments: