Headlines
Loading...
Gaza Masih Digenosida, Umat Jangan Hanya Diam

Gaza Masih Digenosida, Umat Jangan Hanya Diam

Oleh. Maya Dhita
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.com—Suara umat yang menyeru tentang Palestina makin tak terdengar di sosial media. Entah karena pengaruh algoritma atau memang menurunnya semangat juang umat, terdistraksi oleh persoalan dalam negeri, atau mulai terbiasa melihat apa yang sedang dihadapi saudara kita di Palestina.

Tak hanya itu, saat ini pun tidak ramai aksi turun jalan, pembagian pamflet dukungan Palestina, dan aksi-aksi nyata lainnya. Mungkin hanya boikot produk terafiliasi zionis Yahudi dan penggalangan dana saja yang masih konsisten dilakukan.

Padahal kenyataannya genosida masih terus berlanjut. Bahkan mereka menggunakan cara yang lebih licik, cara yang lebih mengerikan yang bahkan jauh dari kata manusiawi dan di luar akal sehat manusia. Demi memusnahkan penduduk Palestina khususnya Gaza, mereka tega menahan bantuan makanan dan obat-obatan untuk warga. Rakyatnya dilaparkan hingga menemui ajal. Tak hanya itu, zionis Yahudi mengumumkan memberikan bantuan, kemudian saat semua berada di titik kumpul untuk mengambil makanan, mereka malah dijadikan target sasaran.

Pemimpin yang Berkhianat

Di tengah gencarnya serangan zionis pada penduduk Gaza, nyatanya tak membuat pemimpin negeri-negeri muslim menggunakan kekuatan mereka untuk mengirimkan tentara militer ke Gaza. Yang mereka lakukan hanya sebatas kecaman terbuka dan penggalangan dana.

Ternyata di balik ketidakmampuan para pemimpin negara muslim dalam melakukan aksi nyata untuk Palestina, mereka malah menjalin hubungan mesra dengan Yahudi Israel baik secara terang-terangan maupun terselubung. Misalnya, Arab Saudi, Yordania, Bahrain, Mesir, Turki, dan masih banyak lainnya.

Indonesia tidak memiliki kerjasama diplomatik dengan Israel. Bahkan Indonesia tegas menolak memiliki hubungan diplomatik. Hal ini terjadi salah satunya karena ada ikatan sejarah di mana Palestina adalah negara terdepan yang mendukung kemerdekaan Indonesia kala itu. Namun, ada beberapa kerjasama Informal antara keduanya terutama dalam bidang pendidikan dan perdagangan. Hal ini tentu menjadi sangat menyakitkan bagi kaum muslim dan juga warga Palestina. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap saudara seakidah kita.

Solusi Dua Negara

Banyak ahli, pengamat politik, dan pemimpin negara-negara di dunia mengusulkan dan menyetujui solusi dua negara. Mereka beranggapan bahwa dengan membagi wilayah dan mengakui keduanya menjadi negara resmi merupakan jalan terbaik dan adil. Sejatinya hal itu adalah pemikiran dangkal dan sarat kepentingan.

Dari sudut pandang Palestina sendiri seharusnya kita mengingat bahwa bumi Syam merupakan tanah kharajiah. Ini berarti tanah Palestina bukan hanya milik warga Palestina saja, tetapi milik kaum muslim seluruhnya. Dan kepemilikan tersebut abadi sampai nanti hari kiamat. Maka tidak ada seorangpun yang boleh membagikannya apalagi menyerahkannya kepada zionis Yahudi.

Menurut Syekh Taqiyuddin an-Nabhani, dalam kitab Asy-Syakhshiyyah al-Islamiyah juz 2, disebutkan bahwa:

Negara kafir ini dibagi menjadi dua. Pertama, negara yang tampak secara nyata sedang berperang dengan umat Islam, ia disebut ad-daulah al-kafirah al-harbiyah al-muharibah bi al-fi’li. Kedua, jika negara kafir tersebut tidak sedang terlibat perang secara nyata dengan umat Islam, ia terkategori ad-dau!ah al-kâfirah al-harbiyah ghayru al-muharibah bi al-fi’li.

Dari penjelasan di atas, asas interaksi dengan negara yang termasuk katagori kafir harbi muhariban fi'lan (seperti zionis Yahudi) adalah interaksi perang. Tidak diperbolehkan ada perjanjian apa pun dengannya. Kecuali setelah ada perdamaian (ash-shulh). Warga negara kafir harbi fi'lan tidak diperbolehkan masuk ke wilayah Daulah Islam, kecuali jika untuk mendengar kalamullah (mempelajari Islam) atau untuk menjadi zimi dalam naungan daulah Islam.

Dari sini jelas sudah bahwa kita tidak boleh berkompromi sedikit pun dengan zionis Yahudi yang terang-terangan memerangi kaum muslim di Palestina. Apalagi bermuka manis mengharap damai dengan menyerahkan sebagian tanah kaum muslim kepada mereka.

Yakinlah atas ayat-ayat Allah yang menerangkan kelicikan kaum Yahudi.

Allah menjelaskan dalam firmanNya, QS. Al-Baqarah ayat 84,

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ لَا تَسْفِكُوْنَ دِمَاۤءَكُمْ وَلَا تُخْرِجُوْنَ اَنْفُسَكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْۖ ثُمَّ اَقْرَرْتُمْ وَاَنْتُمْ تَشْهَدُوْنَ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): Kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhi) sedang kamu mempersaksikannya." (QS. Al Baqarah: 84)

Memang telah menjadi watak kaum Yahudi suka berkhianat dan menumpahkan darah, meski itu darah dari golongan mereka sendiri.

Mereka tidak akan berhenti meski yang  diinginkan telah didapatkan. Mereka pun tidak akan memedulikan perjanjian-perjanjian damai. Mereka akan terus melakukan penindasan dan genosida pada kaum muslim. Karena sebagian tanah Palestina saja tidak akan pernah cukup bagi mereka.

Zihad dan Khilafah

Tidak ada jalan yang lebih adil selain melawan dengan perang. Kewajiban jihad ini berlaku bagi seluruh kaum muslim karena negara muslim terdekat pun sudah tidak bisa diandalkan. Tanah kharajiyah ini telah tergenang oleh darah dan air mata kaum muslim. Maka, tidak ada yang lebih halal untuk dibunuh kecuali para zionis Yahudi yang dengan terang-terangan melakukan genosida pada kaum muslim.

Namun, nyatanya sampai saat ini pun tidak ada pasukan militer dari negara-negara muslim yang bergerak menuju Gaza untuk jihad fisabilillah. Mereka masih ragu dan terpaku di negara mereka masing-masing.

Maka harapan terakhir kita hanya pada tegaknya Khilafah. Hanya Khilafah yang mampu menyatukan dan mengomando negara-negara kaum muslim untuk mengirimkan tentara-tentara mereka berangkat ke Palestina. Keberangkatan ini bukan sekadar menunjukkan kepedulian, tetapi dengan satu tujuan jihad membebaskan tanah kharajiyah ini dari penguasaan zionis Yahudi.

Umat Jangan Terdistraksi

Maka kita sebagai umat Islam yang bagaikan satu tubuh, tidak boleh abai terhadap saudara kita di Palestina. Urgensi penegakan Khilafah merupakan solusi pembebasan Palestina dari genosida zionis Yahudi. Maka dakwah Islam kaffah dengan tegaknya Khilafah harus terus bergulir layaknya roda-roda mesin. Gerakan ini yang nantinya akan membentuk kesadaran umat.

Umat pun tak boleh lepas dari tarikah dakwah Rasulullah. Karena hanya dengan tarikah dakwah inilah yang nantinya akan mengantarkan kepada kemenangan. Bukan jalan lain seperti demokrasi maupun people power.

Umat dan pengemban dakwah pun tidak boleh terdistraksi pada tarikah di luar tarikah Rasulullah, ancaman bahaya kelas, dan bahaya ideologi. Karena ancaman ini mampu memalingkan kita dari satu-satunya tarikah yang mampu membawa pada kemenangan umat Islam termasuk membebaskan Palestina dari zionis Yahudi. Wallahualam bissawab. []

Baca juga:

0 Comments: