Oleh. Ratty S Leman
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Bersyukurlah kita telah dipilih Allah menjadi hamba pilihan-Nya. Kita dipilih untuk diberikan hidayah Islam. Di mana Islam bukan sekadar mengatur ibadah ritual, melainkan semua aktivitas hidup ada panduan dari Allah, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi diatur semua dalam kehidupan kita agar senantiasa terhubung dengan Allah. Semua aktivitas dimulai dengan doa yang sangat banyak itu untuk dihafal. Bukan untuk mempersulit, tetapi justru untuk mempermudah kehidupan kita dan untuk melindungi kita.
Panduan hidup Al-Quran dan As-Sunah yang akan menjadi penerang perjalanan kita di dunia hingga selamat sampai di akhirat nanti. Tentunya Al-Quran tak cukup dibaca meskipun mendatangkan banyak pahala kebaikan. Ya, Al-Qur'an adalah bacaan berpahala. Namun haq Al-Qur'an tak sekadar dibaca. Ada beberapa haq Al-Qur'an di antaranya:
1. Dipelajari supaya kita bisa membacanya dengan benar
2. Dibaca (tilawah dan muraja'ah)
3. Ditadaburi
4. Dihafalkan
5. Diamalkan
6. Didakwahkan.
Al-Qur'an harus dipahami artinya, dipahami isinya hingga bisa diterapkan di seluruh aktivitas kehidupan. Hidup kita tercelup dengan celupan Al-Qur'an. Kehidupannya khas, sehingga ketika orang lain melihat kita sudah otomatis paham bahwa kita orang Islam. Tanpa harus bertanya apa agama kita, mereka sudah paham. Mereka melihat pakaian kita, mereka lihat tingkah laku kita, mereka lihat ibadah kita, mereka dengar doa-doa kita di setiap pekerjaan selalu mengucapkan basmallah.
Kemarin saat menjelang tahun baru 1447 Hijriah kita sudah bermuhasabah diri. Refleksi diri, apakah Al-Quran sudah diterapkan sebagai panduan hidup? Tak cukup untuk diri, tapi harus disampaikan kepada keluarga dan umat. Surga terlalu luas untuk dihuni kita sekeluarga, ajak semakin banyak umat berbondong-bondong menuju surga. Ajak tetangga, teman, karib, kerabat, kenalan, dan siapa pun yang mau mendalami tentang Islam.
Apa yang harus dilakukan saat ini? Melalui wasilah Challenge SSCQ ke-50 ini dengan tema "Momentum Hijrah Menuju Khairu Ummah." Maka izinkan kami bertanya "Resolusi apa yang akan kita canangkan agar Islam kembali berjaya memimpin dunia?"
Tak pahamkah jika orang-orang kafir mengerahkan segala cara untuk menghalangi kebangkitan Islam. Akankah kita terpesona di zona nyaman dunia? Memikirkan diri kita sendiri dengan segudang persoalan yang tentunya persoalan ini hadir karena sistem yang berlaku bukan sistem Islam sehingga kita harus memikul berat akan buruknya atau rusaknya sistem kufur ini?
Zionis Yahudi laknatullah, berpikir kreatif membuat berbagai model genosida untuk melenyapkan saudara muslim Palestina. Di mana kita yang katanya "sesama muslim bersaudara?" Kita biarkan mereka meregang nyawa karena dibom, ditembak, disiksa, dilaparkan secara sistemik, dan lain sebagainya.
Siapkah kita sebagai sesama muslim yang menurut hadis Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, "Ibarat satu tubuh, jika ada anggota yang sakit maka semua ikut merasakan," memberi jawaban ketika Allah bertanya di sidang akhirat kelak? Kata siapa kita tidak ikut andil membunuh mereka jika kita hanya diam saja tak bersuara. Yuk, kita maksimalkan akal dan hati kita. Resolusi apa yang akan kita buat untuk menolong agama Allah? Agar Islam kembali bangkit memimpin dunia. Allahu Akbar.
Izinkan Al-fakir membaginya menjadi 4 agenda. Resolusi Kebangkitan Islam 2025 bisa kita jabarkan:
1. Untuk Diri
Alhamdulillah, melalui SSCQ diri ini menjadi istikamah tilawah Al-Qur'an meski niatnya banyak. Selain untuk mendapatkan pahala membaca, diniatkan juga untuk terapi Al-Qur'an agar senantiasa sehat sehingga dapat beribadah secara maksimal. Selain itu juga diniatkan sebagai riyadhoh tirakat agar bisa mewariskan generasi yang saleh pejuang dan pengisi peradaban Islam yang mulia.
Kemenangan Islam hanya bisa diraih dengan usaha yang dahulu pernah dilakukan oleh Rasulullah, para sahabat, para tabi'in, tabiut tabi'in, dan para dai penerusnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, Al-fakir sudah paham bahwa dakwah Islam harus kafah. Tak boleh dipilah pilih sesuai selera, kondisi, dan waktu. Maka, mohon doanya semoga kami tetap istikamah berdakwah menyampaikan Islam kafah agar keluarga dan masyarakat luas memahami thariqah dakwah Rasulullah yang akan mengantarkan kita kepada kemenangan hakiki.
Membina diri (taskif) dalam kelompok dakwah berjemaah wajib dilakukan sampai kapan pun juga. Tidak sekadar taklim (mencari ilmu) tanpa ada ikatan janji untuk berjuang demi kemuliaan Islam.
2. Untuk Keluarga
Setelah membina diri dengan pemahaman Islam, kita didik diri dengan pemikiran dan perasaan Islam, Al-fakir mengajak keluarga untuk memahami Islam secara kafah di tengah kehidupan yang sekuler dan liberal ini. Sebagai seorang ibu (ummu wa rabbatul bait), Al fakir berusaha menanamkan pemikiran dan perasaan yang Islami di tengah keluarga. Semoga terbentuk keluarga yang berkepribadian Islam (syakhsiah Islamiah). Berusaha menciptakan surga di rumah kita agar kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman hadir di dunia ini sebelum kita menikmati surga firdaus-Nya.
Visi dan misi keluarga harus jelas. Mau dibawa kemana rumah tangga dan keluarga kita. Hal ini sudah dijelaskan secara gamblang bahwa kita harus membawa keluarga kita bersama-sama berkumpul di surga 'Adn.
3. Untuk Umat
Setelah kita mendidik diri sendiri dan keluarga dengan pemikiran dan perasaan yang Islami, maka langkah selanjutnya adalah mengajak masyarakat sekitar kita untuk memahami Islam secara kafah.
Mengikuti metode yang Rasulullah terapkan. Setelah mendapat wahyu, beliau mengajak istrinya Ibunda Khadijah untuk masuk Islam. Kemudian beliau lanjutkan kepada kerabatnya Ali bin Abi Thalib. Dakwah beliau kepada para sahabatnya yakni Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khatab, dan Usman bin Affan. Beliau juga mengajak masyarakat ikut dalam halqah ula yang bertempat di rumah Arqam bin Abi Arqam. Ada banyak sahabat beliau yang ikut serta dalam perjuangan awal dakwah yang disebut assabiqunal awalun seperti Ibunda Khadijah, Abu Bakar As Shidiq, Ali bin Abi Thalib, Bilal bin Rabah, Ummu Aiman, Hamzah bin Abu Muthalib, Abbas bin Abu Muthalib, Abdullah bin Abdul Asad, dan yang lainnya.
Ketika kita sampai pada tahap berinteraksi dengan umat ini maka kita akan menghadapi banyak cobaan dan ujian. Masyarakat kita memang beragama Islam tetapi masih banyak yang belum paham syariat Islam. Maka, ketika kita menyampaikan Islam secara kafah, masyarakat menjadi asing. Ada yang menerima dakwah kita dan mendukung, ada juga yang menolak bahkan memusuhi. Inilah sunatullah perjuangan dakwah. Pasti ada pro kontra, ada gesekan, dan ada pengorbanan.
4. Untuk pemerintah
Setelah masyarakat sadar akan perlunya diterapkan sistem Islam, maka kita mengajak masyarakat untuk berdakwah kepada pemerintah agar memberlakukan hukum sesuai syariat Islam dengan harapan pasti semua persoalan pemerintah dapat terselesaikan dengan baik dan benar.
Semoga menjadi sinergi yang tangguh untuk mendakwahkan Islam agar menjadi umat terbaik sesuai keinginan Allah, dan Islam kembali diterapkan di seluruh lini kehidupan. [An]
Baca juga:

0 Comments: