Headlines
Loading...

Oleh. Rina Herlina 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 yang berbunyi,

وَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Artinya: "Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan."

Ayat tersebut sekaligus menguatkan diriku untuk akhirnya memutuskan pulang kampung meninggalkan tanah Minang yang sudah sebelas tahun lamanya aku berada di sana. Sebenarnya banyak ayat Al Qur'an yang memuat redaksi terkait bagaimana kita harus birul walidain. Ya, Islam sangat menjunjung tinggi tentang bagaimana akhlak seorang anak yang harus memuliakan kedua orangtuanya, selama mereka tidak menyuruh kita bermaksiat kepada Allah. 

Meskipun dalam sistem hari ini, ada banyak kasus orang tua yang justru menjadi contoh buruk untuk buah hatinya. Tetapi Islam tetap memerintahkan seorang anak untuk selalu berbuat baik kepada ibu bapaknya. Demikianlah Allah dan Rasulnya memerintahkan.

Maka di sinilah aku sekarang. Di kota Tasikmalaya, tepatnya kampung Datarcampaka, tempat aku dibesarkan. Setelah cukup lama kutinggalkan, kini aku kembali demi kedua orang tuaku. Mereka menginginkanku kembali dan menetap di sini.

Padahal aku sangat betah tinggal di kota Payakumbuh. Namun, apa boleh buat demi Bapak dan Mamah, aku putuskan untuk kembali ke Tasikmalaya. Mereka adalah salah satu wasilah yang bisa memudahkanku menuju surga. Doa-doa mereka mampu menembus langit. Rugilah aku jika tak kumanfaatkan keberadaan mereka untuk memudahkan jalanku meraih rida-Nya.

Jika dahulu mereka yang merawatku hingga aku dewasa, bahkan sampai menemukan jodohku, sekarang saatnya aku mengabdikan diri untuk menemani mereka menjalani masa tuanya. Ya, sudah sepatutnya seorang anak mendampingi kedua orang tuanya kala usia mereka tak lagi muda, kala tenaga mereka tak lagi sekuat dulu.

Apalagi Bapak sekarang sudah mulai sakit-sakitan, sudah banyak penyakit yang menghinggapi tubuh rentanya. Jika bukan anaknya yang merawat dan menemani, siapa lagi?

Semoga saja keputusanku untuk pulang dan menemani mereka bernilai pahala di sisi Allah. Meski tentu saja tidak mudah untuk akhirnya memutuskan pulang. Karena di sana aku sudah memiliki banyak sahabat yang memiliki visi-misi yang sama tentang sebuah perjuangan untuk menegakkan agama Allah. Ya, di sana aku tergabung dalam sebuah jemaah dakwah yang memiliki cita-cita mulia, yaitu ingin agar Islam kembali memimpin peradaban.

Semoga saja dengan kembalinya aku ke kampung halaman, tetap bisa berkontribusi dalam perjuangan. Justru aku juga punya misi, yaitu ingin memahamkan keluargaku kepada Islam kaffah. Keluarga seharusnya adalah orang pertama yang mendapatkan dakwah tentang Islam kaffah. Meski pada hakikatnya semua orang berhak mendapatkan dakwah. Akan tetapi keluarga adalah target dakwah yang utama. Karena bagaimanapun, kelak kita ingin bersama seluruh keluarga masuk ke jannah-Nya.

Semoga saja Allah mengabulkan apa yang menjadi harapanku. Memudahkan segala urusanku. Memberiku kesabaran yang tiada batas dalam membersamai kedua orang tuaku. Memberiku kesehatan yang prima agar dapat berjuang dengan maksimal. Dan semoga Allah memudahkan rezeki keluargaku agar aku tidak hanya bisa berkorban waktu tapi juga harta dalam perjuangan menegakkan kembali Diennullah.

Semoga dengan adanya aku di sisi kedua orang tuaku, bisa meringankan pekerjaan mereka. Mereka bisa istirahat dari berbagai rutinitas yang melelahkan dan menguras tenaga. Ya, walaupun tetap saja, mereka tidak betah kalau hanya harus duduk-duduk di rumah. Mereka sudah terbiasa gak diam di rumah, jadi ya tetap saja mereka beraktivitas seperti biasanya. Hanya saja, setelah ada aku, paling tidak sedikit berkurang rasa capek mereka.

Apalagi si Mamah, super sibuk. Beliau buka warung sejak aku masih kecil sampai sekarang. Jiwanya memang di dunia dagang. Sehingga memang sulit untuk menyuruh beliau beristirahat. Sejak pagi buta Mamah sudah terbangun dan memulai aktivitas. Sejak dulu Mamah memang terbiasa membuat beraneka macam gorengan. Jadi, saat ini pun aktivitas tersebut masih terus dilakukan. Semoga Bapak dan Mamah selalu dilimpahkan nikmat sehat, iman, dan Islam. Semoga mereka selalu dalam lindungan Allah Swt.

Semoga aku bisa menjaga kedua surgaku dengan baik. Aku tidak tahu sampai kapan kebersamaan ini. Sebelum mereka tiada, aku ingin membahagiakan mereka dengan caraku. Aku memang tidak bisa membahagiakan mereka dengan harta, tapi aku memiliki harapan semoga bisa memberangkatkan mereka ke Tanah Suci.

"Mah, Pak, semoga kalian selalu bahagia. Maafkan anakmu ini jika belum bisa membahagiakan, apalagi dengan materi. Maafkan, karena sejak kecil aku selalu merepotkan dan membuat kalian susah. Aku menyesal dengan semua perilaku burukku kala itu. Semoga Allah mengampuni dosa-dosaku sejak dahulu hingga hari ini." Aamiin.

Aku ingin kita bersama-sama dalam menjalankan ketaatan. Aku ingin kita sama-sama belajar tentang Islam secara kaffah. Aku ingin kita bersama-sama dalam perjuangan ini, perjuangan mulia, yaitu ingin melanjutkan kembali kehidupan Islam. 

"Mah, Pak, aku berharap bisa menjadi anak yang mampu memberi kalian kebahagiaan, tidak hanya di dunia, tapi juga sampai akhirat. Aku ingin menjadi anak saleh kebanggaan kalian yang mampu membawa kalian sampai ke jannah." Aamiin 

Tasikmalaya, 19 Juli 2025 []

Baca juga:

0 Comments: