Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Akhirnya setelah sebelas tahun meninggalkan kampung halaman, merantau jauh ke tanah Minang, aku harus kembali ke kampung dan mencoba menetap. Bukan aku tidak betah di sana, tetapi karena permintaan orang tua.
Justru aku sangat betah tinggal di tanah Minang, tepatnya kota Payakumbuh. Di sana sudah banyak kenalan dan juga sahabat-sahabat taat yang selalu siap membantu dan mengingatkan dalam ketaatan.
Di sanalah aku mengenal Islam secara kafah. Islam yang sejak lahir menjadi agama yang kuanut, namun tidak tercermin dalam perbuatan. Justru di Payakumbuhlah aku mulai memahami Islam secara mendalam dan memahami kodratku sebagai seorang muslimah.
Islam yang seharusnya menjadi kebanggaan setiap pemeluknya dan menjadi satu-satunya agama yang diyakini kebenarannya, kenyataannya hari ini banyak dari umat Islam tidak bangga dengan keislamannya. Bahkan tidak diyakini sepenuhnya dan Islam hanya sekadar simbol atau formalitas di atas kertas.
Padahal setiap orang yang memeluk agama Islam, percaya dengan adanya surga dan neraka. Percaya tentang adanya alam akhirat yang kelak akan menjadi tempat kembali dan menjadi tempat penghisaban. Mereka berharap kembali ke surga dan bukan ke neraka. Akan tetapi, perilaku mereka justru banyak yang tidak mencerminkan penghuni surga.
Sejatinya jalan menuju surga itu tidak bisa ditempuh dengan sekadar mengaku beragama Islam dan melakukan ritual ibadah semata. Cakupan Islam itu sangat luas karena mencakup seluruh aspek kehidupan. Seluruh aspek seharusnya diatur oleh Islam. Sementara hari ini Islam hanya sekadar ritual ibadah mahdoh tetapi aspek lainnya sangat jauh dari Islam. Padahal Allah memerintahkan kepada kita (umat Islam) untuk berislam secara menyeluruh. Perintah ini ada di dalam surat Al-Baqarah ayat 208.
Sungguh jalan menuju surga itu sejatinya hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada Allah secara totalitas. Surga itu hanya akan dihuni oleh orang-orang yang selama hidup di dunia senantiasa menghambakan dirinya kepada Allah semata. Dia paham darimana dia berasal, untuk apa diciptakan, dan akan kembali ke mana setelah kematiannya.
Untuk melakukan ketaatan dan tetap ingin tetap dalam koridor syariat memang berat karena balasannya surga. Apalagi jika kita mengupayakannya seorang diri, sungguh tidak mudah. Berjuang sendirian ingin selalu memegang teguh iman dan Islam dalam sistem hari ini sangatlah sulit. Ini karena dalam sistem hari ini, Islam itu sudah dijauhkan dari kehidupan dan hanya mengatur perkara ibadah saja. Sehingga banyak orang hari ini hidup bebas tanpa batas meski dalam KTP mereka tetap beragama Islam.
Padahal secara hakikat, untuk bisa meraih surga itu seharusnya mudah. Karena Allah sudah memberitahukan dengan sangat detail di dalam Al-Qur'an tentang bagaimana seharusnya manusia menjalani hidup jika ingin meraih surga. Ya, Allah sudah memerintahkan agar manusia senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.
Begitulah seharusnya kita menjalani hidup, maka surga Insyaallah mudah diraih. Namun, karena hari ini kita hidup dalam sistem kufur, maka jalan menuju surga menjadi begitu sulit dan penuh onak duri. Ingin istikamah dalam ketaatan begitu berat. Oleh karena itu, kita butuh teman. Kita butuh kehadiran orang-orang yang memiliki visi-misi sama yaitu ingin taat dan meraih rida-Nya agar jannah mudah diraih. Kita butuh berjamaah karena dengan berjamaah melakukan ketaatan akan jauh lebih mudah. Kita akan saling mengingatkan dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat akan berjalan dengan baik dan setiap tantangan mampu dihadapi secara bersama-sama.
Itulah kenapa Allah memerintahkan agar kita berkelompok. Karena jika tidak berkelompok, melakukan amar makruf nahi mungkar jauh lebih sulit. Padahal melakukan amar makruf nahi mungkar adalah sebuah keharusan. Firman Allah dalam surah A'li-Imran ayat 104 yang berbunyi:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: 104).
Saat kita mampu melakukan amar makruf nahi mungkar, maka kita termasuk orang-orang yang beruntung. Itulah janji Allah, dan janji Allah pastilah benar. Nah, pertanyaannya, sudahkah kita saat ini masuk ke dalam sebuah jemaah yang aktivitasnya adalah menyeru dan sekaligus beramar makruh nahi mungkar?
Hari ini, untuk meraih surga memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Hanya saja butuh kemauan dan kesungguhan serta berusaha menjalani hidup sesuai maunya Allah bukan maunya kita yang selalu sesuka hati dan cenderung lalai dalam hal ketaatan. Dengan berjamaah insyaallah jalan menuju surga itu menjadi tidak terlalu sulit, meskipun juga tidak akan pernah mudah.
Oleh karena itu, bagi kita yang sudah tergabung dalam sebuah jamaah dakwah yang mempunyai cita-cita ingin melanjutkan kehidupan Islam, berbahagialah. Karena tidak semua orang beruntung dan mau berada di dalamnya. Tidak semua orang Allah kehendaki menjadi bagian dari para pejuang yang memperjuangkan tegaknya kembali diennullah.
Allah begitu baik memberi kesempatan dan memudahkan jalan kita menuju surga. Tidak semua orang terpilih, tidak semua orang memahami hakikat perjuangan di jalan Allah dengan berjuang menolong agama Allah. Dan tidak semua orang yakin dengan janji Allah di dalam surah Muhammad ayat 7 yang berbunyi:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَا مَكُمْ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(TQS. Muhammad 47: 7).
Wallahualam. [ry].
Tasikmalaya, 17 Juli 2025
Baca juga:

0 Comments: