Headlines
Loading...

Oleh. Sadiqa
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Hujan deras disertai angin dan geluduk terjadi di Kota Bogor, pada hari Sabtu (05-07-2025). Dalam semalam, ada delapan bencana yang dilaporkan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Dimas Tiko, menyampaikan, bahwa ada dua kampung yang dilanda banjir bersamaan, yaitu di Ciheuleut di Kecamatan Bogor Utara
dan longsor pada tebing pinggir Jalan Tanah Baru di Kecamatan Bogor Utara. Ada juga pohon tumbang di Tegallega di Kecamatan Bogor Tengah, Perumahan Villa Bogor Indah, dan area Kebun Raya Bogor (Radar Bogor, 06-07-2025).

Rentetan kejadian bencana ini menyebabkan kemacetan di beberapa ruas jalan di Kota Bogor, hingga larut malam. Selain itu, banjir dan longsor merusak sebagian rumah warga. Beberapa harta benda tidak mampu diselamatkan karena air tiba-tiba masuk rumah dan meninggi. Walau tidak menelan korban jiwa, kejadian bencana ini harus ditanggapi dengan serius.

Dilihat dari letak geografis, Kota Bogor dikelilingi oleh beberapa gunung. Seperti Gunung Salak, Gunung Gede dan Gunung Pangrango, yang menyebabkan udara menjadi lembap. Udara yang terbentuk kemudian mengembun dan turun menjadi hujan. Curah hujan yang tinggi di Kota Bogor, merupakan qada dari Allah Swt.

Hujan merupakan salah satu ciptaan Allah Swt. Dalam terjemah Surat Al-Furqan ayat 48 disampaikan, bahwa: “Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan). Kami turunkan dari langit air yang sangat suci.”

Ayat ini menjelaskan, bahwa hujan merupakan sebuah rahmat. Namun, tidak dimungkiri, kini hujan bukan lagi hanya menjadi rahmat, melainkan juga menjadi bencana yang memberikan berbagai kerugian. Hal ini terjadi karena ulah manusia yang tidak menjaga alam dengan baik, seperti membuang sampah di bantaran sungai, penebangan hutan liar, dan drainase yang tidak dikelola dengan baik. Ditambah dengan abainya penguasa saat ini yang tidak menerapkan kebijakan tata wilayah, edukasi, dan mitigasi secara optimal.

Pembangunan tempat wisata, restoran, hotel, perumahan, dan bangunan lainnya, sangat masif untuk meningkatkan sektor perekonomian. Namun, tidak mempertimbangkan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan masyarakat. Para pebisnis meraup pundi-pundi keuntungan, tetapi abai dalam menjaga lingkungan hingga menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Pemerintah sebagai penguasa, hendaknya memberikan kebijakan yang tidak hanya berpihak pada keuntungan ekonomi kaum kapitalis, tetapi juga menjaga keamanan bagi masyarakat. Pemerintah wajib melakukan mitigasi pada setiap potensi bencana, sehingga tidak terjadi kerusakan yang menyebabkan kerugian. Pemerintah bersama masyarakat perlu melakukan edukasi dan penjagaan terhadap lingkungan hidup, menyediakan lahan hijau, drainase yang memadai, serta area serapan air yang cukup agar air tidak meluap ke rumah warga.

Wahai penguasa, tahukah kalian, pemimpin itu sejatinya harus memiliki rasa takwa kepada Allah Swt? Dengan demikian, insyaallah masyarakat akan terjamin, karena penguasa senantiasa takut kepada murka Allah.

Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan rasa aman bagi masyarakatnya dengan kebijakan yang sesuai dengan syariat Islam. Seorang pemimpin wajib memberikan solusi atas permasalahan secara cepat, tepat dan bijaksana, sehingga terciptalah kenyamanan bagi seluruh masyarakat. Mereka juga memiliki kepedulian dan empati yang tinggi serta berhati-hati dalam menyentuh harta rakyat.

Pemimpin yang zalim, secara khusus didoakan oleh Nabi Muhammad saw.:
"Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lalu dia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia. Siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lalu dia menyayangi mereka, maka sayangilah dia.”
(HR Muslim). [US]

Baca juga:

0 Comments: