Oleh. Neni Arini
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Birul walidain dalam agama Islam merupakan perintah berbakti kepada orang tua dan memiliki kedudukan yang tinggi. Sehingga berbakti kepada orang tua bukanlah sekedar balas jasa, bukan pula sekedar kepantasan dan kesopanan.
Perintah berbakti kepada orang tua diwajibkan kepada seluruh muslim setelah perintah terhadap Allah Swt. Untuk itu jangan pernah kita meninggalkan peluang kebaikan ini, bersegeralah untuk menjemputnya.
Rasulullah bersabda:
"Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian.” (HR Tirmidzi)
Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu jalan seorang muslim menuju surga. Orang tua menjadi pintu pertengahannya. Untuk itu maksimalkan detik waktu dan kesempatan untuk berbakti kepada orang tua. Karena kedua orang tua adalah wasilah kita untuk menjemput surganya Allah.
Alhamdulillah, aku masih diberikan kesempatan untuk membersamai orang tua, khususnya Mamah. Walaupun tidak tinggal dalam satu rumah tetapi bisa mudah untuk membersamai, merawat dan menyayanginya.
Mamah, itulah panggilan sayangku untuk malaikat tak bersayapku. Tak terasa usianya sudah tak muda lagi, tubuh yang dulunya kuat dalam menopang kehidupan kini telah rapuh. Segala kenikmatan hidup dalam tubuhnya pelan-pelan telah Allah ambil. Kulit yang kini telah mengkerut, mata yang buram, lidah yang terkadang sulit merasakan sedapnya masakan, bahkan tulang yang semakin rapuh untuk menopang tubuhnya.
Mamah, begitu kuat dulu tubuhnya. Apa pun bisa dilakukannnya untuk memenuhi segala kebutuhan kami anaknya. Tak kenal waktu, entah itu siang apa malam, seluruh tubuh dan pikirannya dihabiskan untuk mencari nafkah agar kami bisa hidup baik layaknya orang lain.
Teringat kembali di saat dulu, gelapnya malam seolah tak bisa menghentikannya untuk bergerak terus mencari sebongkah nafkah hidup. Lelah tubuh, rasa kantuk yang mendera tak pernah ia gubris. Hidupnya hanya untuk bekerja demi anak-anak.
Ah, Mamah, betapa kagum diriku padamu. Mamah selalu mampu memberi warna dan kebahagiaan di rumah, senantiasa memberikan senyuman terindah tatkala anak-anaknya merengek meminta sesuatu.
Kini tugasmu telah usai, Mah, izinkan aku menggantikan peran itu. Izinkan aku untuk merengkuh surgaku. Mamah adalah wasilahku dalam menjemput surga, untuk itu izinkan aku menyayangi dan berbakti dengan caraku. Semoga Allah rida atas semua ini.
Sepuluh tahun berlalu, saat itu aku meminta Mamah untuk pindah ke Sidoarjo. Penolakan demi penolakan Mamah lontarkan. Ingat sekali kala itu, "Mamah tidak mau pindah ke Sidoarjo, Teh, takut nggak bisa cari uang." Masyaallah saking sayangnya pada kami sampai Mamah takut untuk meninggalkan kota Manokwari. Sebuah kota yang banyak menceritakan kisah perjuangan Mamah. Di situlah hidup berawal, di situlah hidup berjuang demi meraih masa depan setelah perpisahan kedua orang tuaku. Dengan sangat alot aku mencoba melobi agar Mamah mau pindah ke Sidoarjo dengan alasan ingin merawatnya dengan tanganku sendiri.
Akhirnya setelah melalui diskusi yang sangat panjang, singkat cerita ... akhirnya Mamah setuju aku minta untuk pindah ke Sidoarjo, dengan syarat adikku harus ikut juga.
Adik semata wayang kesayangan kami. Aku sangat memahami betapa Mamah sangat menyayanginya, Mamah tak akan pernah bisa jauh dari adikku. Kemana-mana harus bersama karena sedari kecil tak pernah berpisah.
Alhamdulillah sekitar tahun 2015 Mamah dan adikku pindah ke Sidoarjo dan memulai hidup di kota yang sebelumnya tak pernah Mamah bayangkan. Memulai semuanya di sini. Berkumpul menjadi satu keluarga yang utuh. Dan ini menjadi salah satu kebahagiaanku.
Ya Allah, terima kasih Engkau telah mendekatkan aku dengan mamahku. Terima kasih telah diberi kesempatan untuk membersamainya hingga kini.
Sekarang kami tinggal di satu perumahan. Jarak rumah kami dekat. Walau mungkin Mamah tidak tinggal bersamaku, tetapi bisa melepas rindu kapan pun aku mau. Masih bisa merasakan nikmatnya masakan dan kasih sayangnya. Masyaallah, ini adalah salah satu nikmat hidupku.
Ya Allah, 'kan kujaga surgaku. 'Kan kurawat dengan segenap kemampuanku. Aku tidak akan membiarkannya sedih. Tangis yang dulu tersirat akan beratnya perjuangan, kini harus menjadi sebuah tangisan kebahagiaan. Biarkan senyumnya selalu terpancar dari wajahnya yang cantik walau kini mulai berubah sesuai usianya.
Aku tahu, aku bukanlah anak yang sempurna dalam berbakti kepadanya. Tetapi apa pun akan kuupayakan untuk kebahagiaannya. Aku akan selalu memberikan yang terbaik untuknya.
Mamah, terima kasih untuk segalanya, untuk cinta yang tak pernah pudar dan tak ternilai harganya, bahkan selalu ada di setiap napas dan doamu.
"Ya Allah, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."
Ya Allah, berilah kesehatan teruntuk Mamah, kebahagiaan untuk Mamah. Jaga dan lindungilah Mamah. Semoga setiap peluh dan air mata yang pernah jatuh dari tubuh lelah mamah atas namaku menjadi sungai untukmu di surga. [Hz]
Baca juga:
0 Comments: