Sekularisme Telah Menghancurkan Bangunan Keluarga
Oleh. Dewi Asiya
(Aktivis Muslimah)
SSCQMedia.Com—Astaghfirullah al'adziim, media digemparkan dengan adanya grup facebook dengan nama "Fantasi Sedarah". Grup ini memiliki ribuan anggota yang masing-masing membagikan fantasi ataupun pengalaman insesnya. Sungguh sangat membuat miris, menjijikkan dan meresahkan masyarakat.
Beberapa kementerian telah merespon, di antaranya Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meminta polisi untuk mengusut grup Facebook tersebut. (Republika.co.id, 17 Mei 2025).
Demikian juga Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui Wakil Menteri Angga Raka Prabowo, mengambil tindakan tegas terhadap grup Facebook yang mengunggah konten pornografi yang bertema inses, dengan menghubungi Meta dan platform yang mereka operasikan. (bisnisupdate.com, 16 Mei 2025). Hingga saat ini, ada 6 orang telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. (metrotvnews.com, 25 Mei 2025)
Direktur Jenderal Pemantauan Ruang Digital Kementerian, Alexander Sabar, juga merespon dan menyampaikan telah melakukan pemblokiran grup media sosial yang mempromosikan pornografi inses bertujuan melindungi anak-anak dari konten digital yang berbahaya.
Siapapun yang memiliki kewarasan akal pasti sangat marah dengan adanya konten konten asusila seperti ini, tetapi apakah cukup hanya dengan memblokirnya saja? Maka penting sekali bagi kita untuk mengetahui akar masalah yang melahirkan konten-konten asusila tersebut. Maka dibutuhkan upaya serius untuk menghentikannya.
Jika kita mengkaji masalah ini, maka tidak bisa dihindarkan dari akar yang melandasi kehidupan manusia saat ini. Terlebih kehidupan bernegara, yang saat ini dilandasi oleh sekularisme, menjauhkan kehidupan dari aturan syariah Islam, melahirkan sistem pendidikan yang kering dengan nilai nilai agama dan moral. Melahirkan manusia manusia yang bebas hanya memuaskan hawa nafsunya. Negara pun seakan tidak peduli dengan kondisi rakyatnya.
Mencuatnya kasus ini menjadi gambaran fenomena gunung es yang menunjukkan merosotnya nilai-nilai kebaikan dalam diri masyarakat. Di mana kerusakan sudah memasuki hingga lini terkecil yaitu lingkup keluarga. Dan semakin dibuat miris ketika kerusakan ini semakin dipandang lumrah dan dibiarkan begitu saja.
Keluarga sebagai institusi terkecil di tengah masyarakat dalam Islam memiliki peran strategis untuk membentuk generasi yang beriman dan bertaqwa, dengan ayah sebagai pemimpinnya, keluarga akan melindungi anggotanya dari berbagai marah bahaya. Lebih dari itu, keluarga berperan dalam membentuk pribadi Islami dan mempersiapkan generasi penerus yang berakhlak mulia.
Keluarga semacam ini hanya akan bisa diwujudkan dalam negara yang berlandaskan akidah Islam yakni Khilafah. Peran negara akan memberikan edukasi di tengah-tengah umat agar umat mampu membentuk keluarga sakinah mawaddah warahmah.
Dalam negara Khilafah akan terbentuk kebiasaan saling menasehati ketika ada yang menyimpang yang lain akan menasehati. Sehingga masyarakat terhindar dari perilaku amoral.
Demikian juga negara akan memberikan sanksi tegas bagi setiap warga negara yang melakukan tindakan kriminalitas, pelecehan seksual, siapapun pelakunya. Negara juga akan memberikan sanksi kepada warga negara yang menyebarkan konten-konten amoral dengan hukuman takzir. Sanksi ini akan memberikan efek jera bagi pelaku serta akan menjadi pencegah bagi orang lain yang berpikir melakukan kejahatan kriminalitas yang sama. Wallahu a'lam bish showab. [My]
Baca juga:

0 Comments: