Headlines
Loading...
Raja Ampat, Permata yang Terancam

Raja Ampat, Permata yang Terancam

Oleh. Ummu Fahhala
(Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi)

SSCQMedia.Com—Raja Ampat, surga kecil di timur Indonesia, adalah salah satu keajaiban alam yang dianugerahkan Allah Swt. kepada negeri ini. Wilayah ini menjadi bukti kebesaran Sang Pencipta. Dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, terumbu karang terindah di dunia, dan hutan yang lebat.

Namun, belakangan ini, ancaman kerusakan akibat eksploitasi tambang nikel mulai mengintai. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah bijak dengan menghentikan sementara operasi penambangan untuk mengevaluasi dampaknya (bbc.com, 05/06/2025).

Mengapa Raja Ampat Begitu Berharga?

Raja Ampat merupakan pusat keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia. Lebih dari 75% spesies karang dunia hidup di sini, bersama ribuan jenis ikan, moluska, dan biota laut lainnya. Keberadaannya bukan hanya penting bagi ekosistem laut, tetapi juga bagi kehidupan manusia, terutama masyarakat lokal yang bergantung pada hasil laut.

Allah Swt. berfirman:
"Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main." (QS. Al-Anbiya: 16)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa alam diciptakan dengan tujuan yang mulia, bukan untuk dieksploitasi secara serakah. Kerusakan di Raja Ampat akan mengganggu mizan (keseimbangan) yang telah Allah tetapkan, dan dampaknya akan dirasakan oleh generasi mendatang.

Ancaman Kerusakan dan Tanggung Jawab Manusia

Aktivitas penambangan nikel, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan sedimentasi laut, kerusakan terumbu karang, dan penggundulan hutan. Padahal, Indonesia memiliki undang-undang lingkungan yang kuat, seperti UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Namun, hukum positif saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kesadaran spiritual.

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah kh4lif4h (pemimpin) di bumi, bukan perusak. Rasulullah Saw. bersabda, "Bumi ini adalah masjidku, dan seluruh permukaannya suci." (HR. Ahmad)

Artinya, merusak lingkungan sama halnya dengan merusak tempat ibadah. Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam bertentangan dengan prinsip keadilan dan kemanfaatan bersama yang diajarkan Islam.

Solusi Islam untuk Pelestarian Raja Ampat

1. Konsep hima: kawasan lindung dalam Islam.

Islam memiliki konsep hima, yaitu penetapan kawasan tertentu yang dilindungi dari eksploitasi berlebihan. Rasulullah Saw. menetapkan Hima ar-Rabadhah dan Hima an-Naqi' sebagai zona larangan penebangan di sekitar Madinah. Ini adalah bentuk konservasi alam yang revolusioner pada masanya.

Penerapan hima di Raja Ampat berarti menetapkannya sebagai kawasan yang harus dilindungi dari aktivitas merusak seperti penambangan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan ulama, ilmuwan, dan masyarakat adat untuk menentukan batasan pemanfaatan yang sesuai syariat.

2. Prinsip mizan (keseimbangan) dalam pengelolaan sumber daya, tercantum dalam QS. Ar-Rahman: 7-9.

Ini berarti pembangunan harus berjalan seimbang dengan pelestarian. Jika penambangan nikel memang diperlukan untuk kemaslahatan ekonomi, maka harus dilakukan dengan ramah lingkungan, transparan, dan adil bagi masyarakat lokal.

3. Peran pemerintah sebagai ra’in (penjaga).

Rasulullah saw. bersabda:
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban." (HR. Bukhari-Muslim).

Pemerintah, sebagai ra’in (penjaga), wajib memastikan bahwa kebijakan pembangunan tidak mengorbankan lingkungan.

Langkah menghentikan sementara tambang di Raja Ampat adalah langkah tepat, tetapi harus dilanjutkan dengan audit lingkungan syariah untuk menilai dampak ekologis dan sosial. Pemberdayaan ekonomi alternatif, seperti ekowisata halal dan budidaya perikanan berkelanjutan. Pelibatan masyarakat adat sebagai pihak yang paling memahami ekosistem Raja Ampat.

4. Kepemilikan umum dikelola negara secara penuh.

Kepemilikan umum atau kekayaan alam tidak boleh dikuasai individu. Negara mengelolanya secara penuh dan hasilnya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat dalam bentuk subsidi pendidikan, kesehatan atau rehabilitasi terumbu karang, pendidikan lingkungan berbasis Islam, dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.

Penutup

Raja Ampat adalah amanah dari Allah Swt. yang harus kita jaga. Melalui pendekatan Islam—dengan konsep hima, mizan, dan kh4lif4h—kita dapat menemukan solusi yang berkeadilan.

Pemerintah, ulama, ilmuwan, dan masyarakat harus bersinergi untuk memastikan pembangunan tidak merusak alam.

Allah Swt. melarang manusia berbuat kerusakan di bumi, seperti tercantum dalam QS. Al-A’raf: 56.

Mari jadikan Raja Ampat sebagai contoh pengelolaan lingkungan yang islami, harmonis antara kemajuan ekonomi dan kelestarian alam, untuk dunia yang lebih baik bagi anak cucu kita. [My]

Baca juga:

0 Comments: