Headlines
Loading...
Pendidikan Gratis dengan Fasilitas Terbaik, Hanya Ada dalam Islam

Pendidikan Gratis dengan Fasilitas Terbaik, Hanya Ada dalam Islam

Oleh. Dhevi Firdausi, ST.
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Di tengah kondisi ekonomi serba sulit seperti sekarang ini, masyarakat berharap ada sedikit kemudahan dalam hidup mereka. Kabar baiknya, kemudahan tersebut bisa didapatkan dari dunia pendidikan. Kebijakan pemerintah terbaru menyatakan bahwa negara menggratiskan pendidikan dasar sembilan tahun, baik sekolah negeri maupun swasta. Hal ini seperti dikutip dari laman detik.com yang menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) mewajibkan negara menggratiskan pendidikan dasar sembilan tahun dari SD hingga SMP, termasuk sekolah swasta tertentu. Namun sekolah swasta 'elite' dibolehkan memungut biaya dari siswa. Dalam putusannya, Ketua MK menyebutkan bahwa pemerintah pusat dan daerah harus membebaskan biaya pendidikan dasar yang diselenggarakan pada satuan pendidikan SD, SMP, dan madrasah, baik sekolah negeri maupun swasta.

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Namun, selama ini intervensi pemerintah di bidang pendidikan hanya berupa bantuan dana BOS dan KIP bagi keluarga miskin. Subsidi tersebut tidak mampu menghilangkan akar masalahnya, yaitu kemiskinan dan ketimpangan akses pendidikan. Faktor ekonomi menjadi bukti bahwa pendidikan merupakan komoditas mahal yang tidak bisa dinikmati oleh seluruh rakyat. Muncul anggapan di masyarakat, bahwa rakyat harus mengakui bahwa mereka termasuk golongan ekonomi miskin hanya untuk mendapatkan hak atas pendidikan.

Untuk menutupi kegagalan intervensinya dalam sistem kapitalisme, pemerintah menggagas Sekolah Rakyat untuk anak orang miskin atau kurang mampu, dan Sekolah Garuda Unggul untuk anak orang kaya atau mampu sebagai jalan tengah yang bersifat akomodatif. Berbagai program kebijakan ini akan dinarasikan sebagai upaya untuk pemerataan akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kapitalisme membuat pendidikan menjadi bisnis, untung rugi dijadikan standar. Berbagai sarana dan prasarana sekolah, yang seharusnya digratiskan, seolah dijual pada rakyat. Akhirnya, hanya sekolah anak orang kaya yang bisa mendapatkan fasilitas terbaik.

Sejatinya program tersebut hanyalah program populis yang tidak menyelesaikan akar masalah, sekadar tambal sulam dalam sistem kapitalisme. Kebijakan populis hanya bertujuan untuk meraih dukungan politik, mencitrakan seolah tokoh masyarakat tersebut memiliki empati terhadap nasib rakyat. Akar dari problem pendidikan ini adalah diterapkannya sistem kapitalis sekuler. Sistem pendidikan yang berasal dari negara barat ini sengaja disuntikkan ke tubuh umat Islam. Padahal, sistem tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Kita sebagai umat Islam memiliki pedoman kehidupan yang lengkap berupa Al-Qur'an dan Sunah. Pedoman ini membuat kita paham mana yang benar dan yang salah, sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Aturan dalam Al-Qur'an dan Sunah Rasul sangat sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan. Tidak hanya mengatur ibadah ritual semata, tetapi juga hubungan sosial masyarakat. Rasulullah saw. telah memberikan contoh yang nyata, terdapat sistem ekonomi Islam, sistem politik Islam, sistem pendidikan Islam, dll.. Setelah beliau wafat, sistem Islam yang ada dalam Daulah Khilafah, dilanjutkan penerapannya oleh Khulafaur Rasyidin. Rasulullah saw. adalah suri teladan kita agar selamat dunia dan akhirat.

Dalam Islam, pendidikan merupakan hak dasar setiap anak. Bahkan, hak syar'i warga negara sebagaimana kesehatan dan keamanan. Negara secara langsung bertanggung jawab memenuhi seluruh kebutuhan dasar publik, termasuk pendidikan. Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut berasal dari baitulmal. Dana bidang pendidikan tidak ditarik dari pajak, seperti pada sistem kapitalisme. Tidak ada dikotomi akses pendidikan bagi anak orang miskin dan anak orang kaya, baik di kota maupun daerah. Semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan dengan fasilitas terbaik. Hal ini karena dalam Islam, penguasa adalah raa'in (pengurus), yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya kelak di akhirat. Para pemimpin dipilih sesuai dengan keimanan dan ketakwaannya pada Allah Swt., sehingga mereka amanah dalam mengurus rakyat.

Islam sangat berbeda dengan kapitalisme sekuler. Dalam Islam, pendidikan diadakan bukan untuk menyelesaikan masalah ekonomi negara. Lulusan perguruan tinggi bukan disiapkan untuk menjadi kuli di negeri sendiri. Sebaliknya, sistem ekonomi Islam diterapkan sebagai struktur utama penyokong pendidikan. Dengan pemahaman dan aturan yang seperti ini, maka wajar jika pendidikan gratis dengan fasilitas terbaik bisa diwujudkan.

Dengan kurikulum pendidikan yang islami, akan terbentuk karakter peserta didik yang berkualitas, baik pola pikir maupun pola sikap mereka. Pendidikan adalah hak syar'i setiap warga negara.  Hal ini karena sekolah sangat berpengaruh dalam mencetak generasi subyek peradaban. Kurikulum pendidikan berperan untuk melahirkan generasi  Islam. Seperti para sahabat Rasulullah saw., dan generasi setelahnya, mereka menguasai ilmu agama serta ilmu terapan lainnya secara sempurna. 

Masyarakat dipersiapkan untuk mengagungkan peradaban Islam, dengan menerapkan Al-Qur'an dan Sunah Rasul di dalam negeri, serta mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Jika negara menerapkan ideologi Islam, maka pendidikan kita akan menjadi mercusuar dunia, kiblat bagi masyarakat di dunia internasional. Generasi muslim akan hadir sebagai penjaga dan pembentuk peradaban Islam yang mulia, li isti'nafil hayatil (untuk melangsungkan  kehidupan) Islam. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: