Headlines
Loading...
Nasionalisme Menghalangi Pembebasan Palestina

Nasionalisme Menghalangi Pembebasan Palestina

Oleh. Siti Khairunnisa
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Miris melihat pemerintah Mesir telah mendeportasi puluhan aktivis yang berencana mengikuti konvoi kemanusiaan dengan tujuan agar blokade Isr4el di jalur Gaza dibuka sehingga bantuan kemanusiaan bisa sampai ke Palestina. Aksi global march to Gaza dimulai pada hari Minggu tanggal 15 Juni 2025, di mana Gaza sudah dibombardir Isr4el sejak bulan Oktober 2023.

Katanya pemerintah Mesir secara terbuka menentang blokade Isr4el di Gaza dan mendesak gencatan senjata segera. Namun Mesir juga getol membungkam pembangkang dan aktivis yang mengkritik hubungan ekonomi dan politik Mesir-Isr4el.

Hubungan tersebut merupakan isu sensitif Mesir karena pemerintah tetap menjaga hubungan dengan Isr4el kendati publik secara luas bersimpati dengan masyarakat Palestina (kompas.tv, 12/6/2025).

Gerakan global march to Gaza yang berlangsung dari Al-Arish menuju gerbang Rafah menjadi sorotan dunia internasional sebagai bentuk estafet nurani kolektif yang menolak diam atas krisis kemanusiaan di Gaza Palestina.

Ribuan orang mewakili lintas etnis dan benua, memulai langkahnya. Tak ada mandat resmi dari negara mereka, yang mereka genggam dan bawa adalah keyakinan bahwa isu kemanusiaan di Palestina tak bisa terus ditunda dan harus segera dihentikan

Kondisi Gaza Saat Ini

Sejatinya, fakta mengenai Gaza telah tersebar luas di media sosial dengan beragam foto dan video yang menunjukkan betapa kejam dan bengisnya Isr4el laknatullah ‘alaih dalam membombardir saudara kita di Gaza. Mereka melawan orang-orang tidak berdosa mulai dari anak kecil hingga orang dewasa tanpa pandang usia semua habis rata dengan berbagai senjata. Sedangkan, saudara kita di Gaza menghadapinya tanpa senjata melainkan bekal takwa.

Setiap menit bahkan detik selalu ada jiwa yang syahid namun itu bukan kesedihan bagi mereka. Kondisi saudara kita yang ada di Gaza jelas terjajah secara fisik namun tidak membuat mereka lemah secara mental.

Kemuliaan Gaza yang Merupakan Tanah Syam

Segala upaya saudara kita di Gaza lakukan untuk mempertahankan tanah Syam yang mana Allah sendiri menjanjikan penjagaannya, bahkan Allahlah yang menjaga tanah Syam sebagaimana dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menjamin tanah Syam dan penduduknya untukku.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim)

Maka ini menunjukkan bahwa tanah Syam dijaga oleh Allah Swt. secara langsung, baik dari sisi agama maupun keselamatan penduduknya.

Tidak ada kerugian bagi penduduk Gaza ketika mereka wafat sebab syahid menjadi identitas mereka yang jaminannya adalah surga. Saudara-saudara kita di Gaza Palestina sampai saat ini tetap berjuang mempertahankan tanah Pelestina agar tidak dikuasai musuh-musuh Allah laknatullah. Maka kita sebagai kaum muslim yang bagaikan satu tubuh juga punya kewajiban untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza Palestina.

Tanah Gaza adalah negeri yang diberkahi Allah, dijaga malaikat, didukung oleh doa Nabi saw., menjadi pusat keimanan saat terjadi fitnah, dan menjadi tempat peristiwa besar di akhir zaman. Kemuliaan demi kemuliaan yang kita dapati dari hadis Nabi tentang Gaza yang merupakan tanah Syam. Maka sudah seharusnya menjadi pemantik bagi kita untuk tidak tinggal diam melihat fakta di mana saudara kita di Gaza berjuang mempertahankan haknya yaitu tetap berada di Gaza, bukan malah kita ikut serta mendukung solusi dua negara.

Solusi untuk Gaza

Masalah di Gaza bukanlah hanya masalah warga Gaza Palestina saja tetapi juga masalah kaum muslim, sehingga ada upaya dari kaum muslim untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina antara lain seperti:
Pertama, menghilangkan paham nasionalisme yang telah ditancapkan oleh kafir penjajah pada benak setiap kaum muslimin. Paham ini membuat kaum muslimin mati hati nuraninya untuk memberikan pertolongan pada saudara kita yang ada di Gaza. Membuat para penguasa tidak mengerahkan militernya, bahkan tentara tidak berkutik untuk menolong saudara kita di Gaza karena tugasnya taat pada penguasa.

Kedua, jangan pernah berharap kepada para penguasa ataupun lembaga-lembaga internasional sebab mereka telah diikat oleh ikatan nasionalisme yang memberikan sekat pada setiap negara dan memiliki pola pikir kapitalisme yang melihat sesuatu atas dasar manfaat yang didapat.

Ketiga, ketika Islam yang telah memimpin maka jihad akan ditegakkan sebab masalah Palestina bukan masalah biasa, tetapi masalah negara yang harus diselesaikan dengan negara. Sehingga, keadilan dapat dirasakan dan menghilangkan penjajahan.

Keempat, jangan lupakan peran kita sebagai hamba Allah yang memiliki tugas untuk menyampaikan kebenaran dengan dakwah. Kitalah yang menyongsong kembalinya Daulah Islam dengan tekad yang kuat dan akidah yang menjadi dasar dari setiap amal perbuatan.

Mari kita kembalikan bumi Allah agar sesuai dengan aturan Allah. Karena, Allah tidak akan pernah membiarkan orang kafir menguasai kita kaum muslimin.  Terbukti sekuat apa pun Isr4el tidak bisa menguasai Palestina. Maka janji Allah pasti nyata. Wallahualam bissawab. [NI]

Baca juga:

0 Comments: