Headlines
Loading...

Oleh. Neni Arini
(Kontributor SSCQMedia)

SSCQMedia.ComWaktu begitu cepat  berlalu, tak terasa tiga puluh tiga bulan aku membersamai komunitas SSCQ. Banyak kisah suka di dalamnya. Banyak ilmu kudapatkan, sehingga menjadikan progres diriku di hari ini dalam belajar, terutama ilmu kepenulisan.

Mengingat kembali awal pertemuanku di komunitas SSCQ. Tak sengaja melihat laman FB ustadzah tercinta yaitu teteh Noviana. Membaca sekilas, yang tertangkap adalah tilawah ODOJ dalam satu hari plus terjemah. Alhamdulillahnya sebelumnya sudah pernah ikut kelompok ODOJ bersama teman-teman, tapi sayangnya selalu bubar di tengah jalan pesertanya. Jadi, ketika melihat informasi ini langsung tertarik, apalagi plus terjemah yang selama ini jarang dilakukan.

Tak membutuhkan waktu lama untuk langsung bergabung bersama komunitas ini dengan mengontak sang muasis Bunda Lilik S. Yani dan pinanganku pun diterima bunda dengan baik. Tentu saja menjadi pendatang baru di sebuah komunitas tentulah tidak langsung mengerti akan ritmenya. Jujur ... saat itu bingung, untungnya sang guru mau bersabar untuk mengajariku tiap langkah ritme SSCQ. Alhamdulillah tak perlu membutuhkan waktu lama, aku pun bisa mengikuti kegiatan yang ada di SSCQ.

Suatu ketika Teteh Noviana bilang, "Teh, aku mau kasih Teteh hadiah spesial untuk masuk kelas istimewa. Saya bingung apaan itu, Teh." Beliau mengatakan santai saja, itu kelas yang disediakan Bunda Liik untuk kita belajar dengan berbagai ilmu, tentunya menyenangkan, katanya. Tak perlu banyak bertanya lagi, aku sanggupi saja tawaran beliau.

Singkat cerita, aku hadir di pertemuan kelas literasi atas hibah tiket dari Teteh Noviana, ingat sekali kelas perdana literasi yang aku ikuti adalah kelas managemen waktu dengan pemateri Teteh Imas Sunengsih.

Jujur, tertarik dan suka. Ilmu pertama akan sebuah manajemen waktu. Karena selama ini tidak pernah belajar secara khusus untuk belajar managemen waktu. Jadi ini adalah pengalaman pertama dan berkesan, sehingga senang ketika mendapatkan sebuah ilmu baru di komunitas terbaru dalam hidupku.

Semenjak kelas tersebut, aku jadi tambah semangat untuk berada di komunitas SSCQ. Kujalani hari-hari bersamanya. Memiliki kegiatan baru yang bermanfaat. Hari-hariku mulai disibukkan olehnya. Ketika awal bergabung, selepas mengajar dari sekolah dan menunaikan salat fardhu aku mulai tilawah dan mengerjakan tugas-tugas kurikulum yang bisa aku kerjakan. Pokoknya setiap ada waktu luang aku pergunakan untuk menyelesaikan semua tugas dan amanah-amanah lain di tempat aku belajar mengaji.

Alhamdulillah, aku sangat menikmati kegiatan baruku di saat itu. Apalagi ketika tulisan-tulisan sederhanaku terpilih menjadi tulisan yang mempesona bagi Bunda Lilik. Sampai terkadang timbul rasa ragu dalam diri, masa iya tulisanku bisa terpilih jadi peskes yang mempesona. Tapi apa pun itu, semua pencapaian yang diraih semakin memacu diri untuk terus belajar menjadi lebih baik lagi.

Amanah mulai berdatangan dari Bunda Lilik. Berawal dari petugas list, kemudian PJ kelompok, PJ kelas, ketupel Kajol, PJ antologi bahkan diberikan kepercayaan untuk bisa jadi pemateri. Dan hingga kini masih memegang amanah koordinator ODOJ SSCQ. Masyaallah, rasanya tak percaya atas pencapaian diri hingga hari ini. Diri yang aslinya introvert, tak banyak berbicara, bisa keluar dari zona nyaman diri. Terimakasih SSCQ, terus membersamaiku dalam proses pembelajaran diri.

Sebetulnya dunia literasi adalah hal yang baru bagiku. Jadi memang sangat awam akan dunia kepenulisan. Di sinilah aku memulai dan belajar, dimulai dari tulisan receh hingga terus berproses untuk memperbaikinya. Tak terbayangkan dulunya akan belajar tentang EYD secara khusus, di SSCQ inilah aku belajar. Banyak guru yang piawai dalam hal EYD, mereka dengan iklas memberikan ilmu itu pada kami semua sebagai member  SSCQ. Masyaallah berapa bersyukurnya bisa berkumpul bersama sahabat surga yang memiliki visi sama, yang diikat oleh ikatan ideologis, sehingga semua aktifitas semata-mata hanya ingin mendapatkan rida-Nya.

Tiadalah kemudahan tanpa seizin-Nya. Semua terjadi atas kehendak-Nya. Keberadaanku di SSCQ semua atas izin dari-Nya.  Aku diberikan kemudahan dalam menjalani-Nya. Terimakasih ya Rabb.

Tanpa terasa pada tanggal 23 Agustus 2025 SSCQ literasi telah berusia yang keempat. Sebuah pencapaian yang tidak mudah tentunya, doa dan harapanku kan selalu mengiringi. Semoga SSCQ bisa menjadi sebuah wadah dalam memajukan dunia literasi di Indonesia. Kita tahu bahwa minat baca di negeri kita Indonesia masih rendah, dan SSCQ mengambil peran akan hal tersebut dengan adanya kelas literasi serta kelas muhasabah literasi dan kelas lainnya. Jujur saja, di semua kelas literasi SSCQ ini aku sangat terbantu, terutama di kelas muhasabah literasi, karena dipaksa setiap hari untuk membaca. Kebetulan aku bukanlah orang yang suka membaca karena memang sedari kecil tidak dibiasakan suka membaca. Tetapi sebagai seorang pengemban dakwah tidak mungkin sekali untuk tidak membaca. Jadi bergabungnya diri di sebuah jemaah dakwah dan komunitas SSCQ memaksakan diri untuk bisa membaca. Alhamdulillah berawal dari sebuah keterpaksaan ini sekarang bisa membaca istikamah di setiap harinya.

Membaca merupakan jendela dunia. Dengan membaca diberikan kesempatan bagi kita untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang berbagai hal di dunia ini, baik yang bersifat faktual maupun imajinatif. 

Bagi umat muslim, membaca merupakan hal yang penting. Iqra’ adalah kata yang pertama kali diucapkan oleh malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad saw.

Allah berfirman dalam surat Al alaq ayat 1-5:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan."

"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."

 "Bacalah dan Tuhanmu adalah yang paling Pemurah."

 "Yang mengajarkan dengan (menggunakan) pena."

"Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Perintah membaca ini menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan pencarian ilmu. Ayat ini menjadi dasar pentingnya membaca dalam Islam dan mendorong umat Islam untuk terus mencari ilmu dan pengetahuan. 

Dunia literasi tidak kita cukupkan hanya pada literasi membaca, tetapi literasi menulis pun sangatlah penting.

Ikatlah ilmu dengan Tulisan

Sebuah pepatah yang sering digunakan untuk menekankan betapa pentingnya mencatat ilmu yang telah dipelajari, bahwa ilmu yang tidak dicatat akan mudah terlupakan atau bahkan hilang, layaknya buruan yang tidak diikat dengan tali.

Di SSCQ aku mulai belajar menulis. Menulis dalam rangka dakwah Islam. Menulis dalam rangka menyebarkan kebaikan dalam jangkauan yang lebih luas lagi, dan dengan menulis harapannya umat banyak yang tercerahkan sehingga merubah dirinya dengan Islam.

Perlu kita ketahui bahwa dakwah lisan atau pun tulisan tetap harus berpegang teguh terhadap prinsip dakwah Islam, yakni harus penuh hikmah, penuh nasihat, dan berdiskusi dengan cara yang baik. Karena ketiga prinsip tersebut merupakan perintah Allah yang tertulis dalam Al-Qur'an, 

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik" (QS. al-Nahl: 125)

Menulislah selalu, karena dengan menulis engkau ada. Sebuah ungkapan motivasi bahwa menulislah hingga ujung nafas ini. Karena dengan menulis jejak kita akan tetap ada walaupun kira telah berpulang. Tulisan yang dibuat pun menjadi saksi jejak kehidupan kita. Pramoedya Ananta Toer bahkan mengatakan, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk mengenal komunitas SSCQ. Di sinilah aku memulai literasi pertamaku. Disinilah aku menulis goresan kata penuh makna sebagai jejak hidupku, disinilah aku memulai bagaimana  kata-kata sederhana bisa terangkai dengan penuh arti. Terimakasih Bunda Lilik, terimakasih para guru, terimakasih sahabat surgaku. Denganmu aku terus bertumbuh hingga hari ini.

Semoga SSCQ terus hadir untuk mengajak umat dalam memajukan dunia literasi. Literasi sangat berpengaruh terhadap para generasi. Karena literasi membuat gelap menjadi terang serta membuat bodoh menjadi paham.

Literasi menjadi Pintu Gerbang Pengetahuan

Semangat literasi merupakan aset berharga yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan. Dengan semangat literasi yang tinggi, kita dapat mencapai potensi maksimal dan berkontribusi positif bagi masyarakat, bangsa dan agama.

Jelang usia literasi SSCQ yang keempat, teruslah tumbuh dan berkarya. Jadilah wadah terbaik bagi umat dalam memajukan dunia literasi. Barakallah fiik. [MA|

Baca juga:

0 Comments: