Headlines
Loading...
Khilafah Menjamin Gizi Masyarakat

Khilafah Menjamin Gizi Masyarakat

Oleh. Nuryati
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Jumlah anak yang mengalami keracunan diduga akibat mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor bertambah menjadi 210 orang berdasarkan perkembangan kasus dari 7 hingga 9 Mei 2025, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno (cnnindonesia.com, 11/5/2025).

Negara Indonesia termasuk penganut ideologi kapitalisme. Di negeri ini siapa yang berduit dia yang berkuasa. Peran negara semakin tidak jelas karena persekongkolan dengan pengusaha. Akhirnya negara pun bebas disetir oleh pengusaha. Pemenangan Presiden Prabowo pun tak lepas dari sokongan pengusaha ini. Bahkan negara ini memang diambil alih atau dibekingi oleh mereka.

Salah satu kebijakan yang diusung oleh Presiden Prabowo ialah pengadaan makan bergizi gratis (MBG). Program ini banyak menuai pro kontra. Karena pasalnya program ini hanya memberikan sejumput manfaat bahkan tidak menyentuh akar permasalahan.

Program MBG malah menuai banyak polemik, mulai dari kasus keracunan yang dialami oleh anak-anak sekolah hingga komersialisasi dengan cara asuransi. Negara lepas tangan, tidak ada kontrol dari pemerintah. Selain itu, MBG membuka celah praktik korupsi yang merajalela dan tidak amanah.

Solusi dalam Islam

Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin,  memberikan rahmat ke seluruh alam. Bahkan hewan dan tumbuhan diperhatikan. Tentu generasi yang baik dan sehat menjadi perhatian Daulah Khilafah.

Standar generasi yang baik dan sehat adalah gizinya tercukupi, sumber protein hewani seperti susu dan daging dan protein nabati tersedia melimpah dan murah bagi seluruh warga negara baik muslim maupun nonmuslim.  Selain pangan, sandang dan papan pun diperhatikan negara.

Khilafah Islam menjamin gizi masyarakat melalui sistem ekonomi dan sosial yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariat. Dan karena lingkungan memberikan pengaruh besar kepada anak, maka harus dipastikan kondisinya terbebas dari masalah sosial.

Khilafah mengelola ekonomi berdasarkan syariat Islam, seperti zakat, infak, dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang diatur secara syar’i. Khilafah berupaya untuk mencegah stunting dengan menjamin bantuan dan produk pangan yang halal, tayib, dan berkualitas.

Khilafah tidak hanya fokus pada pemenuhan gizi individu, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Melalui perbaikan ekonomi rumah tangga dan pembangunan infrastruktur yang memadai. Khilafah menjadikan harga dan pendistribusian makanan dengan adil serta menyediakan fasilitas kesehatan dan publik yang terjangkau. Khilafah juga menekankan peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung upaya pemenuhan gizi.

Khilafah akan bertanggungjawab sepenuhnya dalam hal keamanan pangan maupun gizi masyarakat, bukan diserahkan kepada mekanisme pasar. Keberadaan negara untuk mengurusi hajat hidup masyarakat secara fisik maupun nonfisik. Negara juga berfungsi sebagai pelindung yang akan mencegah masyarakat jatuh pada kesengsaraan.

Untuk menaikkan taraf hidup rakyat, Daulah Khilafah akan membuka banyak lapangan kerja dengan cara mengelola SDA yang produktif serta di sektor pembangunan. Dengan bekerja, seorang ayah bisa menghidupi anak dan istrinya dengan sangat layak. Pengelolaan SDA dilakukan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyatnya.

Adapun kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Daulah Khilafah, antara lain:
1. Pendidikan gratis
2. Kesehatan gratis

Pendidikan dan kesehatan adalah hal vital yang dibutuhkan oleh masyarakat dan generasi masa depan. Ketika pendidikan dan kesehatan gratis, maka orang tua akan lega dan tidak banyak menghabiskan uang untuk kebutuhan tersebut, hanya untuk kebutuhan pokok saja. Sehingga para orang tua bisa memiliki tabungan untuk hari tua.

Begitulah kondisi di era kekhilafahan, banyak masyarakat yang tidak mau menerima zakat karena sudah cukup atau bisa dikatakan sudah makmur. Begitulah potretnya, sandang, pangan, dan papan diperhatikan kelayakannya. Hingga dengan Islam, seluruh manusia bisa hidup sejahtera dan bahagia. Benarlah yang difirmankan oleh Allah Swt., bahwa barang siapa yang taat akan perintah-Ku, maka akan Aku karuniakan rezeki dari langit dan bumi.

Bahkan Umar bin Khattab pun pernah membangun suatu rumah yang diberi nama Daar Al-Daaqiq (rumah tepung) antara Makkah dan Syam. Di dalam rumah itu tersedia berbagai macam jenis tepung, kurma, dan barang kebutuhan lainnya. Tujuan dibangunnya rumah itu adalah untuk menolong siapa saja yang singgah dalam perjalanan dan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang memerlukan sampai kebutuhannya terpenuhi.

Kemuliaan sikap Umar bin Khattab ini juga diikuti oleh para pemimpin berikutnya. Mereka semuanya sama. Ingin melaksanakan amanah di pundaknya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sehingga kita pun bisa menjumpai pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Meskipun masa kepemimpinannya sangat singkat, yaitu kurang dari tiga tahun, umat Islam terus mengenangnya sebagai khalifah yang berhasil menyejahterakan rakyatnya. Yahya bin Said, seorang petugas zakat pada masa itu berkata, "Ketika hendak membagikan zakat, saya tidak menjumpai seorang miskin pun." Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan setiap individu rakyat pada waktu itu hidup berkecukupan. Inilah bukti jika syariat Islam diterapkan maka akan muncul kesejahteraan di semua lini kehidupan.

Indonesia memiliki banyak SDA, seperti minyak bumi, gas alam, aneka jenis tambang, aneka jenis tumbuhan tropis, dan hasil kekayaan laut, yang seharusnya dikelola dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tetapi faktanya hari ini semua aset negara diperjualbelikan. Pertambangan emas dijual ke PT Freeport. Batubara, bauksit, nikel, dan tembaga dijual ke perusahaan asing. Indonesia hanya menerima keuntungan secara instan berupa pajak dan bagi hasil yang kurang dari 10 persen. Bahkan rakyatnya tidak kebagian apa pun. Rakyat hidup sengsara dengan sistem kebijakan kapitalisme yang memeras rakyat dengan pajak. Negara menjadikan rakyat sebagai aset yang bisa menghasilkan pendapatan. Kelak pemimpin seperti ini akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt. karena zalim terhadap rakyatnya.

Khilafah menjamin gizi masyarakat dengan pemenuhan kebutuhan pokok meliputi sandang, pangan, dan papan. Selain itu pendidikan, kesehatan, dan keamanan juga termasuk kebutuhan vital masyarakat. Oleh karena itu pendidikan dan kesehatan akan diberikan secara cuma-cuma atau gratis kepada rakyatnya. Sehingga tidak ada lagi rakyat yang tidak mengenyam pendidikan atau istilah orang miskin dilarang sakit.

Gizi, pendidikan, dan kesehatan sangat menentukan kualitas generasi. Agar terlahir generasi emas peradaban bangsa yang memiliki ciri-ciri kritis dalam berpikir, tidak stunting atau pun busung lapar, kebutuhan protein terpenuhi dan mampu menjadi problem solver dalam kehidupannya. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: