Headlines
Loading...
Pengangguran Massal Menghantui Pemuda Indonesia

Pengangguran Massal Menghantui Pemuda Indonesia

Oleh. Rina Rofia
(Kontributor SSCQMedia.Com)


SSCQMedia.Com—Indonesia, berdasarkan laporan dari International Monetary Fund (IMF) menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi pada tahun 2024. Indonesia masuk di antara 6 negara Asia Tenggara. Berdasarkan data IMF, pengambilan persentase angkatan kerja diambil dari usia 15 tahun ke atas, yakni pada usia remaja yang saat ini sedang mencari pekerjaan. Sementara itu jika kita lihat kembali, data seluruh penduduk Indonesia terdiri dari angkatan kerja maupun bukan angkatan kerja, yang dapat diketahui melalui data saat ini sebanyak 279,96 juta orang (Kompas.com, 30/4/2025).

Adapun angka pengangguran di Filipina pada 2024 berada di bawah Indonesia dengan 5,1 persen dari total penduduk 114,16 juta orang. Sedangkan Indonesia saat ini tampil dengan persentase  mencapai 5,2% per April 2024 berdasarkan data yang dirilis oleh IMF. IMF juga memberikan data bahwa Indonesia termasuk pada tingkat pengangguran tertinggi di antara 6 negara ASEAN. Kecuali dari Myanmar, Kamboja, dan Laos, karena pada negara tersebut tidak memiliki data tingkat pengangguran yang tersedia (Kompas.com, 30/4/2025).

Negara Gagal Mengentaskan Masalah Pengangguran

Masalah pengangguran ini memang menjadi PR besar bagi tiap negara. Tak hanya PR bagi Indonesia, tapi PR bagi seluruh negara yang ada di dunia. Pengangguran menjadi salah satu pengukur angka kemiskinan, begitu juga kemiskinan menjadi salah satu faktor pemicu kewarasan sosial dan barometer kesejahteraan di lingkungannya.

Adapun warisan pengangguran ini sudah turun temurun dalam estafet pergantian kepemimpinan. Jurus demi jurus sudah dilakukan oleh negara, namun masalah pengangguran ini bak noda membandel yang sulit sekali dihilangkan. Padahal jika kita lihat, terdapat sistem pendidikan yang berkontribusi pada penciptaan pencari kerja dengan pembekalan wirausaha, yang harapannya mencetak generasi-generasi mandiri dan siap untuk menghadapi tantangan ekonomi, faktanya hal tersebut hanya bualan semata.

Kasus ini merupakan salah satu bukti gagalnya negara, dalam mengurus rakyatnya dalam bidang ekonomi. Terlebih pengangguran merupakan salah satu tolok ukur dalam kesejahteraan rakyatnya. Sedangkan negara tak memiliki solusi yang pasti untuk mengentaskan permasalahan yang berkaitan dengan pengangguran.

Kapitalisme Penyumbang Pengangguran

Wajar saja jika berbagai jurus dari pemerintah tak berhasil dalam mengentaskan masalah pengangguran ini. Karena terdapat satu akar kerusakan yang menjadi penyebab tingginya angka pengangguran yang tidak dihilangkan. Kapitalisme merupakan sistem pemegang kekuasaan tertinggi dunia. Adapun hasil penerapan sistem ekonomi kapitalisme menjadikan tiap penganutnya menjadi negara yang gagal, kehilangan arah, tak memiliki kemandirian serta perbaikan yang tampak keberhasilannya.

Kapitalis menjadikan negara hanya sebagai regulator, dan memberatkan kolaborasi dengan pemilik modal untuk melancarkan pengambilan keuntungan besar-besaran dari inangnya. Padahal, seluruh beban ekonomi dibebankan kepada rakyat, salah satunya pemerasan melalui pengambilan pajak dari rakyat sehingga wajar saja jika sumber daya alam yang terdapat di negara ini tidak bisa untuk menyejahterakan rakyatnya, karena bercokolnya sistem ekonomi kapitalisme.

Sungguh, sistem kapitalisme ini adalah sistem yang terbukti kegagalannya. Indonesia pun gagal membebaskan diri dari tingkat pengangguran dan kemiskinan karena sistem negaranya yang dimainkan oleh asas kepentingan dan dimainkan oleh sistem kapitalisme.

Islam Mengentaskan Masalah Pengangguran

Sistem kepemimpinan Islam menjadi solusi seluruh permasalahan yang dialami oleh berbagai negara. Islam menjadikan kepemimpinan atau negara menempatkan diri sebagai pengurus dan penjaga bagi rakyatnya. Terdapatnya dimensi akhirat dalam kepemimpinannya, menjadikan para pemimpin takut akan perbuatan kezaliman.

Daulah Islam akan berupaya semaksimal mungkin dalam mengurus dan menyejahterakan umat dengan menerapkan syariat Islam sebagai tuntunan dalam aktivitas kehidupan dan politiknya dalam mengurus negara. Islam menetapkan mekanisme kesejahteraan rakyatnya melalui pembentukan kepribadian pada tiap individunya sedari dini, sehingga pemuda dibentuk untuk selalu siap akan kondisi yang dihadapi tanpa melanggar syariat yang telah ditetapkan.

Tiap individunya dibekali skill yang mumpuni, dan dibimbing dengan ilmu tanpa harus mengeluarkan biaya mahal. Negara juga memfasilitasi rakyat dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan skill yang dibutuhkan. Lapangan pekerjaan halal yang dibuka negara dengan memanfaatkan tenaga kerja dalam wilayah sendiri. Negara juga mencegah penguasaan kekayaan hanya pada segelintir orang, apalagi diserahkan kepada asing.

Negara juga membuat politik industri yang akan mendorong perkembangan dan kemajuan industri, sehingga rakyat dapat memanfaatkan sumber daya alam dari kemampuan yang dimilikinya. Gongnya adalah sumber daya alam yang ada di negaranya dapat dinikmati kebermanfaatannya oleh seluruh rakyat tanpa terkecuali.

Khatimah

Sungguh, semua permasalahan yang dialami oleh negara ini kita kembalikan pada praktik kepemimpinannya. Islam dengan kepemimpinannya dalam mengurus dan menjaga negaranya serta rakyatnya terbukti mencetak sejarah nan agung. Seperti kepemimpinan islam terakhir yakni Daulah Khilafah Utsmaniyah, yang berhasil menerapkan tinta kepemimpinan yang gemilang.

Wallahulamu bissawwab. [An]

Baca juga:

0 Comments: