Kapitalisme Sekularisme, Mematikan Rasa Kemanusiaan
Oleh. Aan Nurhasanah
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—"Cukup menjadi manusia untuk peduli Palestina." Ungkapan kalimat ini menekankan bahwa kepedulian terhadap Palestina seharusnya menjadi kewajiban dasar bagi setiap manusia, tanpa memandang agama, ras, atau latar belakang lainnya.
Pada hari pertama Iduladha, Jumat (6/6/2025) lalu, serangan udara dan penembakan Israel di berbagai wilayah Gaza juga menyebabkan 33 warga Palestina kehilangan nyawa.
Data yang dihimpun oleh kantor berita Anadolu dari berbagai sumber lokal menunjukkan bahwa sejak 27 Mei 2025, total korban tewas akibat tembakan tentara Israel saat warga berusaha mengakses bantuan kemanusiaan telah mencapai 115 orang.
Sementara itu, lebih dari 580 warga Gaza tercatat mengalami luka-luka dalam upaya mereka memperoleh bantuan kemanusiaan. Hingga kini, sembilan orang masih dinyatakan hilang
Perayaan Iduladha tahun ini menjadi yang keempat bagi warga Gaza sejak dimulainya operasi militer Israel, yang disebut-sebut sebagai upaya genosida dan telah merenggut hampir 54.700 jiwa.
Agresi militer Israel selain menimbulkan banyak korban jiwa, juga menyebabkan krisis kelaparan dan membuat Jalur Gaza nyaris tak lagi layak untuk dihuni. (Beritasatu.com, 7/6/2025).
Sungguh menyayat hati, hari ini Palestina masih menjadi sasaran genosida penjajah Zionis Yahudi, bahkan bayi-bayi yang masih merah yang tidak berdosa mereka bantai secara brutal. Bagi Zionis Yahudi, dosa mereka adalah karena mereka bayi Muslim keturunan Palestina. Tak hanya itu, Zionis juga menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh secara pelan-pelan generasi Palestina. Bahkan di hari raya pun yang seharusnya menjadi hari berbahagia, serangan tak berkurang, malah semakin menjadi.
Saat kita bisa merayakan hari raya bersama keluarga, bersantap makanan lezat ciri khas hari raya, berpakaian terbaik serta bersuka ria menyambut hari raya, bagaimana dengan kondisi saudara kita di Palestina? Apakah terbesit dalam hati dan pikiran kita untuk memikirkan mereka yang untuk sekedar makan saja sungguh sulit luar biasa.
Tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk menolong saudara kita di Palestina, hanya sekedar mengirimkan bantuan yang tidak seberapa, itu saja tidak cukup, makan tidak cukup hanya sehari saja, seharusnya kebutuhan pokok selalu tersedia setiap harinya. Bahkan ironisnya, bisa jadi bantuannya tak sampai kepada mereka, karena berbagai upaya Zionis yang benar-benar tidak punya hati nurani.
Mirisnya, negara-negara besar dunia seolah diam. Penguasa Muslim juga hanya sibuk beretorika tanpa tindakan nyata dengan mengirimkan pasukan untuk mengusir penjajah.
Mereka diam, meski rasa kemanusiaan terkoyak. Padahal, rasa itu adalah rasa fitrah bagi manusia, untuk menolong sesama Muslim, apalagi bayi yang lemah tak berdaya menjadi korban kebrutalan Zionis.
Kapitalisme yang mengagungkan materi semata, telah berhasil mematikan sifat dasar manusia, mampu menciptakan kebencian atas manusia yang lainnya. Matinya rasa kemanusiaan, hingga kekejaman yang sedemikian rupa tak mengusik hati nurani para pemimpin Muslim, untuk menyerukan jihad. Di manakah mereka, wahai penguasa Muslim?
Sebenarnya tidak usah menjadi Muslim untuk membantu warga Palestina, cukup menjadi manusia saja. Mungkin terdapat rasa kemanusiaan dalam diri yang mempunyai hati nurani, untuk membantu sesama manusia. Tapi untuk kali ini, di sistem Kapitalisme Sekularisme rasa kemanusiaan seakan telah mati. Persenjataan yang dimiliki bukan untuk memerangi kafir penjajah, melainkan hanya dipasang seolah sebagai hiasan, jika demikian apa fungsinya alat militer yang dibanggakan. Bahkan, pemimpin Muslim saat ini malah bergandeng tangan dengan penjajah Yahudi.
Bagaimana, jika nanti warga dan anak-anak Palestina menuntut keadilan? Apa yang harus kita jawab dihadapan Sang Pencipta, hanya sekadar memboikot, mengirimkan bantuan obat-obatan dan makanan yang tidak dapat menghentikan genosida di Palestina? Bukan! Karena itu, bukan solusi yang paripurna.
Solusi masalah Palestina hanya dengan jihad dan Khil4fah. Namun, pada saat ini sistem yang paripurna tersebut telah runtuh oleh Mustafa Kemal Attaturk laknatullah, sudah saatnya kita berjuang bersama untuk mengembalikan kembali kehidupan Islam yang sesuai dengan manhaj kenabian. Dan tegaknya kembali sistem pemerintahan Islam tak mungkin terwujud ketika umat masih hidup dalam naungan kapitalisme sekularisme. Tugas kita memahamkan umat akan butuhnya sistem yang menyejahterakan manusia, hingga umat sadar dan meminta untuk ditegakkannya kembali sistem Islam dalam bingkai Khil4fah yang akan mampu memanusiakan manusia.
Upaya untuk menegakkan Khil4fah, membutuhkan kepemimpinan jemaah dakwah ideologis yang konsisten menyerukan tegaknya Khil4fah, yang akan membangun kesadaran umat dan menunjukan jalan kemuliaan bagi umat. Umat seharusnya menjawab seruan jemaah dakwah ini dan berjuang bersama-sama untuk menjemput nashrullah (pertolongan Allah), karena sejatinya beramar makruf nahi munkar adalah kewajiban bagi seluruh umat yang mengaku dirinya Muslim. Wallahu'alam bisshawab. [MA]
Baca juga:

0 Comments: