Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Qanita
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Iduladha adalah hari raya kurban. Hari yang diperingati untuk mengenang peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang dengan sukarela bersedia menyembelih anaknya yang dicintai yaitu Nabi Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan totalitas  sebagai hamba Allah.

Iduladha diperingati setiap tanggal 10 Zulhijah. Di mana setiap muslim di perintahkan untuk menyembelih hewan kurban sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al-Qur'an surat Al-Hajj: 34.

Iduladha di Jalur Gaza

Sejatinya, umat Islam bergembira merayakan Iduladha dengan gema takbir yang saling bersahutan. Berlomba memberi persembahan terbaik dalam berkurban. Saling bersilaturahmi dengan acara makan besar bersama keluarga. Hal ini dirasakan oleh umat Islam di seluruh dunia, tapi tidak untuk yang di Gaza.

Tepat di hari pertama Idul Adha, Jum'at, 6 Juni 2025,  Israel kembali melakukan serangan ke jalur Gaza. Penembakan dan serangan udara menyebabkan 33 orang Palestina meregang nyawa. Tidak puas dengan aksinya, Israel melanjutkan serangan kembali pada hari kedua Iduladha, sabtu, 7 Juni 2025, yang menyebabkan sedikitnya 17 warga Palestina meninggal dunia (Beritasatu.com, 7-6-2025).

Perayaan Iduladha tahun ini merupakan yang keempat bagi warga Gaza sejak genosida yang telah menewaskan lebih dari 54.700 jiwa. Bukan perayaan dengan kurban terbaik mereka, melainkan merekalah yang menjadi kurban ketidakadilan dunia.

Kebiadaban Israel tidak melihat momen,  tidak melihat lawan, bahkan sengaja aksinya dilakukan ketika umat Islam sedang merayakan hari besarnya. Seolah ingin menunjukkan bahwa Gaza di lupakan, Gaza tidak lagi diperjuangkan, Gaza tidak memiliki saudara, karena umat Islam yang lain sedang bergembira, tersibukkan dengan perayaan hari besarnya.

Solidaritas dalam Iduladha

Selain perintah berkurban, Iduladha memiliki makna adanya perintah untuk saling peduli dengan sesama. Pelaksanaan pembagian hewan kurban merupakan bukti sikap kebersamaan dan solidaritas terhadap sesama kaum muslim. Hanya saja, sikap solidaritas ini terbatas pada wilayah tertentu. Sehingga tidak mampu dirasakan oleh seluruh kaum muslim dunia khususnya muslim Gaza. Mengapa? Karena adanya sekat Nasionalisme yang diemban oleh negeri-negeri Kaum muslim.

Betapapun hancurnya kaum muslim di jalur Gaza, pedihnya dan mirisnya kondisi mereka, duka yang tidak pernah padam, rasa solidaritas terhadap mereka hanya ada di sebagian kalangan kaum Muslim, bukan dalam bentuk negara hanya kelompok kecil yang tidak kuasa untuk menghentikan genosida. Tentunya atas nama Nasionalisme, ataupun rasa takut terhadap Negara super power, sehingga negeri-negeri kaum muslim enggan bersikap lebih berani untuk membela saudaranya sendiri. Sungguh rasa solidaritas itu telah menjadi kurban dalam perayaan Iduladha oleh penguasa negeri-negeri kaum muslim.

Menumbuhkan Solidaritas Dunia

Solidaritas adalah tindakan saling mendukung, membantu, dan berdiri bersama dalam menghadapi tantangan, kesulitan atau ketidakadilan. Tentunya sikap ini akan terwujud tatkala seseorang memiliki sebuah konsep berfikir tentang kepedulian, dan persaudaraan.

Islam memiliki sebuah konsep yang akan mampu mewujudkan solidaritas. Berdasarkan keyakinan akan firman Allah SWT. yang artinya, "Tolong menolonglah kamu dalam ( mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (TQS.Al-Maidah:2).

Ayat ini mewajibkan sikap untuk peduli dengan sesama manusia dalam kebaikan, saling membantu dalam kesulitan, dan bekerjasama dalam ketakwaan. Dalam firman yang lain, "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, oleh karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. " (TQS.Al-Hujurat:10).

Ayat ini menjelaskan bahwa kaum muslim adalah bersaudara, tanpa melihat batas wilayah, warna kulit, suku dan bangsa. Sehingga menjadi keharusan bagi kaum muslim untuk menumbuhkan sikap solidaritas terhadap saudaranya yang sedang mengalami penderitaan terlebih di jalur Gaza. Kondisi yang sangat buruk telah terjadi di sebagian negeri muslim, menjadi kewajiban bagi negeri-negeri muslim yang lain untuk bertindak cepat, menghentikan pembantaian yang terjadi di Gaza.

Islam dengan aturan yang sempurna memiliki solusi yang tepat untuk menghentikan genosida di Gaza. Ketika Islam diterapkan sebagai sebuah sistem kenegaraan, maka Islam akan  melakukan beberapa langkah untuk membantu warga Gaza sebagai bentuk solidaritas, diantaranya:

Pertama, memutus kerjasama internasional dengan negara kafir yang telah menjajah negeri-negeri kaum muslim.

Kedua, menyiapkan pasukan militer yang bertakwa dan terlatih. Mengumumkan perang melawan Israel guna mengusirnya keluar dari tanah Palestina.

Ketiga, membangun kembali Palestina yang telah hancur dan menguatkan persatuan negeri-negeri kaum muslim agar tidak kembali dikuasai negara kafir barat.

Sikap solidaritas dunia akan senantiasa tercipta tatkala Islam menjadi aturan dalam sebuah negara. Kekuatan militer kaum muslim tidak akan pernah terkalahkan disebabkan kekuatan keimanan. Dengan keimanan pula akan tumbuh sikap saling tolong menolong, sikap adil dan melindungi sesama manusia, karena sesungguhnya Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam. [ry].

Baca juga:

0 Comments: