Headlines
Loading...
Haji, Momen Persatuan Global dan Ketaatan Total

Haji, Momen Persatuan Global dan Ketaatan Total

Oleh. Imas Sunengsih, S.E., M.E
(Aktivis Muslimah Intelektual)

SSCQMedia.Com—Bulan Zulhijah merupakan bulan haji, di mana seluruh kaum muslimin sedunia berkumpul untuk menjalankan rukun Islam yang kelima. Begitu pun dengan kaum Muslim di Indonesia telah bertolak ke kota suci Makkah dengan jumlah yang tidak sedikit, tahun ini yang melaksanakan ibadah haji sebanyak 221.000 jemaah.

Sebagaimana dilansir dari laman CNBC Indonesia, "Kementerian Agama menyebut kuota haji Indonesia untuk tahun 2025 adalah 221.000 jemaah, yang terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus." (CNBC Indonesia, 18/05/2025).

Jumlah jemaah haji tahun 2025 ini diperkirakan mencapai 30 juta dari seluruh dunia. Mereka berkumpul dengan tujuan yang sama yaitu beribadah kepada Allah Swt. Persatuan global pun kian terlihat dengan momen haji tersebut. Tidak lagi mengenal sekat negara, warna kulit atau pun bahasa. Ketaatan yang total ditunjukkan pada pelaksanaan ibadah haji untuk mendapatkan rida dari Allah Swt.

Namun, ketika nanti sudah selesai melaksanakan ibadah haji dan pulang ke tanah airnya masing-masing, kaum Muslim kembali terkungkung dengan sekat negara yaitu nasionalisme. Sekat inilah yang akhirnya menjadikan ruang gerak kaum muslimin tidak leluasa untuk membantu saudaranya di Palestina, bahkan para pemimpin negeri muslim tidak berdaya. Mereka hanya bisa diam dengan genosida dan penjajahan yang dilakukan oleh Zi*nis Yahudi laknatullah, tidak ada aksi nyata untuk mengusir penjajah. Padahal posisi negeri muslim bersebelahan dengan Palestina, tapi diam beribu bahasa, dan justru malah membuat tembok pemisah.

Seperti itulah kondisi kaum muslimin hari ini, mereka terpecah belah dengan paham nation-state. Nasionalisme telah memperlemah hingga tidak berdaya. Paham ini berasal dari ideologi kapitalisme yang sedang menjadi pengatur dunia saat ini dengan motor penggeraknya adalah negara adidaya Amerika Serikat (AS). Dengan berbagai cara AS mencengkeram negeri-negeri Muslim dengan mengerat-kerat mereka agar tidak mampu untuk bangkit.

Penjajahan yang dilakukan tidak hanya menguasai negeri kaum muslimin dari satu aspek, tetapi dari semua aspek, termasuk mengeruk semua kekayaan yang ada di negeri kaum Muslim. Ideologi kapitalisme akan terus eksis jika para pengusungnya masih terus ada dan mempertahankannya.

Perlu untuk disadari oleh kaum Muslim, bahwa kebangkitan Islam adalah sebuah keniscayaan. Sehingga harus ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mewujudkan kebangkitan Islam dengan berjuang bersama dengan partai Ideologis. Sebagaimana Allah Swt. telah memerintahkan dalam TQS. Ali Imran ayat 104:

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Dari ayat di atas, sudah menjadi kewajiban seorang Muslim untuk mendakwahkan Islam kafah. Dakwah yang harus dilakukan adalah dengan mengikuti metode Rasulullah saw., sampai akhirnya Rasulullah saw. mendirikan negara Islam dan menerapkan Islam secara kafah (menyeluruh).

Hari ini pun kaum Muslim harus kembali untuk melaksanakan syariat Islam secara kafah di dalam institusi Khil4fah ala minhaj nubuwwah. Inilah jalan satu-satunya untuk terikat dengan syariat secara sempurna dan penuh ketaatan, sekaligus juga sebagai solusi problematika yang terjadi hari ini. Tidak ada jalan lain kecuali dengan tegaknya sistem Islam kafah, karena Khalifah akan menjadi perisai umat. Menjadi garda terdepan dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah, termasuk mengusir Zi*nis Yahudi laknatullah dari bumi Palestina.

Untuk itu, momen haji ini seharusnya dijadikan sebagai pondasi yang kokoh untuk persatuan secara global dengan ketaatan total di semua aspek kehidupan. Sudah saatnya mencampakkan aturan kehidupan sekulerisme kapitalisme yang telah merusak tatanan kehidupan kaum Muslim. Yakinlah, kebangkitan Islam tidak akan lama lagi, insya allah. 

Wallahu'alam bishawab.[MA]

Baca juga:

0 Comments: