Headlines
Loading...
Fantasi Sedarah, Dampak Sistem Hidup yang Salah

Fantasi Sedarah, Dampak Sistem Hidup yang Salah


Oleh. VieDihardjo 
(Ketua Komunitas Ibu Hebat)


SSCQMedia.Com—Riuh media sosial setelah seorang influencer,  mengungkap sebuah grup yang berisi para pelaku pelecehan seksual terhadap keluarga dekat (inses), ayah kepada anaknya, ibu dengan anaknya, sesama saudara kandung, dan lainnya.  Mereka saling berbagi kisah di grup  tersebut, seperti saling menginspirasi. Anggota grup mencapai 32 ribu dengan rentang usia beragam. 

Kawiyan, Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sub cluster Pornografi dan Cyber menyatakan,  terungkapnya grup inses ini memperlihatkan. Bahwa,  aktivitas pelecehan seksual pada anak semakin banyak dan sulit diberantas. Bahkan,  bisa menjadi konten yang diperjualbelikan. Dan menjadi seperti fenomena gunung es, banyak sekali terjadi tapi tidak nampak di permukaan. Mengapa terjadi? 


Naluri yang Dibebaskan Tanpa Aturan

Manusia memiliki potensi berupa naluri-naluri. Di antaranya: Naluri mempertahankan diri (gharizah baqa), naluri seksual (gharizah nau’) dan naluri beragama (gharizah tadayyun). Naluri-naluri tersebut,  sangat dipengaruhi oleh rangsangan yang berasal dari luar diri manusia. 

Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, penyebab penyimpangan seksual salah satunya adalah pornografi yang bisa diakses secara bebas dan mudah.

Fantasi sedarah adalah bentuk penyimpangan seksual. Fantasi sedarah adalah imajinasi hubungan secara seksual terhadap yang memiliki hubungan sedarah (inses).

Menurut Psikolog UNAIR, Dr.Dewi Suminar, M.Si.,  menyatakan, bahwa perilaku inses bisa terjadi karena bisa karena trauma, pola interaksi keluarga, setting rumah hingga minimnya pemahaman agama yang rendah dan tidak dimulai sejak dini. 


Ketakwaan yang Ditinggalkan 

Kebebasan yang tidak dibatasi oleh aturan,  membuat jauhnya manusia dari agama, tidak lagi mengindahkan aturan agama sebagai standar baik buruk dan benar salah.  Ketakwaan kepada Allah, menjalankan aturan Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Jika yang berlaku adalah asas manfaat, termasuk pemenuhan naluri seksual, maka relasi kuasa  bisa mengerikan dan menjadi pemicu terjadinya inses.

Grup fantasi sedarah yang beranggotakan hingga ribuan, menjadi bukti lemahnya ketaqwaan masyarakat. Alih-alih dicegah, grup menyimpang semacam ini justru panen keanggotaan.

Lemahnya ketakwaan masyarakat, lemah juga amar ma’ruf nahi mungkar.  Sehingga penyimpangan menjadi subur. 
Suburnya penyimpangan seksual tidak bisa dilepaskan dari abainya negara terhadap penjagaan ketakwaan individu dan masyarakat. Kontrol terhadap informasi tidak dilakukan, individu dan masyarakat bebas mengakses informasi-informasi yang merusak pemikiran.


Islam Menjaga Pemenuhan Naluri Manusia 

Tidak ada yang bisa menghilangkan naluri pada diri manusia kecuali Allah. Naluri adalah potensi yang lekat pada diri manusia, dan bisa dibangkitkan melalui rangsangan dari luar .  Meskipun jika tidak terpenuhi,  tidak sampai membuat manusia kehilangan nyawa, tetapi menyebabkan kegelisahan hingga kekacauan.

Penampakan naluri seksual, misalnya, perasaan menyukai lawan jenis, ekspresi kasih sayang hingga melestarikan keturunan. Penampakan ini diarahkan agar tetap berada dalam koridor aturan yang akan menjaga manusia tetap berada dalam keadaan baik dan benar. 

Maka Islam memiliki sejumlah aturan yang mengikat individu, masyarakat hingga negara. Bagi individu misalnya, ada aturan terkait batasan aurat. Sebagaimana Allah berfirman agar para wanita menahan pandangan dan kemaluannya, menutupkan kaun kudung ke dadanya dan hanya menampakkan perhiasannya pada mahramnya,  yaitu ayahnya, ayah suaminya, putera-puteranya, putera-putera suaminya, saudara laki-lakinya, putera-putera saudara laki-lakinya atau putera-putera saudara perempuannya, dan seterusnya (QS. An-Nur ayat 31).

Kontrol masyarakat sangat penting, aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar adalah penjaga kehidupan, karena masyarakat akan senantiasa terjaga dalam kebaikan. Sebagaimana Allah berfirman agar orang-orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan adalah penolong bagi sebagian yang lain, menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan seterusnya (Qs. At Taubah ayat 71).


Grup ‘fantasi sedarah’ tidak akan berkembang dan panen anggota,  jika aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar kuat di antara masyarakat. 

Penjaga paling penting adalah peran negara, yang menerapkan Islam sebagai standar baik buruk dan benar salah, menerapkan Islam kafah untuk mengurus masyarakat.

Dengan demikian,  masyarakat terjaga nalurinya, tidak ada informasi-informasi rusak yang berkeliaran dan membangkitkan naluri seksual. Dalam menjaga interaksi laki-laki dan perempuan sesuai syariat, negara membangun fasilitas umum yang memadai bagi keduanya. 

Negara juga menyediakan lapangan kerja bagi laki-laki yang telah baligh untuk bekerja sehingga mereka mampu untuk menikah dan negara memfasilitasi dan memudahkan pemuda-pemudi untuk menikah jika telah mampu. 

Inses juga bisa terjadi,  karena setting rumah yang sesak karena masyarakat rendah tingkat ekonominya sehingga tidak mampu membangun rumah yang layak dan aman bagi seluruh anggota keluarga, maka peran negara penting untuk memastikan rumah menjadi tempat aman bagi seluruh anggota keluarga. 

Peran tiga pilar, yaitu individu, masyarakat dan negara secara maksimal akan menghindarkan munculnya grup-grup yang menyimpang dan merusak. 
Wallahu’alam bisshowab. [US]

Baca juga:

0 Comments: